Bola.com, Malang - Ada yang menarik dari komposisi pemain asing Arema FC untuk Liga 1 2021. Meski belum semua diperkenalkan, besar kemungkinan mereka berasal dari empat benua, namun kental akan nuansa Portugal.
Renshi Yamaguchi dari Jepang mewakili Benua Asia, sedangkan kiper Adilson Maringa berkewarganegaraan Brasil. Sementara itu, satu stopper yang sudah tiba di Malang, Carlos Daniel Silveira da Graca dari Capé Verde di Benua Afrika.
Satu lagi merupakan striker asing yang belum dirilis. Akan tetapi, identitasnya mengarah pada Carlos Fortes dari Portugal yang mewakili Benua Eropa.
Tentunya menarik melihat komposisi pemain asing di Arema FC. Kendati tersebar dari empat benua berbeda, gaya main mereka bisa dibilang rasa Portugal.
Pelatih Singo Edan, Eduardo Almeida, berasal dari Portugal. Sementara Kay dan Fortes sebelumnya mencicipi kompetisi di kasta kedua Liga Portugal.
Renshi memang tidak pernah bermain di Portugal, tapi gelandang 28 tahun ini sudah pernah dilatih Eduardo Almeida di Thailand. Meski hanya semusim, dia sudah paham gaya main sang pelatih.
Persamaan lainnya, mereka baru pertama kali bermain di Indonesia. Ini mungkin akan jadi kendala, tapi di tengah pesimisme banyak pihak, Almedia sudah barang tentu paham kebutuhan tim dan kemampuan pemain asing pilihannya.
Almeida cenderung tertutup soal taktik dan gaya bermain Arema FC di kompetisi Liga 1 nanti, atau turnamen terdekat apapun. Satu hal yang pasti, ia tak sekadar asal comot berdasarkan cuplikan di YouTube, sebab pelatih berusia 43 tahun ini mengaku mengamati langsung.
Lantas, seperti apa kelebihan pemain-pemain asing Arema FC tersebut? Bagaimana nuansa Portugal bisa diaplikasikan oleh Eduardo Almeida dan anak asuhnya di Liga 1?
Video
Renshi Yamaguchi
Pemain asal Jepang ini sudah malang melintang di sepak bola Asia Tenggara. Sebelum ke Indonesia, dia sempat bermain di Singapura, Laos dan Thailand. Renshi berposisi sebagai gelandang bertahan.
Dia bukan tipikal pemain yang banyak memainkan bola. Pemain 28 tahun itu tangguh saat memutus serangan dari lini tengah.
Umpan-umpan jauhnya juga akurat. Terlihat visi bermainnya bagus. Dia bisa membuat serangan balik cepat dengan umpan jauhnya ke lini depan. Almeida sudah memahami kelebihan Rensi saat melatih Ubon, Thailand.
Di kompetisi kasta kedua di Thailand, Renshi jadi pilihan utama lini tengah. Dari sini dia memahami karakter sepak bola Portugal yang dibawa sang pelatih. Menerapkan sepak bola menyerang dengan organisasi yang bagus.
Selain kelebihan yang disebut diatas, stamina Renshi juga di atas rata-rata. Artinya, dia bisa menutupi pos yang sebelumnya ditempati Hendro Siswanto. Gelandang jangkar sekaligus kapten Arema musim lalu itu memilih pindah ke Borneo FC.
Adilson Maringa
Kiper jangkung ini menghabiskan empat musim terakhirnya di kasta kedua sepak bola Portugal. Dia selalu berganti klub setiap musimnya.
Dari Pinhalnovense, Desportivo Aves, Beira-Mar, hingga Vilafranquense. Selama berkarier di sana, Adilson sering jadi pilihan utama di klubnya. Artinya, meski kompetisi kasta kedua, kemampuan kiper Brasil ini masih diperhitungkan.
Dalam sesi latihan Arema, reflek dan jangkauannya terlihat bagus. Permasalahannya, dia masih terbiasa dengan cara bermain di Portugal.
Di Indonesia, Adilson harus cepat adaptasi melihat permainan tim Indonesia yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan. Sebagai kiper, dia harus paham seperti apa bola-bola finishing para striker yang bermain di Indonesia.
Carlos Daniel Silveira 'Kay' da Graca
Stopper yang satu ini terlihat punya postur mumpuni sebagai palang pintu handal. Musim lalu dia berkiprah di kasta kedua Liga Portugal bersama Coimbra. Tapi dia sempat berpetualang ke liga Eropa lainnya seperti Rumania.
Dari cara bermainnya dalam cuplikan video di YouTube, bek 33 tahun itu punya intersep bola yang bagus. Posturnya juga berguna menghalau bola atas. Tapi tipikal permainan Portugal tetap ada. Karena dia juga punya skill bagus.
Meskipun posisinya sebagai stopper. Bahkan presiden Arema, Gilang Widya Pramana meyakini Kay sebagai stopper kuat yang punya sisi leadership.
Carlos Fortes
Penyerang yang satu ini memang masih jadi rumor. Karena dia belum resmi diperkenalkan dan datang ke Malang. Presiden Arema, hanya memberikan clue jika striker asing baru akan tiba pekan depan setelah menjalani proses karantina di Jakarta. Fortes sudah ramai dikabarkan mengisi slot pemain terakhir Arema.
Penyerang berpaspor Portugal ini bisa jadi striker murni, sayap dan second striker. Dia punya skill oke dan postur yang kokoh. Meski bisa main di beberapa posisi, besar kemungkinan dia dijadikan targetman di Arema karena striker pendamping akan diberikan kepada Dedik Setiawan atau Kushedya Hari Yudo.
Fortes sendiri musim lalu bermain bersama Adilson di Vilafranquense, klub kasta kedua Liga Portugal. Artinya, dia tidak akan merasa terasing di Arema. Begitu juga dengan Kay, dia pasti mengalkan karena bermain di kompetisi yang sama. Artinya, gerbong rasa Portugal ini di satu sisi bisa membuat para pemain asing cepat melakukan adaptasi.