Bola.com, Jakarta - Seorang pria asal Singapura telah mengaku bersalah karena mengirimkan ancaman pembunuhan kepada bintang Premier League, Neal Maupay. Ia bersiap menerima konsekuensi hukuman dari pengadilan Negeri Singa.
Derek Ng De Ren, 19, mengirim pesan setelah tim Maupay Brighton & Hove Albion mengalahkan Arsenal bulan Juni lalu.
Ng, yang menghadapi denda hingga £10.000 atau hukuman penjara dua tahun, juga mengirim pesan yang mengancam keluarga Maupay.
Kasus ini merupakan kasus pertama di luar Inggris diproses hukum.
Sang pendukung Arsenal mengirim pesan di Instagram setelah Maupay mencetak gol kemenangan di injury time dalam pertandingan melawan klub London.
Pada pertandingan tersebut kiper Arsenal Bernd Leno dibawa keluar lapangan dengan tandu setelah bertabrakan dengan Maupay.
Pihak kepolisian Singapura atas bantuan Brighton & Hove Albion dan Premier League bergerak menyelidiki kasus ujaran kebencian ini. Ng akhirnya ditangkap dan diproses hukum.
Maupay mengatakan: "Perudungan keji dan beracun adalah kejadian sehari-hari bagi banyak atlet profesional dan tokoh masyarakat. Saya harap ini menunjukkan kepada para penyebar kebencian di dunia maya bahwa yang mereka lakukan benar-benar tidak dapat diterima dan bahwa pihak berwenang siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan."
Video
Kolaborasi Kepolisian dan Otoritas Sepak Bola
Wartawan BBC Singapura, Nick Marsh kasus ini menjadi contoh yang baik, bahwa otoritas sepak bola bisa berkolaborasi dengan pihak kepolisian memburu para penyebar kebencian di dunia maya.
"Premier Leahue mengatakan sebagian besar pelecehan yang didapat pemain yang berbasis di Inggris berasal dari luar negeri. Beberapa perkiraan menyebutkan hingga 70 persen. Dari mana pun asalnya pelaku perundungan perlu diusut dan mendapat konsekuensi hukum atas tindakannya," ujarnya.
Kepala eksekutif Liga Inggris, Richard Masters mengatakan pelecehan yang diterima Maupay "mengerikan", dan otoritas sepak bola "akan terus bekerja dengan otoritas terkait untuk memerangi kebencian online".
Direktur Eksekutif Brighton, Paul Barber mengatakan: "Kami menyambut baik putusan itu.
"Bahkan di mana posting anonim, kami akan menggunakan semua sumber daya hukum yang tersedia untuk mengidentifikasi pelaku.
"Penyalahgunaan, trolling, dan kebencian online dalam bentuk apa pun tidak akan ditoleransi."
Ng akan divonis pada 7 Juli 2021. Kasus ini bisa jadi pembelajaran bagi netizen sepak bola Tanah Air, untuk lebih hati-hati meluapkan perasaannya di ranah publik.
Sumber: BBC