Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia mendapatkan pelajaran dari Vietnam di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Tim Merah-putih babak belur dipecundangi 0-4 oleh Vietnam di Stadion Al-Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (8/6/2021) dini hari.
Permainan Timnas Indonesia yang dipimpin Evan Dimas dan kawan-kawan tak kuasa menahan permainan impresif Vietnam. Khususnya pada babak kedua gawang nadeo argawinata koyak empat kali hanya dalam interval 24 menit.
Sorotan pun tertuju pada kinerja lini belakang tim besutan Shin Tae-yong. Bagaimana tidak? pelatih asal Korea Selatan itu melakukan sedikit perubahan komposisi dan skema jika dibandingkan dalam pertandingan sebelumnya melawan Thailand.
Indonesia memainkan lima bek sekaligus untuk meredam agresivitas Vietnam. Mereka adalah Asnawi Mangkualam di posisi bek sayap kanan, Pratama Arhan sebagai bek sayap kiri sementara Trio bek tengah ditempati oleh Rachmat Irianto, Rizki Ridho, dan Arif Satria.
Komposisi dan skema ini berjalan cukup efektif setidaknya pada babak pertama, karena Timnas Indonesia berhasil memaksa Vietnam bermain tanpa gol hingga waktu turun minum. Namun semua berubah total pada babak kedua, Vietnam dengan mudah menguasai permainan untuk membombardir pertahana Indonesia yang berujung pada empat gol.
Mantan penggawa Timnas Indonesia di era 90-an, Agung Setyabudi memberikan tanggapan kepada Bola.com, terutama mengenai kiprah lini belakang termasuk kiper Nadeo Argawinata yang dihujani empat gol Vietnam. Ia mengaku bahwa minimnya koordinasi di sektor pertahanan dan bukan murni kesalahan pelatih Shin Tae-yong. Berikut ulasannya:
Video
Kurang Menjalankan Instruksi Pelatih
Tim Merah-putih sebenarnya mengawali permainan dengan baik, terutama meladeni permainan kekuatan fisik dan kebugaran pemain Vietnam. Beberapa kali laga harus dihentikan karena benturan pemain kedua tim, akibat permainan ngotot.
Meski sayangnya Indonesia hanya bisa kuat meladeni di babak pertama saja. Karena setelah turun minum, Vietnam seperti tak bisa dihentikan dan bermain sangat taktis ditunjang fisik yang sangat kuat berlari serta terus menekan.
Seluruh empat gol bersarang ke gawang Nadeo Argawinata tercipta pada babak kedua. Masing-masing melalui penyerang, Nguyen Tien Linh menit ke-50, Nguyen Quang Hai menit ke-61, Nguyen Cong Phuong menit ke-66, dan ditutup oleh gol Vu Vanh Than menit ke-74.
Sebuah hasil yang jauh berbeda bagi Timnas Indonesia, dibandingkan laga sebelumnya yang secara luar biasa mengimbangi Thailand 2-2. Secara umum, Evan Dimas dan kawan-kawan hanya mampu bertahan selama 45 menit pertama untuk dapat meladeni permainan Vietnam.
"Saya melihat instruksi dari pelatih seperti ditelan mentah-mentah pemain, artinya kapan saatnya pressing, kapan saatnya membayangi. Terkesan seperti sangat terburu-buru dan tenaga langsung terkuras habis," terang Agung, Selasa (8/6/2021) sore.
"Berarti saat ini Timnas kita harus belajar, mencari pengalaman dan hikmah saja dari Vietnam. Semalam tidak ada tempo permainan, termasuk ketika lawan melakukan pressing," ungkapnya.
Di sisi lain, lini belakang terlalu longgar khususnya pada 45 menit kedua. Empat gol Vietnam yang bersarang terjadi karena mental jatuh saat gol pertama. Berakibat pada tiga gol berikutnya, saat para pemain mulai kedodoran, kehilangan konsentrasi, dan fisik yang menurun.
"Kemudian berkaca tiga dari empat gol Vietnam terjadi karena membiarkan lawan punya ruang tembak. Posisi yang sangat terbuka untuk mencetak gol dari jarak jauh. Kiper tidak bisa berkutik, karena tidak ada yang saling menutup tendangan pemain Vietnam yang sangat keras," tutur mantan kapten Timnas di Piala Asia 2004.
Komposisi Pemain Lini Belakang Sudah Pas
Komposisi pemain belakang yang disusun Shin Tae-yong membuktikan bahwa Timnas Indonesia sedikit bertahan melawan Vietnam. Ada tiga pemain berposisi bek tengah yang diturunkan, Arif Satria, Rizky Ridho, dan Rachmat Irianto.
Ketiganya diapit oleh dua bek sayap yang sama agresifnya, Pratama Arhan di kiri dan Asnawi Mangkualam di kanan. Setidaknya membuat duet striker Vietnam, Nguyen Van Toan dan Nguyen Tien Linh, dibuat main kutu oleh trio benteng pertahanan di depan gawang Nadeo Argawinata.
Sedangkan Asnawi Mangkualam mampu membuat pergerakan Nguyen Phong Hong mati kutu. Sementara Arhan bertugas merusak konsentrasi Nguyen Qoang Hai. Berberapa kali upaya penyerangan Vietnam berakhir buntu diantaranya seperti terkena jebakan offside atau dapat diblok oleh pemain belakang Timnas Indonesia.
Termasuk performa menawan Pratama Arhan yang tampil tanpa kompromi menghalau bola hingga membuatnya jatuh bangun. Bahkan bek sayap PSIS Semarang tersebut mampu membuat konsentrasi pemain Vietnam terganggu karena permainan yang keras.
"Sebenarnya pemain kita itu bagus-bagus harus bisa menelaah instruksi pelatih tidak mungkin Shin Tae-yong menjerumuskan Timnas Indonesia. Kita juga tidak perlu malu mengakui kualitas Timnas Vietnam sudah ada di atas kita sekarang," tutur pria asal Solo itu.
"Cukup kompleks sebenarnya. Empat gol tidak mutlak salah kiper Nadeo karena memang tidak ada yang menutupi ruang tembak. Ada juga satu gol yang kurang konsentrasi dan koordinasi saat menyambut sepak pojok," papar dia.
Saat ini posisi Timnas Indonesia terkunci di dasar klasemen grup G dengan nilai satu dari tujuh pertandingan. Timnas akan menyelesaikan satu pertandingan tersisa, yakni melawan tuan rumah Uni Emirat Arab, Jumat (11/6/2021).
"Kemudian skuad Vietnam ini sudah menyatu lama, dan mereka menikmati hasil dari proses sejak lama. Selanjutnya lawan Uni Emirat Arab ya mencari pengalaman saja. Sekali lagi intinya pemain harus bisa mencerna instruksi pelatih Shin Tae-yong," tegasnya.
Baca Juga
Piala AFF 2024: Timnas Vietnam TC Intensif 10 Hari di Korsel, Jajal Klub K League 1 dan 2
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Vietnam Mengalami Kendala untuk Mendaftarkan Rafaelson ke Skuad untuk Berlaga di Piala AFF 2024