Bola.com, Jayapura - Boaz Solossa merasa dilepas secara menyakitkan oleh Persipura Jayapura. Namun, penyerang berusia 35 tahun ini mengaku tidak menyimpan dendam dengan tim yang membesarkan namanya tersebut.
"Sampai kapan pun, sampai mati pun saya tidak akan pernah begitu dengan Persipura. Sebab, saya sukses dan terkenal berkat Persipura," kata Boaz Solossa dinukil dari channel YouTube KFFSPORT.
Setelah dicoret dari tim berjulukan Mutiara Hitam itu, Boaz mendapatkan banyak tawaran. Satu di antaranya dari Persija Jakarta. Bochi, panggilannya, berjanji akan tetap profesional jika berhadapan dengan Persipura suatu saat nanti.
"Setelah saya bermain untuk tim baru nanti, lalu berhadapan dengan Persipura, pasti ada rasa sedih dan senang. Tapi saya tidak dendam," tutur Boaz Solossa.
"Sportivitas harus tetap dijunjung tinggi. Sebab, Persipura adalah tim yang membesarkan nama saya," jelas pemain asal Sorong, Papua Barat tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Akui Tenggak Miras
Boaz Solossa mengaku sempat mengonsumsi minuman keras dua hari sebelum pertandingan uji coba kontra Persita Tangerang, tapi membantah hal tersebut menjadi penyebab masalah yang timbul dalam laga uji coba tersebut.
Pelatih Persipura, Jacksen Tiago, sempat mengungkapkan bahwa pelanggaran indisipliner tersebut terjadi sebelum laga uji coba yang dijalani Persipura menghadapi Persita Tangerang pada 13 Juni 2021. Selain Boaz, Persipura juga mencoret Yustinus Pae dengan alasan yang sama.
Namun, Jacksen menolak untuk mengungkap bentuk indisipliner yang dilakukan dua pemain senior Persipura tersebut karena menurut pelatih asal Brasil itu, hanya kedua pemain itu yang punya kredibilitas untuk memberikan penjelasan.
Jacksen dalam konferensi pers virtual pada Rabu (7/7/2021), hanya mengatakan dirinya tak mempermasalahkan perilaku indisipliner itu tapi kecewa karena ada komitmen terhadap kesepakatan yang sudah dibuat satu minggu sebelumnya.
"Saya dan Yustinus Pae harus bercerita mengenai kronologi sebelum uji coba melawan Persita pada hari Minggu itu. Dua hari sebelumnya kami memang minum. Setelah itu hari Minggu kami uji coba," ungkap Boaz dalam klarifikasinya kepada wartawan di Jayapura yang ditayangkan channel YouTube Jurnal Tanah Papua.
"Yustinus Pae merasa harus menyampaikan yang sebenarnya dan dia panggil coach keluar dari ruang ganti. Dia sampaikan kalau dia minum dan menyampaikan bahwa keputusan kembali kepada coach. Kata Yustinus Pae, 'kalau coach percayakan saya bermain, saya akan bermain, tapi kalau tidak, saya siap menerima'."
"Mengenai kesalahan indisipliner itu, kami harus siap dengan keputusan manajemen, tapi saya kira kejujuran merupakan hal yang sangat berarti. Tipa (panggilan Yustinus Pae) jujur kepada pelatih kalau dia sempat minum. Mungkin sebenarnya pelatih sudah tahu, dan setelah berbicara jujur itu kami tetap bermain," imbuh Boaz.
Tidak Dihargai
Setelah pamit dengan Jacksen, sang pelatih yang dianggapnya sudah seperti orang tua di dalam tim, Boaz mengakui bahwa akan ada sanksi untuk dirinya dan Yustinus Pae. Namun, Boaz mengaku manajemen hanya mengatakan sanksi tersebut akan diberitahu setelah pertemuan lebih lanjut.
Boaz dan Yustinus Pae akhirnya harus menunggu sampai hampir tiga pekan. Boaz pun mengakui bahwa rekannya itu sampai gelisah karena tak ada kabar yang pasti dari manajemen tim. Namun, akhirnya manajemen Persipura mengambil keputusan yang pahit menurutnya, yaitu pencoretan dari tim.
"Saya memang ingin keputusan itu diambil secepatnya karena sebagai pemain kami merasa tiga pekan itu waktu yang cukup lama. Hanya saja, saya seperti tidak dihargai. Kami tinggal tidak jauh, tapi untuk bertemu dengan manajemen saja susah," ujar Boaz.
Sumber: YouTube KFFSPORT dan Jurnal Tanah Papua