Foto: Egan Bernal, Si Maglia Rosa Giro d’Italia 2021, Kemenangan Kedua Grand Tour-nya

oleh Bagaskara Lazuardi diperbarui 02 Jun 2021, 21:03 WIB
Pembalap Ineos Grenadiers, Egan Bernal, sukses dalam perhelatan Giro d’Italia tahun ini. Ia sukses mengantongi poin tertinggi di Geneal Classification (GC) dan membuatnya menjadi Si Maglia Rosa Giro d’Italia. (Foto: AFP/Luca Bettini)
Egan Bernal lahir di Zipaquirá, Kolombia pada 13 Januari 1997. Ia memulai kiprahnya ketika berumur 8 tahu hingga ia banyak mendominasi balapan di Kolombia. Pencapaian besar masa kecilnya adalah menyabet medali perunggu Kejuaraan Dunia XC Junior pada tahun 2014 dan 2015. (Foto: AFP/Luca Bettini)
Karir profesionalnya dimulai ketika Gianni Savio menawarinya untuk menjadi pembalap di Tim Androni Giocattoli – Sidermac pada tahun 2016. Setelah itu pada tahun 2018, ia direkrut oleh Team Sky sebelum berubah menjadi nama menjadi Ineos Grenadiers. (Foto: AFP/Luca Bettini)
Karir paling gemilangnya adalah saat ia mampu menyabet Yellow Jersey di perhelatan balap sepeda paling bergengsi di dunia yaitu Tour de France 2019 lalu. Penampilan konsistennya membawanya memuncaki poin General Classification kala itu. (Foto: AFP/Luca Bettini
Ia dinobatkan sebagi pembalap kolombia pertama yang pernah menjuarai Tour de France. Selain itu, ia juga menyandang White Jersey atau pembalap muda terbaik (U25) dan posisi ke dua pada Mountain Classification, kalah tipis (86-78 poin) dengan Romain Bardet (AG2R La Mondiale). (Foto: AFP/Luca Bettini)
Pada balapan Giro d’Italia kali ini, Bernal mengantongi poin penuh ketika etape 9 Castel di Sangro ke Sampo Felice dan etape 16 Sacile ke Cortina d’Ampezzo. Kala itu ketika etape 16 berjalan, panitia harus memangkas jaraknya dari 212 km menjadi 153 km akibat cuaca buruk. (Foto: AFP/Luca Bettini)
Di usianya yang menginjak 24 tahun ini, karir Egan Bernal akan terus berkembang. Kemenangannya di Giro d’Italia ini akan mengukuhkannya menjadi ujung tombak Tim Ineos Grenadiers dalam even-even Grand Tour berikutnya. (Foto: AFP/Luca Bettini)