Bola.com, Samarinda - Yustinus Pae dipastikan tidak akan menyusul Boaz Solossa yang bergabung dengan Borneo FC. Bek berusia 38 tahun itu kemungkinan akan merapat ke klub Liga 1 lain.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein menjelaskan bahwa kedatangan Boaz Solossa ke timnya tidak satu paket dengan Yustinus Pae.
Ketika baru keluar dari Persipura Jayapura, Boaz Solossa mengajukan syarat bagi klub peminat untuk mengontraknya bareng Yustinus Pae. Nyatanya, kedua pemain itu tidak bermain bersama di Borneo FC.
Borneo FC tidak dapat mendatangkan Yustinus Pae mengingat penuhnya stok bek sayap kanan. Pasalnya, tim berjulukan Pesut Etam itu telah memiliki Marckho Meraudje dan Rifad Marasabessy.
"Kami sampaikan, yang mana untuk posisi bek sayap kanan Borneo FC, sudah ada Marckho dan Rifad," jelas Nabil kepada Bola.com.
Nabil memperkirakan, tidak butuh waktu lama bagi Yustinus Pae untuk mendapatkan pelabuhan baru pasca-pergi dari Persipura. Meski telah uzur, mantan pemain Timnas Indonesia itu masih mempunyai daya tarik bagi peserta Liga 1.
"Saya rasa, Yustinus Pae akan menuju klub lain di Liga 1," papar pengusaha muda tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Permintaan Boaz Sebelumnya
Boaz Solossa dan Yustinus Pae baru dipecat dari Persipura pada beberapa pekan lalu akibat indisipliner yang berat sekaligus berulang.
Keduanya harus menelan pil pahit lantaran pengabdian untuk Persipura selama belasan tahun terpaksa berakhir dengan mengenaskan.
Boaz telah menganggap Yustinus Pae sebagai saudaranya. Oleh sebab itu, Bochi, karibnya disapa, pernah bilang tidak ingin dipisahkan dengan pemain kelahiran 19 Juni 1983 tersebut.
"Di mana pun saya bermain nantinya, Yustinus Pae harus ada di situ. Kami bicara keluarga dan kenyamanan," kata Boaz dinukil dari channel YouTube KFFSPORT.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi