Bola.com, Bandung - Persib Bandung termasuk tim yang menjadi tujuan para pesepak bola tanah air. Termasuk Dedi 'Dado' Kusnandar dan Muhammad 'Deden' Natshir yang merupakan pemain asli Jawa Barat. Tapi, tak mudah buat keduanya mewujudkan impian itu.
Mereka harus bertualang dulu dengan membela tim lain sebelum akhirnya bergabung di Maung Bandung. Menariknya, Dado dan Deden sama-sama mengawali karier profesionalnya dengan bergabung di Pelita Jaya U-21 dengan pencapaian trofi juara Liga Super Indonesia U-21 musim 2008/2009.
Selepas dari Pelita Jaya, mereka berkostum Arema Cronus jelang pada 2013.
"Di Malang, kami tinggal di rumah kontrakan serta menyicil sepeda motor untuk menunjang aktivitas keseharian dan latihan," kenang Dado dan Deden pada sesi Ngariung Online di channel youtube Persib TV.
Deden tak lama Arema, pria kelahiran Bandung, 13 Februari 1993 ini menerima tawaran manajemen Persib Bandung. Sebagai putera asli Bandung, tanpa pikir panjang langsung mengiyakan meski saat itu statusnya adalah kiper tim Persib U-21 juga terdaftar di tim senior.
Itulah mengapa nama Deden masuk dalam daftar skuad Persib yang sukses meraih trofi juara Liga Super Indonesia 2014.Sementara Dado tetap di Arema dan kemudian berkostum Surabaya United (Bhayangkara FC) pada musim berikutnya. Keduanya akhirnya kembali satu tim pada 2014 setelah Dado menerima ajakan Persib Bandung.
"Senang bisa bergabung di Persib. Itu berarti perjuangan kami menimba ilmu dan pengalaman dengan bermain di tim lain akhirnya membuahkan hasil," kata Dado yang diamini Deden.
Video
Bangkit Dari Cedera Parah
Perjalanan karier keduanya pun pernah diwarnai oleh cedera patah tulang ketika memperkuat Persib di Liga Indonesia. Dado lebih dulu mengalaminya ketika Persib meladeni tuan rumah PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin pada Liga 1 2018. Tulang fibula Dado patah setelah bertabrakan dengan Rizky Pellu.
"Usai insiden tabrakan, saya belum merasakan sakit. Saya malah masih sempat main. Baru setelah diganti dan kemudian di bawah ke rumah sakit, sakitnya baru terasa," ungkap Dado.
Begitu pun Deden yang mendapatkan cedera sama ketika Persib di Stadion Gelora Bung Karno pada Liga 1 2019. Deden cedera setelah berduel satu lawan satu dengan penyerang Persija, Bruno Mathos pada menit ke-30. Deden pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Bukan hanya rasa sakit, cedera juga membuat mental kami naik turun. Untung ada keluarga dan teman-teman yang terus memberikan dukungan," papar Deden.
Meski absen dengan waktu lama karena cedera, Deden dan Dado menegaskan tak menyimpan rasa dendam. Bagi keduanya, cedera adalah risiko yang bisa menimpa setiap pesepak bola.
Rencana Masa Depan
Seperti pesepak boka lainnya, Dedo dan Dede menyadari durasi karier mereka tak berlangsung lama sejalan dengan pertambahan usia. Keduanya pun sudah mempersiapkan diri dengan memulai membuka usaha. Dado misalnya, selain membuka usaha laundry, pria kelahiran Sumedang, 23 Juli 1991 juga memiliki restoran.
"Secara bertahap saya belajar manejerial. Ke depan, saya masih ingin tetap di sepak bola. Jadi pelatih, manajer atau bahkan memiliki klub sendiri," terang Dado.
Deden juga begitu. Meski mengaku untuk saat ini lebih fokus di sepak bola, ia juga kerap menyempatkan waktu luangnya untuk bisnis jual beli barang.Pada kesempatan itu, Dado dan Deden juga mengungkapkan harapannya agar Liga 1 2021/2022 bisa bergulir bulan depan.
"Semoga pandemi COVID-19 bisa teratasi.Ayo mari kita sama-sama mengikuti imbauan pemerintah dengan menaati protokol kesehatan dan vaksinasi," pungkas Deden.