Berita Liga Champions: Juara, Bukti Sukses Chelsea dari Pelatih Comotan

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 30 Mei 2021, 06:42 WIB
Roberto Di Matteo. Asisten pelatih Chelsea ini menggantikan Andre Villas Boas sebagai pelatih utama pada 4 Maret 2012. Ia mempsersembahkan trofi Piala FA dan Liga Champions dalam rentang 14 hari. Piala FA diraihnya pada 5 Mei 2012 dan Trofi Liga Champions pada 19 Mei 2012. (AFP/John MacDougall)

Bola.com, Jakarta - Chelsea menjadi jawara Liga Champions 2020/2021 setelah menumbangkan Manchester City, pada final di Estadio Do Dagrao, Porto, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB. Gol tunggal dari Kai Harvetz menjadikan Chelsea memiliki catatan unik.

Fakta pembuka, keberhasilan Chelsea mengangkat trofi Liga Champions membuktikan insting tajam manajemen. Yup, dua kejayaan mereka di turnamen antarklub tertinggi Eropa tersebut berasal dari pelatih 'comotan'.

Advertisement

Definisi pelatih comotan tersebut adalah mereka yang datang di tengah kompetisi setelah arsitek sebelumnya dipecat. Nama Thomas Tuchel membuat Roberto Di Matteo juga terkerek, menyembulkan memori di setiap penggemar Chelsea.

Nama Roberto Di Matteo moncer ketika berhasil membawa Chelsea mengoleksi gelar perdana Liga Champions. Pada laga final 2011/2021, pasukan Di Matteo menundukkan raksasa Jerman, Bayern Munchen via adu penalti.

Kala itu, armada Di Matteo berstatus underdog. Maklum, sepanjang perjalanan menuju final, tak ada tanda-tanda kekuatan Chelsea untuk menumbangkan 'kengerian' skuad Bayern Munchen.

 

Video Chelsea Juara

2 dari 3 halaman

Kekuatan Terbatas

1. Frank Lampard - Saat masih bermain Fank Lampard merupakan salah satu pemain terbaik yang dimiliki Chelsea. Lampard sukses memberikan bebagai macam trofi untuk Chelsea, salah satunya trofi Liga Champions pada 2012. (AFP/Adrian Dennis)

Kala itu, Di Matteo hanya bertumpu pada Didier Drogba, Juan Mata, Frank Lampard dan pengalaman Petr Cech serta duet David Luiz - Gary Cahill. Mereka harus berhadapan dengan komposisi 'mengerikan' FC Hollywood, yang kala itu juga berstatus tuan rumah.

Sinyal kalah sempat merebak ketika Thomas Muller merobek jala Chelsea pada menit ke-83. Namun, berkat determinasi tinggi, lima menit berselang The Blues membalas via Didier Drogba.

Lagi-lagi, pada babak penalti penendang pertama, Juan Mata, gagal. Beruntung ketenangan Petr Cech membuat dua eksekutor Bayern Munchen tak bisa menyumbang poin. Alhasil, Chelsea menjadi jawara setelah unggul 4-3.

Kesuksesa Roberto Di Matteo memberi trofi Liga Champions tak lepas dari keputusan para petinggi Chelsea. Mereka memecat Andre Villas-Boas yang dianggap tak punya prospek lagi menaikkan performa Si Biru asal London tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Tetap Terancam

Para pemain Chelsea merayakan gelar juara Liga Champions usai menaklukkan Manchester City pada laga final di Stadion Dragao, Minggu (30/5/2021). Chelsea menang dengan skor 1-0. (Pierre Philippe Marcou/Pool via AP)

Hebatnya, langkah Roberto Di Matteo seakan bak keajaiban. Bagaimana tidak, pelatih asal Italia ini menangani Frank Lampard dkk pada Maret 2012. Kini, Thomas Tuchel berhasil mengikuti jejak Di Matteo.

Namun, ada cerita yang tak mengenakkan bagi sang caretaker, Di Matteo. Sukses tak menjamin kelanggengan bersama Chelsea. Gara-gara kalah 0-3 dari Juventus pada Liga Champions 2012/2013, Di Matteo terdepak. Posisinya digantikan Rafael Benitez.

Nah, apakah Thomas Tuchel akan mengikuti nasib ngenes Roberto Di Matteo ?, kita tunggu saja. Satu yang pasti, kini Chelsea layak bergembira setelah tepat memilih pelatih pengganti.