Kontingen Segera Berangkat ke Olimpiade Tokyo, NOC Indonesia Minta PB Cabor Memperketat Aktivitas Atlet

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 02 Jul 2021, 21:45 WIB
Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari (kanan), bersama Sekjen NOC Indonesia, Ferry J Kono. (Dok. NOC Indonesia)

Bola.com, Jakarta - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) meminta dengan tegas kepada semua federasi olahraga nasional atau pengurus besar (PB) cabang olahraga yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo yang digelar 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. NOC Indonesia menuntut pengurus federasi memantau ketat aktivitas atlet, pelatih, dan ofisial yang akan diberangkatkan untuk tampil di pesta olahraga dunia itu.

Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menegaskan pengawasan ketat perlu dilakukan, terlebih Olimpiade akan bergulir dalam 21 hari lagi. Ia meminta pengurus harus memastikan aktivitas semua orang yang akan berpartisipasi di Olimpiade Tokyo bisa terpantau dan dibatasi.

Advertisement

"Ancaman COVID-19 nyata. Lihat di sekitar kita. Saudara dan kerabat banyak yang terinfeksi dan meninggal. Olimpiade tinggal tiga pekan lagi dan NOC Indonesia memberikan ultimatum keras bahwa semua yang terlibat di Olimpiade harus dipantau secara intensif. Jangan sampai ada yang terpapar COVID-19 dan batal berangkat," ujar Raja Sapta Oktohari dalam rilis yang diterima Bola.com, Jumat (2/7/2021).

Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG) memberikan aturan ketat untuk seluruh kontingen yang akan datang ke Tokyo, termasuk atlet yang mengikuti training camp.

Regulasi karantina nanti pun tak kalah ketat, semua akan dibagi bersarkan tingkatan kasus COVID-19 di negara asal. Indonesia sudah masuk Grup II bersama Bangladesh, Mesir, Malaysia, Uganda, dan Inggris.

"Itu informasi non-official, karena kami belum menerima surat resmi dari TOCOG. Tapi, yang perlu menjadi catatan adalah klasifikasi regulasi karantina ini fluktuatif, sehingga kami berhadap PPKM Darurat Jawa dan Bali yang diterapkan pemerintah bisa membuat angka kasus turun dan Indonesia tak lagi berada di Grup II seperti halnya Vietnam," ujar Sekjen NOC Indonesia, Ferry J Kono.

Jika tetap berada di Grup II, Indonesia akan menjalani karantina yang sangat ketat. Aturannya pun luar biasa ketat, mulai dari wajib tes selama tiga hari berturut-turut sebelum berangkat ke Jepang.

Ketika tiba di Jepang pun kontigen wajib membatasi kontak fisik dengan delegasi dari negara lain. Ini juga berlaku untuk tim yang datang lebih dulu untuk aklamatisasi.

Ketika sudah memasuki fase penyelenggaraan, semua yang terlibat dalam Olimpiade akan mengikuti tes saliva selama tiga hari pertama sejak kedatangan di Jepang. Setelahnya, TOCOG juga memberlakukan tes rutin dengan durasi ditentukan sesuai perannya masing-masing.

 

Video

2 dari 2 halaman

Teknis Keberangkatan Kontingen Indonesia

Pemandangan umum menunjukkan Cincin Olimpiade di depan Stadion Nasional, tempat utama untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, 100 hari sebelum upacara pembukaan di Tokyo pada 14 April 2021. (Charly TRIBALLEAU / AFP)

Ferry mengakui sampai saat ini belum ada perubahan terkait jadwal keberangkatan kontingen Indonesia ke Tokyo. Keberangkatan itu terbagi menjadi lima kloter. Pertama, tim bulutangkis yang menjalani training camp di Kumamoto pada 8 Juli, yang dilanjutkan dengan advance team pada 15 Juli.

Kloter ketiga adalah cabang panahan, menembak rowing, surfing, angkat besi, serta renang yang berangkat pada 17 Juli. Kloter keempat adalah Presiden NOC Indonesia dan Chief de Mission bersama tim. Sementara kloter terakhir yang berangkat adalah kontingen atletik pada 24 Juli.

"Berdasarkan jadwal tersebut, kami sebenarnya sudah memberikan jeda lima hari sehingga tetap memiliki waktu, karena rata-rata atlet Indonesia bertanding pada 24 Juli. Jika ada perubahan, mungkin yang harus dipikirkan adalah kloter terakhir," ujar Ferry.

"Terpenting kami ingin membuat kontingen Indonesia aman saat masuk Tokyo dan berada di sana, sehingga kami bisa memberikan kenyamanan kepada semuanya, baik masyarakat lokal dan seluruh pihak yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo," lanjutnya.

Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo dipimpin Chief de Mission (CdM) Rosan P. Roeslani berjumlah 84 orang, yaitu 54 atlet dan ofisial, serta 30 lainnya adalah tim dokter, masseur, dan atase.

Khusus atlet, Indonesia memberangkatkan 28+1 atlet yang akan tampil dalam delapan cabang olahraga, yaitu bulutangkis, panahan, menembak, rowing, angkat besi, renang, atletik, dan surfing.