Bola.com, Jakarta - Terdapat kisah menarik tentang Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate. Ceritanya akan dibahas dalam Extra Time kali ini. Sebuah kisah "aksi bersembunyi" Southgate di Bali, Indonesia, setelah kegagalannya di Euro 1996.
Gareth Southgate saat itu masih menjadi pemain Timnas Inggris. Bermain di kandang, Stadion Wembley, The Three Lions tentunya mendapat tekanan karena harapan yang besar dari para pecinta sepak bola. Para suporter tuan rumah tentunya berharap tim kesayangan melaju ke partai puncak.
Namun, lawan mereka tidak mudah yaitu Timnas Jerman di laga semifinal. Hampir sama dengan "tragedi" di final Euro 2020, Inggris unggul lebih dulu dengan gol menit ketiga dari striker Alan Shearer. Der Panzer membalasnya dengan torehan gol dari Stefan Kuntz pada menit ke-16.
Bermain imbang 1-1 selama 120 menit, pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti. Timnas Inggris kalah 5-6 dari Jerman. Hanya ada satu penendang yang gagal, yaitu Gareth Southgate.
Alhasil, Southgate menjadi pusat perhatian seantero Inggris. Saat itu, Southgate yang masih berusia 26 tahun, tidak sanggup lagi dengan "tekanan" tersebut. Ia memutuskan untuk menghubungi seseorang yang bernama Jane Sanderson, seorang teman yang dekat dengan keluarga Southgate.
Jane Sanderson kala itu masih bekerja di sebuah perusahaan penerbangan. Southgate meminta tolong untuk membawanya ke tempat mana pun untuk "bersembunyi", seperti dilansir The Athletic saat mewawancarai Jane Sanderson pada 11 Juli 2021.
Akhirnya, Gareth Southgate menemukan tempat persembunyiannya, yaitu di Bali. Apakah destinasinya tersebut tepat untuk melepas penat setelah kegagalannya bersama Timnas Inggris di Euro 1996? Kalian bisa menemukan jawabannya dalam tayangan Extra Time di atas.