Bola.com, Jakarta - Pelatih dari Amerika Latin memiliki sejarah panjang di persepakbolaan Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan pernah menuai sukses, baik sebagai pemain, maupun ketika menjadi juru taktik di Liga 1.
Setelah menunggu sekian lama, Liga 1 akan kembali diputar awal Juli mendatang. Hampir semua klub sudah melakukan persiapan, mulai latihan sampai manuver bursa transfer.
Berkompetisi di masa new normal seakan jadi tantangan baru bagi pelatih. Mereka tak sekadar melakukan persiapan secara teknis. Tapi juga hal lain di luar lapangan agar pemainnya tetap fokus mengingat banyak penyesuaian untuk sistem kompetisi nantinya.
Seperti rencana membuat format series dan dipusatkan di Jawa. Sehingga tim dari pulau lain seakan menjalani away terpanjang.
Tentunya seluruh pelatih harus menyiapkan segalanya lebih baik, tak terkecuali deretan pelatih asal Amerika latin. Seperti Mario Gomez (Borneo FC), Jacksen Tiago (Persipura) dan Stefano 'Teco' Cugurra (Bali United).
Mereka merupakan pelatih dari selatan Benua Amerika yang masih tersisa di Liga 1. Padahal tahun-tahun sebelumnya, masih banyak nama-nama lain. Seperti Sergio Farias, Gomes de Oliveira, Carlos Oliveira dan lainnya.
Namun demikian, ketiganya yang tersisa bisa dibilang memang mereka punya modal nama besar dan tangan dingin. Jacksen dan Teco pernah mempersembahkan gelar juara di kompetisi level tertinggi. Sementara Gomez masih dengan modal pengalaman jadi asisten pelatih tim besar Eropa, Inter Milan dan Valencia.
Tentu akan menarik dinanti, apakah tangan dingin mereka bisa membuat klubnya tetap garang di Liga 1, mengingat kompetisi nanti rencananya menerapkan sistem bubble. Berikut ulasan kiprah pelatih Brasil dan Argentina ini di Indonesia.
Video
Jacksen Tiago (Persipura Jayapura)
Nama yang sudah sangat familier di telinga pecandu sepakbola tanah air. Karena pria asal Brasil ini sejak jadi pemain sudah berkarir di Indonesia tahun 1994 silam. Karirnya profesionalnya sebagai pelatih juga dibangung di sini ketika menangani Persebaya Surabaya tahun 2003 silam. Tak heran juga Jacksen jadi salah satu simbol pelatih Brasil paling sukses di era sepakbola modern.
Tiga gelar juara kompetisi level tertinggi juga sudah dicapai saat menangani Persebaya dan Persipura Jayapura. Namun prestasi itu diraih dalam situasi normal. Artinya kompetisi digelar dengan format home and away. Tapi Persipura tetap jadi salah satu favorit juara musim 2021. Meskipun fokus mereka bakal terpecah karena bermain di AFC Cup.
Jacksen sudah mengantisipasi format kompetisi baru Liga 1. Sehingga Persipura sejak Ramadhan lalu sudah menggelar pemusatan latihan di Jawa Timur, antara Kota Batu dan Surabaya. Ini sekaligus membuat mental pemain terbiasa main di luar kandang. Terlebih saat jauh dari keluarga dalam waktu lama. Selain itu, dua tahun terakhir, tim berjuluk Mutiara Hitam ini sempat jadi musafir. Bermain di Sidoarjo dan Manado karena Stadion Mandala, Jayapura sedang direnovasi. Artinya, Jacksen punya modal mengarungi kompetisi musim ini.
Stefano Teco Cugurra (Bali United)
Pria asal Brasil ini sekarang masuk dalam pelatih papan atas Indonesia dalam waktu singkat. Dia berhasil membawa dua klub berbeda jadi juara Liga 1 secara beruntun. Dengan Persija Jakarta musim 2018, dilanjutkan dengan Bali United tahun selanjutnya. Teco juga dapat penghargaan sebagai pelatih terbaik Liga 1 2019. Label pelatih spesialis juara melekat padanya sekarang.
Karena Bali United saat ini masih jadi salah satu tim tangguh di Indonesia. Bahkan materi pemainnya lebih mentereng. Masih ada Ilija Spasojevic, Willian Pacheco, Nadeo Argawinata dan lainnya. Tapi musim ini dia akan merasakan hal yang beda. Pandemi virus corona membuat Bali United tak bisa main didepan pendukungnya sendiri. Apalagi jika rencana Liga 1 2021 diputar di Jawa direalisasikan.
Di Piala Menpora 2021 contohnya, langkah Bali United hanya sampai perempat final. Waktu itu mereka bermain di Sleman.
Sepertinya bermain tanpa penonton membuat tim berjuluk Serdadu Tridatu ini kurang bergairah. Ini jadi pekerjaan rumah bagi Teco. Ditambah lagi musim ini mereka juga harus main di Piala AFC. Artinya, secara fokus dan tenaga mereka harus terbagi.
Mario Gomez (Borneo FC)
Pelatih 64 tahun ini masuk dalam kategori pemain papan atas di Indonesia. Pengalamannya jadi asisten pelatih tim besar Eropa, Inter Milan dan Valencia membuatnya punya nilai jual tinggi. Ditambah lagi Gomez pernah mengantar klub besar Malaysia, Johor Darul Takzim jadi juara Piala AFC 2015 silam.
Di Indonesia, dia memang belum pernah memberikan gelar juara Meskipun dia pernah menangani tim sekelas Persib Bandung dan Arema FC. Namun di Arema karirnya singkat karena pandemi virus corona musim lalu.
Tapi ada sebuah karakter yang bisa diperlihatkan Gomez di setiap klub yang dibelanya. Di awal musim, Persib dan Borneo FC yang pernah dilatihnya sempat keteteran. Tapi putaran kedua timnya bisa tancap gas. Gomez memiliki filosofi jika timnya selalu butuh waktu untuk terus berbenah.
Sayang, ketika performa timnya di puncak, sisa pertandingan yang dimiliki tak cukup membuat klubnya bisa jadi juara. Bersama Borneo FC, saat ini Gomez mulai mempersiapkan tim lebih matang. Setelah babak belur di Piala Menpora, dia melanjutkan persiapan dengan pemusatan latihan di Yogyakarta. Tujuan lainnya, dia juga ingin timnya siap main di Jawa dengan format baru Liga 1 nanti. Bisakah Gomez meraih gelar pertamanya di Indonesia? Menarik dinanti seperti apa kiprah Borneo FC di Liga 1 nanti.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
Mengulas Ranking FIFA Negara-negara yang Bersaing di Piala AFF 2024: Thailand Masih Tertinggi, Timor Leste Paling Buncit
4 Fakta Menarik Laga PSIS vs Semen Padang: Adi Satryo Makin Superior, Kabau Sirah Dibanjiri Catatan Merah!