Bola.com, Tavullia - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, menyari sudah lama berkarier di dunia balap motor, termasuk MotoGP. Dia mengklaim kariernya yang panjang itu berkat anak-anak didiknya di VR46 Riders Academy.
VR46 Riders Academy resmi dibentuk Valentino Rossi pada 2013, tercetus akibat rasa sedih ditinggalkan sang sahabat sekaligus partner latihannya, Marco Simoncelli, yang meninggal dunia akibat kecelakaan hebat di MotoGP Malaysia 2011. Franco Morbidelli, yang sudah latihan dengan Rossi sejak 2010, menjadi anggota pertamanya.
Sejak itu, VR46 terus berkembang. Belasan rider muda Italia yang pernah bernaung di sana kini turun di Moto3, Moto2, dan MotoGP. Saat ini, ada delapan rider yang masih terikat dengan VR46. Selain Morbidelli, ada Pecco Bagnaia, Luca Marini, Marco Bezzecchi, Celestino Vietti, Stefano Manzi, Andrea Migno, dan Niccolo Antonelli.
"Situasi kami jadi tak terkendali," gurau Rossi via Sky Sports, Kamis (27/5/2021). "Kami mulai dengan Marco, lalu ada Franco, Luca, Migno... Mereka semua tampil baik. Saya balapan lebih lama dari yang pernah saya bayangkan, dan pada akhirnya kami malah jadi rival di MotoGP. Balapan dengan melawan mereka rasanya lebih sulit, rasanya berbeda."
Rossi senang melihat anak-anak didiknya ini punya karakter dan gaya balap yang berbeda-beda, hingga juga saling belajar lebih baik. Mengingat dirinya juga rutin berlatih bersama mereka, Rossi memetik banyak manfaat. Selain mempelajari gaya balap generasi muda, ia juga mendapatkan motivasi untuk terus berkompetisi.
"Tiap rider punya karakter unik. Contohnya Pecco, yang sangat berbeda dari Franco. Tapi kami saling menyayangi. Jika saya berada di sini, itu berkat mereka semua, juga sebaliknya. Kami selalu senang latihan bersama. Kalau naik motor, kami coba lakukan bersama agar tak terlalu lelah. Bekerja sama sangatlah keren!" ujar Valentino Rossi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Level Persaingan Tinggi
Di lain sisi, Rossi yang sudah menghadapi rival dari empat generasi berbeda, juga sadar para rider muda masa kini punya pandangan hidup yang jauh berbeda dari para rider masa lalu. Menurutnya, sikap dan jalan pikiran yang jauh lebih profesional menjadikan mereka atlet yang lebih baik, hingga sangat fokus pada hasil-hasil mentereng. Alhasil, persaingan juga kian ketat.
"Level persaingan yang tinggi ini terjadi karena kini semua rider lebih profesional, atlet yang sesungguhnya. Gaya hidup mereka lebih baik, makan lebih sehat, tidur lebih awal, benar-benar menjalani hidup sebagai atlet. Bahkan persiapan menghadapi kompetisi kini sangat berbeda, Anda punya dukungan lebih besar dan tujuannya lebih berarti," tuturnya.
"Kini, jika mau, Anda bisa sepanjang waktu mengikuti kamera motor Fabio Quartararo dan melihat caranya berkendara. Pada masa lalu, situasinya tak begini. Kini, demi ada di papan atas MotoGP, Anda harus bekerja keras, mengendarai motor 2-3 kali sepekan, ditambah latihan di gym agar tubuh bugar. Kehidupan seorang atlet itu berat, tapi juga indah," tutup Rossi.
Sumber: Sky Sport
Disadur dari: Bola.net (Penulis Anindhya Danartikanya, published 28/5/2021)