Bola.com, Jakarta - Marc Klok membuat kejutan dengan menerima pinangan Persib Bandung pada Rabu (30/6/2021). Kepindahan itu sangat kontroversial di sepak bola Indonesia mengingat Marc Klok sebelumnya berseragam Persija Jakarta.
Persib Bandung mengikat Marc Klok dengan kontrak jangka panjang berdurasi empat tahun. Marc Klok sebelumnya memilih mengakhiri karier lebih cepat dari Persija Jakarta karena tak sepakat mengenai masalah gaji.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono, mengaku pihaknya mendatangkan Marc Klok secara gratis karena sang pemain sudah pisah dari Persija. Sang pemain sudah dibekali surat keluar dari Persija.
"Saat bicara dengan kami, statusnya memang sudah free player. Kami tidak tahu proses sebelumnya, yang pasti saat awal melakukan diskusi statusnya sudah free player karena dia sudah punya surat keluar dari klub sebelumnya," ujar Teddy.
Kepindahan Marc Klok ke Persib Bandung makin memanaskan situasi. Sebelumnya, suporter Persija Jakarta sudah kecewa dengan sikap Klok yang mendadak mengakhiri kerja sama lebih cepat.
Luapan kekecewaan suporter Persija pun berdampak kepada menurunnya jumlah follower Instagram Marc Klok. Namun, hal itu hanya sejenak karena para suporter Persib Bandung langsung menyerbu akun media sosial Klok tersebut.
Kasus seperti yang dilakukan Marc Klok sejatinya sudah biasa di sepak bola Indonesia. Berikut empat pemain yang juga pernah melakukan kontroversi dengan pindah ke klub rival di Liga Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas pernah membuat kejutan publik sepak bola Indonesia dengan membelot ke Pelita Bandung Raya pada 2014. Kepindahan itu sempat membuat publik terkejut mengingat PBR ada klub yang bermarkas di Bandung.
Seperti diketahui, Bandung adalah kota yang identik dengan Persib, klub rival Persija Jakarta. Adapun Bambang merupakan pemain yang sudah lama bermain untuk Persija.
Bambang mengaku punya alasan khusus pindah ke PBR ketika itu. Adanya kesamaan visi menjadi alasan utama pemain yang akrab disapa Bepe itu membelot ke Bandung.
"Mengapa PBR, pertama karena kami memiliki kesamaan visi dalam melihat sepak bola. Artinya, kalau kita melihat PBR pada 2014 itu kurang lebih mirip dengan Persija pada 2012," kata Bambang Pamungkas.
“Saat itu banyak sekali pemain muda dan hanya sekitar 20 persen pemain senior. Jadi, komposisi pemain itu yang membuat tim menjadi dinamis dan membuat tim memiliki semangat juang yang tinggi. Dan yang paling penting tim itu mau belajar," ujar Bambang Pamungkas.
Karier Bambang Pamungkas di PBR hanya berlangsung semusim. Bambang mencatatkan 24 penampilan dan mencetak 10 gol untuk PBR.
Andik Vermansah
Keputusan Andik Vermansah yang bergabung dengan Bhayangkara FC pada awal 2020 mendapat hujatan. Mayoritas kritikan datang dari suporter Persebaya Surabaya.
Maklum, Andik merupakan mantan pemain Persebaya junior pada rentang 2008 hingga 2013. Adapun Bhayangkara FC merupakan klub yang terbentuk karena dualisme Persebaya.
Menanggapi kritikan itu, Andik menegaskan tak masalah. Bahkan, Andik juga mengaku jika dirinya merupakan korban dari dualisme Persebaya.
"Saya dulu bilang jika Persebaya membutuhkan, saya tidak akan pindah dari Persebaya. Saya tidak mengapa tidak disebut legenda. Saya juga korban dualisme," kata Andik ketika itu.
Andik juga meminta agar suporter lebih dewasa. Jika hal semacam ini berkelanjutan, maka akan ada banyak pemain muda Persebaya yang takut untuk bermain di klub lain.
"Sampai kapan kita seperti ini terus? Kasihan juga buat bibit-bibit Surabaya yang ingin bermain di klub lain atau mencari nafkah di klub lain. Selalu dihantui dengan rival," tegas Andik.
Evan Dimas
Sama seperti Andik Vermansah, kepindahan Evan Dimas ke Persija Jakarta pada awal 2020 juga menuai kritikan. Bahkan, rumah orang tua Evan di Surabaya sempat mendapatkan teror dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Rumah orang tua Evan dipasangi spanduk bertuliskan "Sepak bola bukan sekedar nilai rupiah". Hal ini diyakini sebagai bentuk kekecewaan suporter Persebaya terhadap kepindahan Evan ke Persija.
Maklum, sebagai orang yang lahir dan besar di Surabaya, Evan dianggap sebagai pengkhianat. Hal itu terjadi karena bergabung dengan Persija yang notabene merupakan rival dari Persebaya.
"Saya mau menyikapi semuanya dengan biasa saja," ucap Evan Dimas ketika itu.
Makan Konate
Kepindahan yang tak kalah kontroversial juga dilakukan Makan Konate pada 2020. Pemain asal Mali itu secara mengejutkan memilih hengkang ke Persebaya Surabaya.
Bukan rahasia lagi jika Persebaya merupakan rival Arema FC, klub Makan Konate sebelumnya. Kepindahan ini pun sempat menyulutkan bara kekecewaan suporter klub berjuluk Singo Edan itu.
Meski demikian, Makan Konate santai menanggapi suara kekecewaan dari suporter Arema. Menurut dia, pindah klub dalam sepak bola bukan hal yang aneh, melainkan lumrah.
"Saya pesepak bola profesional. Saya suka Indonesia, bukan hanya satu tim saja. Saya keluar dari Arema ke Persebaya juga bukan karena rivalitas. Selain itu, saya pemain profesional," tegas Makan Konate.