Makin ke Sini Ole Gunnar Solskjaer Makin Mirip Gurunya Sir Alex Ferguson di Manchester United, Ini 5 Faktanya

oleh Ario Yosia diperbarui 21 Mei 2021, 09:10 WIB
Solskjaer dan Sir Alex Ferguson. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Ole Gunnar Solskjaer membawa Manchester United ke arah yang benar pada musim 2020-2021. United kembali bersaing untuk perebutan gelar juara Premier League, hal yang tak terjadi semenjak Sir Alex Ferguson pergi.

Setan Merah dipastikan finis di posisi kedua klasemen. United jadi tim yang paling dekat dengan Manchester City, sang juara. United bahkan sempat berada di puncak klasemen walau tidak lama.

Advertisement

Solskjaer punya peluang meraih trofi pertamanya bersama United sebagai manajer. Sebab, pelatih 48 tahun punya laga final Liga Europa melawan Villarreal yang akan dimainkan pada 27 Mei 2021 nanti.

Sejak ditunjuk sebagai manajer Manchester United pada 2018 lalu, Solskjaer membawa banyak perubahan besar. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini

Video

2 dari 6 halaman

Transfer Jitu

Striker Manchester United, Edinson Cavani, melakukan selebrasi bersama Marcus Rashford usai mencetak gol ke gawang Southampton pada laga Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Selasa (2/2/2021). Setan Merah menang dengan skor 9-0. (Laurence Griffiths/Pool via AP)

Tidak semua pemain yang dibeli era Solskjaer sukses. Alex Telles dan Donny van de Beek adalah contoh pemain yang belum memberi kontribusi maksimal.

Namun, di luar dua nama itu, Solskjaer membawa pemain yang memberi dampak besar bagi United. Bruno Fernandes dan Harry Maguire adalah contoh terbaik dari transfer sukses Solskjaer.

Lalu, ada Edinson Cavani yang tidak hanya memberi manfaat dari sisi teknis tapi juga mental dan pengalaman. Satu nama yang tidak boleh dilupakan adalah Aaron Wan-Bissaka.

3 dari 6 halaman

Membangun Tim Buat Jangka Panjang

Penjaga gawang Manchester United Dean Henderson meninju bola selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan West Ham United di Old Trafford, Manchester, Inggris, Minggu, Maret. 14, 2021. (Foto AP / Clive Brunskill, Pool)

Direksi United bukan tanpa alasan tidak memecat Solskjaer saat United terpuruk pada awal musim 2019/2020 lalu. Sebab, sejak awal United punya proyek jangka panjang dan melakukan investasi pada pemain muda.

Solskjaer memberi kesempatan lebar pada Mason Greenwood masuk ke starting XI. Lalu, ada Scott McTominay yang makin matang. Musim ini, datang Dean Henderson yang merebut tempat David de Gea.

Solskjaer masih punya Amad Diallo dan Anthony Elanga yang mendapat debutnya musim ini. Kecuali Amad Diallo, nama-nama yang disebut adalah pemain didikan akademi United.

4 dari 6 halaman

Sukses Membentuk Pertahanan yang Kukuh

Pada musim 2018-2019, di mana Solskjaer ditunjuk sebagai manajer mulai Desember 2018, United punya pertahanan yang buruk. Pada musim itu, United kebobolan 54 gol di Premier League. Catatan yang buruk.

Solskjaer kemudian membenahi lini belakang Setan Merah. Harry Maguire dibeli. Chris Smalling dan pemain yang tak berkontribusi dipinggirkan dari starting XI.

Musim lalu, United kebobolan 36 gol saja di Premier League. Hanya kalah dari Liverpool dan Man City. Musim ini, hingga pekan ke-37, United kebobolan 43 gol di Premier League.

Patut dicatat, di era jayanya bersama Sir Alex Ferguson, Manchester United adalah tim yang kuat dalam bertahan. Di lini belakang mereka selalu ada sosok bek-bek berkarakter kuat yang bisa membentengi poros belakang dengan baik.

5 dari 6 halaman

Hubungan yang Harmonis

Bek kiri Manchester United (MU) Luke Shaw gagal mencegah pemain Tottenham Hotspur Son Heung-Min mencetak gol kedua ke gawang timnya pada pekan keempat Liga Inggris di Old Trafford, Minggu (4/10/2020). (Oli Scarff / Pool melalui AP)

Solskjaer membuat garis pembeda yang nyata antara dirinya dengan Jose Mourinho. Pada era Mourinho, menyalahkan pemain adalah hal wajar. Namun, itu tidak terjadi pada era Solskjaer.

Solskjaer selalu berada di baris depan untuk membela para pemain. Solskjaer bukan hanya tidak pernah mengkritik para pemain di depan media, tapi selalu memberi pujian atas performa apik anak asuhnya.

Solskjaer juga punya pendekatan personal yang bagus. Kasus bangkitnya Fred, Luke Shaw, hingga Anthony Martial adalah contoh sukses pendekatan Solskjaer.

6 dari 6 halaman

Filosofi Ferguson Way

Edinson Cavani telah menjadi salah satu pemain penting Manchester United musim ini. Ia berpeluang membawa trofi Liga Europa ke Old Trafford. (AP/Dave Thompson)

David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho menemui jalan buntu di United. Mereka punya ide sepak bola yang berbeda. Lalu, datang Solskjaer yang membawa ide lama nan legendaris yakni 'Ferguson Way'.

Solskjaer tidak mengadopsi tiki taka atau gegenpressing yang mendapat banyak pujian. Dia membawa permainan direct dan menyerang ala Ferguson. Cara bermain yang tanpa basa-basi saat menyerang.

Marcelo Bielsa, manajer Leeds United, memberi pujian untuk kerja Solskjaer di United.

"Sepak bola sederhana adalah yang terbaik. Yang terbaik adalah ketika pemain diizinkan melakukan apa yang terbaik. Manchester United adalah contohnya. Bermain sederhana itu sangat sulit. Ketika Anda berhasil mencapainya, itu sangat memuaskan," ucap Bielsa.

Sumber asli: Sportskeeda

Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, Published

Berita Terkait