3 Catatan Buruk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022: Sumpah, Bikin Prihatin

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 13 Jun 2021, 09:15 WIB
Kolase - Timnas Indonesia Vs Vietnam Vs Thailand Vs UEA (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Berakhir sudah rangkaian tiga laga tersisa yang dilakoni Timnas Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G zona Asia.

Pada laga pemungkas, Timnas Indonesia kalah telak 0-5 dari Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Zabeel, Dubai, Sabtu (12/6/2021) dini hari.

Advertisement

Dua laga sebelumnya dilalui tim besutan Shin Tae-yong dengan hasil minor. Meski sempat menahan imbang rivalnya sesama negara ASEAN, Thailand dengan skor 2-2. Indonesia menjadi bulan-bulanan Vietnam empat gol tanpa balas, yang cukup menampar.

Secara umum performa Timnas Indonesia sudah cukup impresif dan maksimal. Shin Tae-yong sengaja menurunkan pemain-pemain pilihannya, yang sebagian besar tenaga muda.

Di sisi lain, masa persiapan yang dilakukan tidaklah banyak. Hanya sekitar satu bulan para pemain dikumpulkan untuk digembleng dalam latihan. Ditambah situasi kompetisi sepakbola Indonesia yang sempat lama vakum akibat pandemi COVID-19 sejak tahun lalu.

Bola.com mencatat beberapa catatan negatif yang ditunjukkan Timnas Indonesia dalam tiga penampilan di Dubai. Problem klasik masih menjadi pekerjaan rumah bagi Evan Dimas dan kolega. Apa saja catatan itu? Berikut ulasannya:

Video

2 dari 4 halaman

Lini Belakang Kedodoran

Peluang emas Thailand diciptakan pada menit ke-4, lewat tendangan jarak jauh Phitiwat tetapi berhasil di tepis oleh Nadeo Argawinata yang menghasilkan tendangan penjuru. Semenit berselang, Narubadin Weerawatnodom berhasil bawa Thailand unggul 1-0 lewat sekema tendangan penjuru ini. (Foto: Dok. PSSI)

Pertahanan Timnas Indonesia seperti begitu mudah ditembus berkaca dari tiga laga yang dilalui. Betapa tidak? Thailand mampu membobol dua kali, Vietnam empat kali, bahkan Uni Emirat Arab lima kali.

Atau total dalam tiga pertandingan beruntun, Indonesia kebobolan sebelas gol. Sebuah catatan yang memprihatinkan, atau menjadi gambaran betapa gampangnya pertahanan Indonesia diobrak-abrik.

Beragam catatan mewarnai keroposnya pertahan tim merah putih. Mulai dari kurang konsentrasi menghadapi setiap aliran serangan lawan, kurang fokus menutup ruang tembak, atau kurang komunikasi dengan penjaga gawang, sehingga lawan cukup mudah mencuri gol.

Padahal pelatih Shin Tae-yong sempat melakukan beberapa pergantian strategi maupun komposisi di lini belakang. Seperti memainkan dua bek tengah saat melawan Thailand. Kemudian mencoba skema tiga stopper untuk meladeni Vietnam dan Uni Emirat Arab. Meski hal itu belum cukup menahan gelontoran gol lawan.

3 dari 4 halaman

Penuh Tekanan

Kushedya Hari Yudo. Striker berusia 27 tahun ini juga gagal menampilkan aksi terbaiknya karena minimnya suplai bola ke kakinya. Walaupun sesekali mampu membuka ruang, namun tidak ada rekannya dari lini tengah yang maju memanfaatkan ruang yang dibukanya. (Dok. PSSI)

Timnas Indonesia seperti mendapatkan berbagai pelajaran berharga di tiga laga kemarin. Satu diantaranya adalah mental pemain yang seperti dalam tekanan. Diketahui Timnas Indonesia datang ke Dubai dengan situasi yang sudah tidak menentukan lagi.

Artinya tiket untuk lolos ke babak berikutnya dipastikan gagal, karena terpaku di dasar klasemen, sebelum kedatangan pelatih Shin Tae-yong. Berbeda dengan kondisi Vietnam, UEA, atau Thailand yang masih saling sikut demi tiket ke babak berikutnya.

Akan tetapi Timnas Indonesia justru lebih tertekan dibandingkan tim yang sebenarnya memiliki target lebih tinggi. Permainan Egy Maulana Vikri dan kolega seharusnya lebih lepas tanpa beban, malah permainannya terlihat tidak jalan di atas lapangan.

Penguasaan bola, jumlah peluang yang didapat, lebih banyak diungguli Thailand, Vietnam, dan UEA. Di saat permainan sudah membaik saat menahan imbang Thailand, justru merosot di laga berikutnya menjadi bulan-bulanan Vietnam dan UEA.

4 dari 4 halaman

Banyak Kesalahan Mendasar

Timnas Indonesia tanpa didampingi Shin Tae-yong di bench. Indonesia sedikit mengalami perubahan komposisi. Sejumlah wajah baru yang kerap menghiasi bangku cadangan, diturunkan sejak menit pertama. (Foto: Dok. PSSI)

Ini menjadi satu titik lemah yang paling krusial Timnas Indonesia, khususnya dalam laga melawan Vietnam dan UEA. Selain kebobolan sembilan gol, tim Merah-putih kesulitan membalas satu gol pun.

Didasari oleh begitu mudahnya para pemain kehilangan bola. Evan Dimas dan kawan-kawan sebenarnya punya banyak kesempatan menguasai bola, tapi alirannya selalu terputus di tengah jalan.

Bola seperti hilang percuma, terutama mudahnya bola direbut lawan yang memang punya postur tinggi dan dan permainan cepat. Baik ketika bermain di daerah sendiri atau saat mencoba melakukan transisi menyerang, aliran bola selalu tersendat karena mudah hilang.

Problem ini tidak jauh berbeda melihat evaluasi dua pertandingan sebelumnya baik saat melawan Thailand dan Vietnam. Beberapa momen dilewatkan karena pemain seperti tidak sabar dalam menguasai bola.

Berita Terkait