Simon McMenemy Selalu Merinding Kenang Duel Panas Timnas Indonesia Vs Filipina di Piala AFF 2010

oleh Rizki Hidayat diperbarui 01 Nov 2021, 08:25 WIB
Timnas Indonesia menghadapi Filipina pada laga leg pertama semifinal Piala AFF 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 16 Desember 2010. (AFP/Bay Ismoyo)

Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Filipina, Simon McMenemy, mengaku sulit melupakan duel kontra Timnas Indonesia pada laga semifinal Piala AFF 2010. Bahkan, Simon selalu merinding setiap kali mengingat partai panas tersebut.

Laga semifinal yang berlangsung dalam dua leg tersebut, digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Satu pertandingan terpaksa dihelat di Jakarta, karena Filipina tak memiliki stadion yang mumpuni untuk melangsungkan pertandingan.

Advertisement

Dalam duel leg pertama pada 16 Desember 2010, Timnas Filipina bertindak sebagai tim tuan rumah. Pertandingan pun berlangsung sengit sejak menit awal dan disaksikan lebih dari 70 ribu suporter.

Meski tampil di bawah tekanan puluhan ribu pendukung Timnas Indonesia, pemain Filipina tak gentar. Namun pada akhirnya, Timnas Garuda yang keluar sebagai pemenang berkat gol tunggal Cristian Gonzales pada menit ke-32.

"Setiap kali kami membicarakannya, setiap pemain yang pernah tampil di sana masih merinding, karena perasaan dan lingkungan yang akan kami datangi," ujar Simon McMenemy di kanal YouTube Marc Klok.

"Karena Filipina tidak memiliki stadion kandang, kedua pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno. Kini ternyata, saya mungkin lebih menyukai atmosfer itu, karena bermain dengan lingkungan seperti itu rasanya dua kali sangat fenomenal," lanjut Simon McMenemy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Sampai Dikawal Polisi

Gol sundulan striker Indonesia Cristian Gonzales (kanan) ke gawang Filipina di leg pertama semfiinal Piala AFF 2010 di Jakarta, 16 Desember 2010. Indonesia unggul 1-0. AFP PHOTO / ADEK BERRY

Duel kedua kembali digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada 19 Desember 2010. Tekanan yang diterima skuad Filipina dari suporter Timnas Indonesia semakin sengit.

Bahkan, bus yang membawa pemain Timnas Filipina sampai bergoyang ketika melewati puluhan ribu kerumunan suporter Tim Garuda yang memadati Gelora Bung Karno. Tak hanya itu, seluruh armada The Azkals mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.

"Ketika perjalanan dari Hotel Sultan ke Stadion GBK, bus kami harus melintasi tempat parkir mobil. Saya ingat dengan sangat jelas di dalam bus, ada barisan polisi di koridor bus, mereka bersenjata dan ada tiga orang polisi di depan bus yang berjalan. Bus itu berjalan lambat, karena ada begitu banyak orang dan polisi benar-benar mendorong orang-orang yang berkerumun untuk menyingkir," kenang Simon.

"Jadi bus bisa bergerak maju, kami butuh 1 jam 15 menit untuk berangkat dari lobi hotel Sultan sampai pintu masuk Gelora Bung Karno, Anda bisa berjalan ke sana lebih cepat."

"Tetapi begitu lah skala dukungan Indonesia. Dan ketika kami masuk, kami duduk di dalam bus dan saya melihat keluar jendela dan para suporter mengguncang bagian belakang bus, sampai kami bergoyang," lanjut Simon McMenemy.

 

3 dari 3 halaman

Mengakui Keunggulan Timnas Indonesia

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat membimbing timnya menang 6-0 atas Vanuatu dalam laga uji coba internasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/6/2019). (Bola.com/Yoppy Renato)

Pada pertandingan kedua, duel berjalan semakin panas. Aksi jual beli serangan saling diperagakan oleh kedua tim. Tak hanya itu, 88 ribu suporter yang menyaksikan langsung pertandingan di stadion membuat atmosfer laga berjalan kian seru.

Tetapi, Timnas Indonesia yang kembali mengunci kemenangan dengan skor 1-0. Gol tunggal Timnas Merah-Putih disarangkan Cristian Gonzales pada menit ke-43.

"Anda tahu 90 ribu orang di stadion itu dan melompat-lompat. Fondasi stadionnya bergoyang, ada banyak kebisingan di sana. Itu adalah lingkungan yang menurut saya hanya sejumlah orang yang sangat beruntung bisa bermain di sana," kata Simon.

Tahukah Anda, orang-orang Filipina masih membicarakan tentang bertanding di Stadion Gelora Bung Karno. Itu adalah salah satu pengalaman terbesar dalam hidup mereka, dan tentu juga saya," ucap mantan pelatih Timnas Indonesia tersebut.