Bola.com, Malang - Arema FC meresmikan Diego Michiels sebagai pemain barunya. Sejak kemarin, bek kanan kelahiran Belanda itu sudah gabung dalam sesi latihan di Stadion Gajayana, Kota Malang.
Diego Michiels merupakan satu dari sekian pemain dengan nama besar di Indonesia. Sayang, dia justru minim kontribusi bersama Timnas Indonesia di mana ia baru memiliki dua caps pada level senior. Padahal bakatnya terlihat luar biasa ketika pertama kali muncul di Indonesia 10 tahun silam.
Pemain yang pernah merajut asmara dengan Nikita Willy itu jadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada Agustus 2011 silam. Karena dia punya darah keturunan Indonesia, proses naturalisasinya berjalan lancar.
Saat itu Diego masih berusia 21 tahun dan langsung membela Timnas Indonesia U-23 di SEA Games. Pemain yang gemar dengan tato ini bisa menempati bek sayap kanan dan kiri. Diapun jadi pujaan baru di Indonesia.
Tapi tingkahnya di luar lapangan juga tak lepas dari sorotan. Di klub, Diego mulai bertingkah, satu di antara 'kenakalannya' yakni ketika ia mengundurkan diri secara sepihak dari klub pertamanya di Indonesia, Pelita Jaya.
Diego memilih menyeberang ke Persija Jakarta yang waktu itu bermain di kompetisi IPL. Kariernya berlanjut dengan peminjaman sebulan ke Arema IPL. Catatan yang unik, karena dalam satu musim dia membela tiga klub.
Tahun selanjutnya, Diego kembali ke ISL bersama Sriwijaya FC. Perlahan dia mulai loyal dengan klub. Bersama tim asal Sumatera Selatan tersebut, dia menuntaskan kebersamaannya selama satu musim.
Ia lantas menghabiskan dua musim di Mitra Kukar, kemudian bersama Borneo FC, di mana ia bisa bertahan sampai 5 musim. Di tim itu, dia seakan dapat keluarga baru. Dukungan agar Diego Michiels berubah lebih dewasa didapatkan. Bahkan beberapa musim terakhir dia ditunjuk sebagai kapten tim. Sekarang, bapak satu anak ini memulai petualangan barunya dengan Arema FC.
Video
Gaya Hidup Urakan
Dibandingkan dengan kariernya di klub, justru cerita kehidupan pribadi Diego lebih menarik. Banyak sensasi yang dibuatnya. Gaya hidupnya bukan ibarat pesepak bola atau atlet, melainkan lebih pada selebritis.
Dia akrab dengan dunia malam. Wajahnya yang tampan memang bisa memikat hati deretan artis cantic. Seperti Nikita Willy yang dipacarinya selama dua tahun. Setelah itu dia dekat dengan Julia Perez sekitar 2015 silam.
Sayang, hingar bingar lampu sorot dunia entertainment membuat performanya dilapangan ikut terdampak. Permainannya stagnan dan tak jadi bagian di Timnas Indonesia senior.
Selain kisah asmara, Diego sempat jadi penguhuni jeruji besi. Waktu itu dia ditahan karena kasus pemukulan. Dia divonis tahanan sekitar 3 bulan 20 hari di Polsek Tanah Abang, Jakarta. Ada kesan jika dia mudah tersulut emosi. Kasus serupa sempat terjadi lagi tahun 2017. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus pemukulan kembali. Waktu itu dia terancam hukuman penjara 2 tahun. Beruntung akhirnya dia bisa mengajukan banding.
Berbagai pengalaman kelam itu diakui sebagai proses pendewasaan bagi Diego. Hingga akhirnya dia memutuskan menikahi perempuan Indonesia tahun 2019 lalu. Istri Diego jauh dari sorotan media. Karena dia bukan seorang selebritis. Yakni Dhea Ananda Boru Simatupang.
Sejak menikah dia berubah jadi sosok family man. Tapi terkadang dia tetap jadi sosok yang cuek ketika sedang live di Instagram. Diego tak bisa menutupi kebiasaan merokoknya saat menyapa fansnya di media sosial.
Pembela Pemain yang Sedang Dihujat
Ketika sudah berubah, Diego seakan jadi sosok yang lebih dewasa. Ada satu sikap positif yang dilakukannya. Ketika ada pemain Indonesia yang tersandung masalah, dia jadi orang yang aktif membela.
Yang terbaru adalah saat dua pemain Timnas U-19, Sherdy Epy Fano dan Yudha Febrian tersandung masalah indisipliner. Keduanya dicoret dari timnas karena kepergok dugem saat pemusatan latihan di Jakarta.
Selain itu, Sherdy didepak klubnya, Bhayangkara Solo FC. Sementara Yudha masih dipertahankan Barito Putera. Tapi dia dapat bimbingan khusus.
Dua pemain tersebut juga dapat kritikan tajam dari fans timnas di media sosial. Namun Diego membelanya. Waktu itu dia berujar jika setiap pemain pasti berubah. Sehingga yang diperlukan saat itu harusnya dukungan, bukan malah dimatikan kariernya.
Dia mencontohkan pengalamannya tersandung berbagai masalah untuk bisa lebih dewasa. Sayang, berbagai persoalan menerpa Diego ketika di usia emasnya. Sehingga bakatnya yang luar biasa seakan tergerus oleh gaya hidupnya waktu itu. Meskipun belum terlambat untuk berbenah, andaikan Diego tak banyak membuat persoalan, Timnas Indonesia sangat membutuhkan bakatnya.