Bola.com, Jakarta - Hingga kini pandemi COVID-19 hingga kini masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Seperti diketahui, ekonomi menjadi satu di antara sektor yang paling terdampak pandemi yang terjadi hampir di seluruh dunia ini.
Di Indonesia, hampir sebagian besar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami penurunan omzet dan bahkan ada yang harus terpaksa berhenti beroperasi.
Mau tidak mau, para pelaku usaha harus beradaptasi dengan suasana baru, yang tak diperkirakan sebelumnya. Baik itu usaha skala besar maupun skala rumahan, semuanya ikut terdampak.
Namun, di antara itu semua, ada satu kisah perjuangan milik dua pria asal Cilegon dan Serang, Dean Mochamad Gymnatsiar dan Rizky Bai Saputra, yang inspiratif. Bisnis mereka dapat bertahan dalam badai pandemi COVID-19.
Kedua pria yang akrab disapa Dean dan Bai itu memiliki usaha di bidang jasa cuci sepatu, yang diberi nama Sikil Clean (@sikil.clean), yang berada di Jl. Tirtalaya No.18, Serang, Kec. Serang, Kota Serang, Banten.
Penasaran dengan kisah Dean dan Bai saat memperjuangan bisnis Sikil Clean di masa pandemi ini? Berikut kisah inspiratifnya.
Awal Mula Mendirikan Bisnis Cuci Sepatu
Sikil Clean merupakan bisnis jasa cuci sepatu yang memberikan solusi akan kebutuhan perawatan sepatu. Peluang bisnis ini dianggap layak untuk dipertimbangkan.
Dean dan Bai menceritakan awal mula mendirikan bisnis Sikil Clean. Keduanya mengatakan semua itu berawal dari peluang pasar dan modal naik gunung.
"Jadi, awalnya mengapa berkeinginan membuka usaha sepatu, itu dari ide dan lihat pasar di Serang-Cilegon, yang menurut Bai bagus untuk buka peluang usaha cuci sepatu ini," ujar Dean.
"Tertarik karena kebetulan emang tahun lalu saya juga lagi nganggur dan Anda tahu, mencari kerjaan susah di masa pandemi," tambah Dean.
Bai menimpali, saat itu ia juga sedang mencari pekerjaan dan berpikir keras untuk mendapatkan penghasilan. Bai memiliki hobi yang sama dengan Dean, yaitu mendaki gunung.
"Karena pada awalnya Sikil Clean dibentuk dari anak-anak yang suka naik gunung dan keuntungan yang didapat kami pakai buat modal naik gunung hahaha," ujar Bai, pria lulusan S1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dean mengungkapkan, ia dan Bai dapat seperti sekarang karena dukungan dari teman-teman terdekatnya.
"Sebelumnya selain kami berdua ada Bang Dwi, Kesit sama Mas Dedi," ujar pria lulusan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jurusan Manajemen Keuangan ini.
"Ada lima orang yang mau join, ya lumayan tenaga tambahan di saat cucian lagi banyak. Tujuannya untuk cari modal buat jalan-jalan hahaha..." imbuhnya.
Pada akhirnya, Dean, Bai bersama ketiga teman lainnya mendirikan Sikil Clean. Sikil Clean telah berdiri sejak 17 April 2020. Saat itu COVID-19 sudah menjadi pandemi.
"Awalnya kami berembuk soal nama buat usaha ini. Banyak yang mengajukan 'shoes clean', 'cuci sepatu', dan lain-lain yang berbau bahasa Inggris. Lalu saya usulkan mengapa tidak 'sikil shoes and clean'. Teman-teman tertarik. Lucu, biar ada kata lokal-lokalnya. Akhirnya dikoreksi sama yang lain menjadi lebih simpel, yakni 'sikil clean'. Begitulah didapatkan nama Sikil Clean itu," ungkap Dean perihal asal-usul nama 'Sikil Clean'.
Perlu diketahui, kata sikil memiliki arti kaki yang diambil dari bahasa daerah Jaseng (Jawa-Serang) dan clean (bersih) dari bahasa Inggris.
Jasa yang Ditawarkan
Selain mencuci sepatu, Sikil Clean melayani jasa lainnya, seperti unyellowing, repaint, dan repair sesuai keinginan pelanggan. Berbagai jenis bahan sepatu seperti jenis kanvas, suede, kulit, denim, karet, dan sebagainya bisa mereka terima.
Untuk menarik lebih banyak pelanggan, Sikil Cean membanderol jasa cuci sepatu dengan harga terjangkau, yakni berkisar Rp25 ribu hingga yang termahal Rp45 ribu
Untuk jasa lainnya seperti unyellowing, repaint, dan repair, Sikil Clean mematok harga Rp50 ribu hingga Rp100 ribu.
Sikil Clean sangat menjaga kualitas jasanya. "Dijamin memuaskan hasilnya," tegas Dean.
Mereka juga menawarkan beragam promosi yang sangat menarik supaya dilirik pelanggan.
"Free pick up and delivery daerah Serang-Cilegon dengan ketentuan yang berlaku minimal tiga pasang sepatu atau kalau mau COD boleh satu pasang," tambahnya.
Strategi yang Dilakukan dan Pesan Pemilik Usaha di Masa Pandemi COVID-19
Mengusung konsep premium laundry sepatu, Sikil Clean sukses meraup pundi-pundi rupiah dan mampu bertahan di tengah badai pandemi COVID-19.
Jasa cuci sepatu yang dirintis Dean dan Bai ini mampu meraup omzet sekitar Rp4 juta per bulan dan hampir tembus 150 pasang sepatu dalam sebulan.
Omzet usaha cuci sepatu milik dua pria berusia 26 tahun ini tidak bisa dianggap remeh. Namun, seperti halnya pengusaha lainnya, bisnis cuci sepatu Dean dan Bai mengalami ujian ketika pandemi COVID-19 tak kunjung usai.
Bai mengakui, pandemi memengaruhi kelangsungan bisnisnya karena pendapatan yang diperolehnya mengalami penurunan.
"Sekarang lebih kurang 50 pasang sepatu sebulan," ujarnya.
Meski pandemi COVID-19 memengaruhi kelangsungan bisnis Sikil Clean, Bai berupaya mencari metode yang tepat bagi usahanya. Mereka melakukan perubahan strategi, khususnya untuk menarik lagi minat konsumen.
"Khawatir takut ditinggal pelanggan itu ada, tapi di satu sisi dengan ada jasa cuci sepatu ini pelanggan yang mungkin takut untuk keluar rumah, kami sediakan free pickup untuk membantu pelanggan," kata Dean.
"Kami tetap menjaga kualitas pelayanan dann kebersihan serta selalu me-maintenance konsumen dengan baik," sambungnya.
Meski sedang diterpa pandemi COVID-19, para pemilik Sikil Clean memiliki optimisme terhadap keberlangsungan bisnis cuci sepatu yang digeluti.
"Untuk ke depan, rencana punya homebase sendiri di Serang, Cilegon, dan Tangerang," imbuh Bai.