Bola.com, Jakarta - Marco Motta menyukai tantangan. Karena itulah, ia bermain di Indonesia. Pilihan berkarier di Asia bukan terjadi begitu saja. Semuanya telah dipikirkan masak-masak. Dia memang tertarik untuk berkiprah di benua kuning setelah 15 tahun bermain di Eropa. Setelah menimang-nimang tawaran yang masuk, hatinya memilih Indonesia dan Persija Jakarta.
Pemain Italia dikenal jago kandang. Kebanyakan dari mereka tidak berani bermain di luar Negeri Pizza. Namun, Marco Motta adalah sebuah pengecualian. Dia bermain di lima negara untuk 13 klub.
Pada periode 2018-2019, karier Marco Motta di ambang ketidakjelasan. Dia bukan lagi pemain dengan label Liga Italia, Liga Inggris, atau Liga Spanyol. Dia adalah seorang pemain Cypriot First Division atau kasta teratas Liga Siprus! Marco Motta dipinang AC Omonia, klub tersukses kedua di sana dengan raihan 21 gelar juara.
Marco Motta bukan pemain sembarangan, setidaknya di negaranya. Dia pernah bermain untuk dua klub raksasa, Juventus dan AS Roma. Dia juga merupakan langganan Timnas Italia level usia, meski hanya membuat satu cap di timnas senior.
Di AC Omonia, kiprah Marco Motta tidak berjalan mulus. Dia absen selama setengah musim lebih. Marco Motta baru mencatatkan debutnya pada Februari 2019. Di akhir musim, mantan pemain Udinese itu cuma membukukan delapan penampilan.
Pada Juni 2019, Marco Motta meninggalkan AC Omonia. Dia lalu menganggur selama setengah tahun. Enam bulan tanpa klub, Marco Motta memantapkan keyakinannya untuk mencoba suasana baru: bermain di Asia.
Medio Januari 2020, Persija Jakarta memperkenalkan Marco Motta. Dia dikontrak selama dua tahun. Namun, musim pertamanya di Indonesia tidak berjalan sesuai harapan. Kompetisi dihentikan ketika memasuki pekan ketiga akibat pandemi COVID-19.
Bola.com berkesempatan untuk mewawancarai Marco Motta tentang kariernya di Indonesia. Wawancara ini merupakan bagian pertama dari dua bagian wawancara yang direncanakan dengan Marco Motta. Berikut petikannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Cerita Bergabung dengan Persija
Bagaimana ceritanya Anda bisa bermain di Indonesia dan bergabung dengan Persija? Apa yang membuat Anda tertarik berkarier di Indonesia?
Saya sudah menginginkannya sejak Januari 2020. Saya memiliki rencana untuk pergi ke Asia demi mencoba tantangan dan pengalaman baru. Saya sangat menghargai benua dan budaya ini. Tentu saja, setiap negara di Asia berbeda, tetapi untuk beberapa hal, itu serupa. Tujuan saya adalah datang ke Asia dan saya berbicara dengan beberapa klub.
Setelah saya mendapatkan tawaran dari Persija, saya tidak banyak tahu tentang Indonesia, Persija, dan Jakarta. Saya hanya ingat ketika saya berada di Jakarta pada 2014 bersama Juventus. Tetapi saya hanya tinggal selama tiga hari.
Setelah itu, saya bertemu dengan presiden tim di Jakarta dan mereka menunjukkan proyek, ide, kota, dan fasilitas di Jakarta. Saya menjadi benar-benar yakin untuk menandatangani kontrak dengan Persija. Hari ini saya dapat mengatakan bahwa saya sangat bahagia di Persija.
Apakah Anda mengetahui Indonesia sebelum bermain untuk Persija?
