Rahmad Darmawan Bicara Perkembangan Penggunaan Tiga Bek di Euro 2020

oleh Wahyu Pratama diperbarui 14 Jul 2021, 16:45 WIB
Bek Timnas Inggris, Harry Maguire, menyundul bola saat melawan Italia pada laga final Euro 2020 di Stadion Wembley, London hari Senin (12/07/2021). (Foto: AP/(Frank Augstein,Pool)

Bola.com, Jakarta - Gelaran Euro 2020 telah usai. Italia dipastikan meraih trofi Henri Delaunay kedua mereka sepanjang sejarah. Di partai puncak, mereka berhasil membungkam Inggris di depan pendukungnya lewat drama adu penalti usai bermain 1-1 di waktu normal.

Walau kecewa The Three Lions urung melepas puasa gelar, pelatih Madura United, Rahmad Darmawan mengaku menikmati setiap permainan Inggris. Terutama saat Inggris menyingkirkan tim kuat Jerman di babak 16 besar.

Advertisement

Bermain dengan skema 3-4-3 yang bisa dibilang keluar dari pakem biasanya, Inggris justru bermain lebih rapi. Walaupun sempat keteteran di babak pertama, Inggris berhasil meraih kemenangan berkat gol Raheem Sterling dan Harry Kane di babak kedua.

Skema serupa kembali diterapkan Gareth Southgate di partai puncak. Bahkan, Inggris unggu lebih dulu lewat gol cepat Luke Shaw, sebelum akhirnya Leandro Bonucci mencetak gol penyeimbang yang membuat laga tak bisa diakhiri di waktu normal.

"Perkembangan sepak bola sekarang, saat hilang bola semua tim ada di posisi on half, posisi pertahanan dengan compact defense. Akhirnya ruang untuk para penyerang begitu sempit. Ketika terjadi situasi itulah, maka ada sebuah solusi dengan memainkan wingback," kata Rahmad Darmawan.

Wingback merupakan peran untuk pemain terluar di posisi gelandang dalam skema tiga bek. Selain bertugas membantu pertahanan, pemain yang ditempatkan sebagai wingback dituntut melakukan penetrasi menyisir pinggir lapangan sembari tetap menjaga kedalaman.

Video

2 dari 2 halaman

Tiga Bek Jadi Solusi Counter Attack?

Pelatih Chelsea, Antonio Conte, beradu taktik dengan pelatih Manchester United, Jose Mourinho. Kemenangan ini menjadi catatan postif bagi Conte yang sejak menangani Chelsea sudah dua kali menang atas Mourinho. (AFP/Glyn Kirk)

Pelatih asal Lampung itu menilai skema tiga bek merupakan formasi ideal untuk menghadapi lawan yang memainkan pola counter attack. Dengan keberadaan wingback, pertahanan tetap terlihat solid saat serangan dadakan tiba.

Saat menggunakan skema empat bek, mantan pelatih Persija Jakarta itu menyebut bila duo bek tengah akan kerepotan saat dua fullback mereka tak segera bergerak turun. Hal ini berbeda dengan penggunaan tiga bek sentral.

"Dengan memakai tiga defender, pada saat kita melakukan serangan tetap ada keseimbangan. Wingback tidak akan ragu-ragu untuk pergi ke atas (melakukan serangan) karena keseimbangan bertahannya lebih aman," paparnya.

"Tiga pemain center back dan satu gelandang bertahan yang biasanya akan berhenti untuk bertahan, itu akan menutup ruang di belakang pertahanan yang sempat terbuka lebar," tandas RD.

Skema tiga bek ini mulai populer di Inggris saat Antonio Conte membawa Chelsea juara Premier League 2016/2017. Dengan skema 3-4-1-2, The Blues berhasil memimpin di peringkat pertama sejak pekan 12 hingga akhir musim.

Berita Terkait