Bola.com, Bali - Ada hikmah dalam setiap cobaan. Hal inilah yang membuat penyerang muda Bali United I Kadek Dimas Satria menyikapi dengan lebih tegar ketika tahu Piala AFC 2020 dibatalkan dan Liga 1 2021/2022 ditunda.
Kadek Dimas mengaku ada waktu persiapan lebih baik yang bisa dilakukan Bali United, khususnya dirinya sendiri sebelum menatap Liga 1. Tapi dia enggan penundaan berlarut terus menerus. Pemain asal Desa Legian ini tidak ingin harapan palsu kembali seperti musim lalu.
"Pasti kecewa karena lebih dari satu tahun tidak main bola. Apalagi Liga 1 mundur dan katanya akhir Agustus baru mulai. Ya sekarang tetap jaga kondisi saja dulu. Perbanyak porsi latihan meskipun PPKM. Fokus perbaiki diri karena masih banyak waktu,” terangnya.
Selain Piala AFC dan Liga 1, PPKM Darurat Jawa-Bali menjadi sedikit penghalang baginya dan pemain lain di Bali United. Dia tidak bisa berlatih maksimal di lapangan. Jelas hal ini menurutnya cukup mengganggu persiapan tim dan kondisi pemain.
"Kalau bisa jaga kondisi di lapangan, tentu lebih bagus. Tapi mau bagaimana, kami sebagai pemain wajib ikuti aturan pemerintah agar COVID-19 cepat berlalu. Jadinya selama PPKM ini, saya jaga kondisi dengan latihan mandiri. Variasi latihan strength dan core seperti push up serta sit up,” ungkapnya.
Masih ada titik lemah yang perlu dibenahi top scorer EPA Liga 1 U-18 tahun 2019 tersebut setelah dia melakukan evaluasi pasca bermain untuk pertama kalinya dengan skuad senior Bali United menghadapi PSIM Yogyakarta di Tour de Java beberapa waktu lalu.
"Yang kurang sih fisik dan kekuatan otot. Selain itu kepercayaan diri saya. Waktu kemarin (Tour de Java), saya tegang karena baru pertama kali main dengan tim senior. Waktu itu pelatih bilang kalau saya harus banyak belajar dari Lerby dan Spaso,” ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Sosok Lerby Eliandry
Sebagai pemain muda, Kadek Dimas jelas memiliki idola. Legenda hidup Persija Jakarta, Bambang Pamungkas menjadi salah satu penyerang yang dikaguminya.
Tapi di Bali United, Lerby Eliandry yang jadi panutannya. Sama-sama menjadi pemain nomor sembilan, Kadek Dimas lebih banyak curhat kepada Lerby.
Bahkan keduanya satu kamar saat Piala Menpora dan Tour de Java. Ada alasan sederhana mengapa pemilik nomor punggung 10 tersebut jadi panutan Kadek Dimas. Dia menilai Lerby nyaman diajak curhat dan sering memberikan masukan penting.
Bang Lerby dan Spaso sering berikan semangat serta motivasi kepada saya. Tapi saya lebih sering satu kamar dengan Lerby. Dari sana, dia sering beri masukan kepada,” ucapnya.
Selain ingin bersaing dan memikat hati Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra, Kadek Dimas juga memiliki ambisi lain. Dia berharap bisa menembus kembali skuad Timnas Indonesia.
Tahun lalu, dia sempat bergabung dalam pemusatan latihan Timnas U-19 di Jakarta, namun akhirnya tersingkir jelang keberangkatan menuju Kroasia. Saat itu hanya Irfan Jauhari dan I Komang Tri Artha Wiguna yang diboyong Shin Tae-yong ke Kroasia.
"Kalau disuruh memilih untuk saat ini apakah berkarier di luar negeri atau ke Timnas, saya memilih Timnas. Saya mau tembus skuad Timnas lagi dan belum ada kepikiran bermain di luar negeri,” tutupnya.
Baca Juga