Pahit-Manis Karier Panjang Rudi di Semen Padang: Getirnya 2 Kali Degradasi dan Impian Kembali ke Liga 1

oleh Abdi Satria diperbarui 14 Jun 2021, 22:15 WIB
Gelandang Semen Padang, Rudi, melewati kejaran gelandang PS TNI, Guntur Triaji, pada laga Liga 1 di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (30/7/2017). PS TNI menang 2-1 atas Semen Padang. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Kebersamaan Rudi bersama Semen Padang tak sesingkat namanya. Sejak 2010 sampai sekarang, pria kelahiran Matur, Kabupaten Agam, 1 Juni 1987 ini sudah berkostum tim kebanggaan masyarakat Sumatra Barat.

Bersama Semen Padang, Rudi pernah meraih trofi juara Liga Primer Indonesia 2011-2012. Gelar juara yang membuatnya merasakan atmosfer Piala AFC pada 2013.

Advertisement

Di ajang kasta kedua kompetisi Asia itu, Rudi bersama tim berjuluk Kabau Sirah tersebut menembus babak perempat final sebelum dihentikan klub India, East Bengal. Ia tampil sebagai starter saat Semen Padang bertandang ke markas East Bengal pada leg kedua.

Pada itu, Rudi dkk kalah 0-1 sehingga agregat golnya menjadi 1-2 karena di leg pertama kedua tim bermain imbang 1-1. "Bermain di level Asia jadi pengalaman berharga dalam karier saya bersama Semen Padang," ujar Rudi dalam channel youtube Minangsatu.

Bersama Semen Padang pula Rudi merasakan getirnya menghadapi kenyataan tim kesayangannya dua kali mengalami degradasi di Liga 1. Pertama pada musim 2017. Saat itu, Rudi tak bisa tampil optimal bersama Semen Padang karena mengalami cedera lutut pada awal putaran kedua.

"Musim itu jadi momen paling pahit saya bersama Semen Padang. Kalau di Liga 1 2019, kami degradasi karena memang kalah kualitas."

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Impian Kembali ke Liga 1

Penampilan apik Rudi saat Semen Padang menang 5-0 atas PSCS mengundang apresiasi dari sejumlah pihak. (Bola.com/Istimewa)

Pengalaman membawa Semen Padang promosi ke Liga 1 pada 2018 membuat Rudi optimistis mengulang suksesnya itu di Liga 2 2021. Namun, dia menyadari persaingan di Liga 2 musim ini lebih ketat dari sebelumnya.

"Memang ada Persis Solo, PSMS Medan dan Sriwijaya FC yang dijagokan lolos ke Liga 1. Tapi, materi Semen Padang kali ini layak untuk bersaing," terang Rudi. Di bawah pengananan Welliansyah sebagai pelatih kepala, Semen Padang mengandalkan perpaduan pemain muda dan senior.

Selain Rudi, Semen Padang diperkuat pemain senior seperti Vendry Mofu, Manda Cingi dan Dedi Gusmawan. Mereka diharapkan jadi anutan sekaligus pembimbing pemain muda seperti Genta Alparedo yang masuk dalam daftar panggil tim nasional Indonesia asuhan Shin Tae-yong.

Menurut Rudi membawa Semen Padang kembali ke kasta tertinggi adalah impian terbesarnya di pengujung kariernya sebagai pesepak bola. "Saya berharap bisa mengakhiri karier dengan baik di Semen Padang. Kalau terwujud dan Semen Padang tak lagi memakai saya tidak apa-apa," pungkas Rudi yang kini sudah berusia 34 ini.

 

Berita Terkait