Kabar Duka, Dananjaya Mantan Pelatih Arseto Solo dan Asisten Pelatih Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 Tutup Usia

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 19 Jun 2021, 14:06 WIB
Dananjaya, mantan pelatih Arseto Solo, PSIM Yogyakarta, dan Perkesa Mataram, tutup usia pada Sabtu (19/6/2021). Ia juga pernah menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000. (Dok. Ahmad Sukisno)

Bola.com, Yogyakarta - Kabar dukacita kembali menyelimuti sepak bola nasional. Pelatih senior Dananjaya tutup usia, Sabtu (19/6/2021). Mantan pelatih Perkesa Mataram, Arseto Solo, dan sejumlah klub di Tanah Air tersebut menghembuskan nafas terakhir di RS Panti Rapih, Yogyakarta, pukul 10.00 WIB.

Dananjaya dikenal sebagai pelatih sukses ketika membesut Arseto Solo pada 1992. Ia mempersembahkan gelar juara kompetisi Galatama saat itu. Kemudian sempat menjadi pelatih PSIM Yogyakarta.

Advertisement

Jabatan asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 pernah diembannya. Ia beberapa kali berpindah klub, seperti membesut Persis Solo, Persik Kediri, dan PSS Sleman.

Kabar meninggalnya Dananjaya dibenarkan mantan anak didiknya saat di PSIM, Aris Budi Sulistyo, yaitu berdasarkan informasi di grup WhatsApp keluarga besar Perkesa Mataram, Dananjaya diketahui sempat dalam kondisi sakit dan dilarikan ke RS Panti Rapih.

"Saya baru tadi mendapatkan informasi dari grup alumni Perkesa Mataram bahwa beliau meninggal dunia. Sebelumnya, ia dirawat selama dua atau tiga hari ini," ujar Aris Budi Sulistyo kepada Bola.com, Sabtu (19/6/2021).

Video

2 dari 2 halaman

Karakter Kebapakan

Aris Budi Sulistyo resmi menukangi tim Persis Muda Junior di ajang Piala Soeratin 2019. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Aris Budi Sulistyo mengenang sosok Dananjaya, sebagai pelatih penuh karakter. Aris mengaku menjadi anak didik Dananjaya pada musim 1999, saat berseragam PSIM Yogyakarta.

Meski hanya satu tahun bekerja sama, ia ingat betul sosok Dananjaya yang diakuinya sebagai pelatih keras, tapi santai. Terutama sifat kebapakan yang membuat para pemain merasa nyaman dilatih.

"Suasana tim mudah mencair dan tidak tegang karena beliau juga sering bercanda, sosok yang kebapakan. Dia juga tergolong pelatih yang cerdas secara taktik terbukti pada 1992," jelas eks pelatih Persik Kediri tersebut.

Berita Terkait