Saya tidak tahu banyak tentang Indonesia. Saya hanya ingat ketika Juventus bermain melawan ISL All Star. Saya ingat atmosfer yang sangat indah dan sekitar 80 ribu orang di stadion. Lapangan indah, stadion indah, SUGBK yang kelak menjadi rumah saya. Hanya inilah yang saya ketahui. Tetapi, setelah itu, pemikiran saya benar terhadap Persija, Indonesia, dan The Jakmania. Mungkin ini adalah satu di antara perasaan yang paling indah di dunia.
Kesan terhadap Sepak Bola Indonesia
Bagaimana kesan pertama Anda terhadap sepak bola Indonesia?
Kesan pertama saya tentang sepak bola Indonesia ada pada 2020. Sebab saat itu merupakan tahun sulit untuk sepak bola, di mana pun. Ketika saya tiba di sini, saya melihat semua klub, mereka mempunyai ide. Mereka memiliki pemain bagus, tetapi hampir semua pemain banyak berlari dan bertarung. Itu adalah sesuatu yang sangat saya sukai.
Namun, itu mungkin menjadi sesuatu yang tidak diharapkan oleh orang yang datang dari luar Indonesia. Tapi, buat saya, itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Saya sudah mengatakannya berkali-kali bahwa sepak bola, di mana pun itu, hampir sama. Selain itu, tentu saja, kualitas pemain, pemain top, tim yang juara, mereka membuat perbedaan.
Tapi, jika Anda tidak berlari dan bertarung di level yang sama, Anda tidak dapat menunjukkan keahlian Anda. Ini merupakan pandangan saya.
Tidak banyak pemain Italia merumput di luar negeri. Sedangkan Anda bermain di lima negara untuk 13 klub. Apa yang membuat Anda menyukai berkarier di luar negeri?
Ya, itu benar. Saya bermain di empat negara yang berbeda setelah Italia. Itu adalah sesuatu yang ingin saya lakukan. Saya ulangi, saya penasaran, sungguh. Sepak bola adalah kunci saya di dunia untuk menemukan budaya, negara, benua, bahasa, orang, dan kepribadian yang berbeda-beda. Sepak bola memberikan saya banyak hal dalam hidup dan saya sangat senang memiliki kesempatan untuk menunjukkan ke empat negara yang berbeda, seperti apa diri saya. Sekarang saya punya banyak teman di Spanyol, di Italia, di Inggris, dan sekarang di sini, di Indonesia. Pengalaman luar biasa ini yang saya coba ajarkan kepada anak-anak saya setiap harinya, betapa pentingnya bepergian. Yang paling penting adalah dapat mengetahui bahasa baru. Saya sangat bangga.
Jadi, saya senang bahwa anak-anak saya, Leone yang berusia lima tahun dan Moran Lila yang berumur tiga tahun, mereka berbicara dalam tiga bahasa. Ini adalah sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang tidak bisa dibeli. Saya adalah orang Italia, istri saya dari Spanyol, tetapi kami sering bepergian dan kami tinggal bersama di empat negara yang berbeda. Ini adalah bagian yang indah dari hidup saya dan ini menjadi motivasi dan alasan sebenarnya mengapa saya sering pindah dari satu negara ke negara lain.
Tentang Timnas Indonesia
Apakah Anda mengikuti perkembangan Timnas Indonesia di tangan Shin Tae-yong?
Saya melihat sesuatu di tim ini. Saya mengetahui bahwa beberapa hari lalu, Timnas Indonesia bermain imbang 2-2 melawan Thailand. Saya pikir itu bukan hasil yang buruk untuk mereka. Saya melihat tim ini dilatih oleh pelatih asal Korea Selatan.
Waktu saya bermain di Inggris, saya punya teman dari Korea Selatan. Saya tahu bagaimana profesionalnya mereka. Saya pikir, ini sesuatu yang baik untuk Timnas Indonesia. Saya juga melihat tim ini masih sangat muda. Ini artinya Anda akan memiliki timnas yang bagus di masa depan. Saya juga berharap yang terbaik untuk Timnas Indonesia.
Wawancara dengan Marco Motta akan berlanjut pada bagian kedua...