Bola.com, Denpasar - Kedalaman skuad Bali United tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari penjaga gawang hingga penyerang, Bali United memiliki segudang pemain yang bisa dianggap merata dari segi kualitas pemain.
Contoh saja penjaga gawang. Bali United memiliki empat kiper, yaitu Wawan Hendrawan, Nadeo Arga Winata, Samuel Reimas, dan Rakasurya Handika. Namun sejauh ini, hanya Nadeo dan Wawan yang silih berganti tampil.
Khususnya sejak Nadeo direkrut sebagai penjaga gawang Bali United musim lalu. Tentu bukan perkara sulit bagi Pelatih Kiper Bali United Marcelo Da Silva Pires untuk menentukan komposisi penjaga gawang.
Terlebih pelatih berpaspor Brasil tersebut dibantu deputi I Kadek Wardana yang musim ini masuk sebagai jajaran pelatih Bali United.
Masing-masing penjaga gawang Bali United memiliki karakteristik permainan masing-masing. Berikut ulasannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
1. Wawan Hendrawan
Sejak bergabung bersama Bali United sejak Liga 1 2017, Wawan tampil cukup konsisten. Hampir selalu penjaga gawang asal Brebes, Jawa Tengah ini selalu dimainkan.
Yang paling teringat adalah saat dia melakukan blok sepakan melengkung Marc Klok ketika bertandang ke Stadion Andi Mattalatta, Makassar kala bersua PSM Makassar di pekan ke-33 Liga 1 2017. Berkat penyelamatan gemilangnya, dia turut membawa Bali United menang tipis 0-1.
Dari 99 penampilan bersama Serdadu Tridatu, Wawan berhasil mencatatkan 38 cleansheet. Sudah memasuki usia 38 tahun, penampilannya masih sangat konsisten.
Menurut Wawan ketika diwawancara beberapa waktu lalu, seorang penjaga gawang tidak membutuhkan tenaga yang cukup banyak seperti pemain lainnya.
"Fisik seorang kiper tak terlalu tergerus dibandingkan pemain posisi lain. Yang dibutuhkan adalah ketenangan dan kematangan dalam mengambil keputusan cepat," ujarnya.
2. Nadeo Argawinata
Direkrut dari Borneo FC tahun lalu, Nadeo dianggap sebagai penjaga gawang yang mampu menyaingi Wawan. Terbukti di Piala AFC 2020, pelatih penjaga gawang saat itu Andrew Keith Peterson memilih Nadeo sebagai penjaga gawang utama.
Wawan bermain di Liga 1 2020. Konsistensinya membuahkan hasil. Penjaga gawang yang membawa Timnas Indonesia U-23 meraih medali perak di SEA Games 2019, Manila tersebut masih dipercaya Shin Tae-yong sebagai penjaga gawang Timnas Indonesia hingga terakhir di fase kualifikasi Piala Dunia 2022.
Andrew Peterson sempat berujar penjaga gawang asal Kediri, Jawa Timur tersebut konsisten di Timnas Indonesia. Itu sebabnya dia dipilih untuk menjadi penjaga gawang di Piala AFC ketimbang Wawan.
"Di Piala AFC, Nadeo lebih banyak bermain dibanding Wawan karena pengalamannya di Asia. Jelas karena dia menjadi penjaga gawang Timnas U-23," terangnya.
3. Samuel Reimas
Penjaga gawang asal Papua tersebut masih dikatakan kalah bersaing dengan Wawan setelah direkrut dari Perseru Serui di Liga 1 2019. Dia hanya bermain selama tiga kali.
Itupun setelah Bali United memastikan gelar juara Liga 1 2019 di pekan ke-30 setelah menang kontra Semen Padang di Stadion H. Agus Salim.
Menurut Marcelo Pires, Samuel Reimas adalah sosok penjaga gawang yang gesit. Makanya dia dipilih sebagai penjaga gawang saat adu penalti kontra PS Sleman di babak delapan besar Piala Menpora 2021 meskipun gagal membawa Bali United lolos ke semifinal.
"Samuel adalah penjaga gawang yang cukup gesit dan dengan kepemimpinan yang baik di dalam tim, kami tim pelatih akan memperbaiki bagian teknis tersebut," ucapnya.
4. Rakasurya Handika
Sejak merapat ke Bali United, Rakasurya belum pernah bermain di kompetisi resmi. Hanya dua kali dia bermain. Itupun saat uji coba kontra Rans Cilegon FC dan Tour de Java menghadapi Barito Putera.
"Dia penjaga gawang muda dengan masa depan yang menjanjikan. Dia penjaga gawang yang sangat baik, tapi masih muda dan perlu terus untuk diasah," ucap Marcelo Pires.
Disisi lain Rakasurya mengatakan di Bali United tidak ada persaingan di posisi penjaga gawang. Yang ada adalah semua penjaga gawang saling mengisi satu sama lain.
"Kami sebagai penjaga gawang saling dukung satu sama lain. Contohnya Mas Wawan yang sering berikan masukan kepada saya. Apalagi waktu lawan Barito di Tour de Java," tutupnya.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia