Bola.com, Jakarta - Timnas Inggris secara menyesakkan gagal juara Euro 2020 setelah pada final takluk dari Italia melalui adu penalti di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. Kekalahan itu menggenapi momen menyesakkan Gareth Southgate yang juga merasakan kegagalan 25 tahun silam.
Timnas Inggris sebenarnya punya kans besar menyudahi penantian 55 tahun untuk kembali juara turnamen mayor. Apalagi mereka bermain di kandang sendiri.
Namun, Dewi Fortuna belum berpihak kepada mereka. Fans The Three Lions harus menunggu lebih lama lagi untuk berpesta dan mengangkat trofi.
Bagi Gareth Southgate, kegetiran kembali datang setelah 25 tahun. Dulu sebagai pemain, kini sebagai pelatih. Penentunya sama-sama adu penalti. Apa yang terjadi 25 tahun lalu?
Inggris sudah lama, bahkan sangat lama, tidak menginjak final turnamen besar, tepatnya sejak Piala Dunia 1966. Saat itu, The Three Lions juara di kandang sendiri.
Sekitar 25 tahun lalu, Inggris sebenarnya punya kans mencapai final Euro 1996. Namun, secara menyesakkan mereka takluk dari Jerman melalui adu penalti.
Bak kisah drama, Gareth Southgate, pemain yang gagal pada tendangan penalti penting seperempat abad yang lalu, kini bertanggung jawab memimpin Inggris untuk mengakhiri 55 tahun penderitaan untuk merasakan lagi megahnya laga final.
Di bawah polesan pelatih Terry Venables, Southgate selalu bermain dalam setiap pertandingan di Euro 1966. Pada 26 Juni 1996, Inggris bertemu seteru klasiknya, Jerman, di semifinal. Pertandingan harus diselesaikan dengan adu penalti karena skor sama 1-1.
Jerman memenangi adu penalti dengan skor 6-5. Gareth Southgate menjadi satu-satunya penendang penalti yang gagal pada pertandingan itu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Momen Terberat
Bobby Bowry, yang menjadi penonton di Wembley, meyakini Southgate, mantan rekan setim di Crystal Palace, pasti akan mencetak gol ketika maju sebagai algojo penalti.
"Dia penyerang yang bagus dengan kedua kakinya. saya benar-benar yakin dia akan mencetak gol," katanya kepada Sky Sports.
“Satu tahun lalu kami bermain melawan Manchester United di semifinal Piala FA, jadi kami berlatih penalti minggu itu dan dia mengalahkan mereka dengan gembira. Tetapi melakukannya dalam sesi latihan dan di depan 70.000 orang adalah hal yang sama sekali berbeda."
"Ketika dia muncul, rasanya saya lebih khawatir daripada dia. Kurasa saya memejamkan mata," imbuh Bowry.
Saat Gareth Southgate maju skor sama kuat 5-5, dan memasuki sudden death. Tendangan Southgate bisa ditepis dan Inggris tersingkir dari Euro 1996, setelah Andreas Moller dengan percaya diri mencetak gol penalti keenam bagi Jerman.
Bertahun-tahun kemudian, Southgate mengakui perannya dalam membuat Inggris tersingkir dari Euro 1996 merupakan momen terberat dalam karier profesionalnya. Dia masih menyimpan penyesalan hingga kini.
"Anda mungkin berada dalam pertandingan terbesar yang dimiliki tim selama 30 tahun pada saat itu. Negara ini berada dalam gelombang pasang surut emosi dan perasaan yang baik, dan kemudian Anda berjalan menjauh dari stadion dengan perasaan bahwa Anda adalah orang yang pada akhirnya bertanggung jawab atas kegagalan itu," kata Southgate pada 2020.
"Saya tidak pernah merasa marah, hanya meras menyesal, dan bertanggung jawab. Dalam ukuran kecil, rasa itu masih tinggal bersama saya, gagal di bawah tekanan di bawah sorotan besar itu sulit diterima secara profesional."
Jadi mampukah Southgate menebus penyesalan itu dengan mengantar tim besutannya ke final Euro 2020?
Sumber: Sky Sports
Baca Juga