Bola.com, Malang - Dua musim terakhir Arema FC rajin mempromosikan pemain binaan dari akademi klub mereka sendiri, mulai dari Andriyas Francisco, Vikrian Akbar, hingga yang terbaru Tito Hamzah dan Bramantio Ramadhan. Ke depan, masih ada banyak pemain yang akan diorbitkan dari akademi Arema karena dalam sesi latihan banyak pemain tim Arema U-19 yang dilibatkan.
Seperti dalam beberapa kesempatan sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dilakukan. Dari sekian banyak pemain muda yang ikut berlatih, ada satu yang sempat menjadi perhatian. Seorang gelandang dengan postur yang lebih tinggi dari pemain muda lainnya.
Ketika sesi finishing, tendangan kerasnya ke arah gawang membuat pemain senior Arema ikut kadung. "Wah, tendangan Singgih Pitono keluar!" celetuk pemain senior Arema FC, Kushedya Hari Yudo.
Ternyata tendangan tersebut memang dilepaskan oleh pemain yang juga merupakan anak dari striekr legendaris Arema, Singgih Pitono. Anak muda itu bernama Zarka Safiq.
Zarka masih berusia 18 tahun dan tergabung dalam skuad Arema U-19 dengan posisi gelandang. Singgih Pitono kini pun tercatat sebagai asisten pelatih tims senior Arema FC. Namun, kondisi itu tak membuat sang anak otomatis cepat promosi ke tim senior Arema.
"Dia hanya ikut latihan bersama tim senior jika memang sedang diperlukan, seperti ketika banyak pemain cedera atau hal lainnya," ujar Singgih.
Zarka merupakan anak keempat Singgih Pitono. Hanya dia yang sepertinya serius menekuni sepak bola seperti sang ayah. Karier saudara-saudara kandungnya berjalan di tempat yang berbeda. Darah sepak bola Singgih terlihat dari cara Zarka bermain. Meski berbeda posisi, tendangan keras yang menjadi identitas sang ayah ada dalam diri Zarka.
"Sejak kecil dia ikut Akademi Arema, tapi di Ngunut (Tulungagung). Baru 2018 pindah ke Malang, tapi dia masih perlu meningkatkan kemampuannya, terutama untuk masalah speed dan endurance," lanjut asisten pelatih Arema FC itu.
Video
Anak Pelatih Tidak Jaminan Mudah Promosi
Meski berstatus anak legenda dan asisten pelatih Arema FC, tidak ada jalur pintas yang didapatkan Zarka. Dia tetap harus mengikuti prosedur merintis karier dari tim kelompok usia Arema.
Saat beberapa pemain di kelompok usianya promosi ke tim senior, Zarka masih berada di Arema U-19. Artinya, Arema tetap menarik pemain berdasarkan kebutuhan tim dan kualitasnya.
"Kalau soal promosi ke tim senior, itu tergantugn kepada anaknya sendiri. Saya hanya bisa memberikan motivasi," ujar Singgih.
Sebelumnya, Arema FC sempat memiliki anak pelatih yang juga menimba ilmu di akademi, yaitu Roista Reistifar. Dia merupakan putra pelatih Arema musim 2018, Joko Susilo. Namun, sayang kariernya tidak berlanjut ke tim senior.
Setelah dari Arema U-19, Roista sempat pindah bersama ayahnya ke Persik Kediri. Namun, kini dia dalam proses pendidikan menjadi anggota TNI.
Ini membuktikan bahwa anak pelatih tetap harus mengikuti prosedur di Arema. Tidak ada promosi gratis yang diberikan sehingga penentunya adalah kualitas dan kebutuhan tim.
Baca Juga