Bola.com, Bandung - Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah berhasil meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (24/7/2021). Lifter berusia 19 tahun ini sukses menyumbangkan medali pertamanya di kelas 49kg.
Windy Cantika Aisah sukses mencatatkan total angkatan 194 kg. Dengan perincian angkatan snatch 84kg, angkatan clean dan jerk 110kg.
Bakat Windy di cabang olahraga angkat besi ini rupanya warisan dari sang ibu, Siti Aisah. Perempuan kelahiran 15 Agustus 1969 ini merupakan atlet angkat besi di era 80an.
Prestasi Siti Aisah di ajang angkat besi cukup gemilang. Dia sempat meraih medali perak Kejuaraan Dunia di Amerika Serikat pada 1987, kemudian juara kedua Kejuaraan Dunia di Jakarta pada 1988.
"Kejuaraan di Amerika Serikat dapat medali perak 1987. Lalu juara kedua di Kejuaraan Dunia wanita ke 2 di Indonesia waktu itu tuan rumah,"ujar Siti saat dihubungi Bola.com, Minggu (25/7/2021).
Siti Aisah sewaktu kecil memang sudah tertarik menggeluti angkat besi. Awalnya dia sering melihat atlet angkat besi Maman Suryaman berlatih.
Maman merupakan lifter yang pernah mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Maman juga yang kini banyak mencetak atlet angkat besi andal seperti peraih medali perak Olimpiade Brasil 2016, Sri Wahyuni.
"Dulu waktu SD tinggal di Legokloa, Pamengpeuk sering lihat Pak Maman depan rumah berlatih, kemudian diajak sama Pak Maman mau gak ikut latihan, dari sana mulai tertarik angkat besi," terangnya.
Namun, pilihan Siti Aisah menggeluti olahraga angkat besi mendapat pertentangan dari warga sekitar. Saat itu olahraga tersebut identik dengan laki-laki.
"Wah banyak ditentang, kamu perempuan kok olahraganya ikut laki-laki. Pokoknya banyak yang bully jadi bahan ledekan. Tapi, sekarang di daerah situ gudangnya atlet angkat besi," paparnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Semua Anak Berkecimpung di Angkat Besi
Siti yang kini bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung itu sudah memiliki tiga anak. Ketiga anaknya itu kini berkecimpung di olahraga angkat besi.
"Anak pertama jadi wasit angkat besi, kedua jadi pelatih dan alhamdulillah bungsu Windy yang sekarang ikut Olimpiade," tuturnya.
Siti sebenarnya tidak berambisi mencetak anaknya untuk jadi penerus di angkat besi. Sebagai orang tua, dia hanya bisa mendukung apa yang menjadi pilihan sang anak.
"Kalau ke anak enggak menyuruh harus bisa angkat besi. Silahkan saja pilih olahraga yang terbaik, tapi anak suka lihat orang tua latihan dan lihat foto-foto saya dulu kemudian anak mulai tertarik," katanya.
"Kalau sudah tertarik saya coba bina dan diarahkan. Saya ajarkan anak angkat-angkat paralon ditambah semen, akhirnya serius dan saya langsung daftarin ke Pak Maman," lanjutnya.
Angkat besi sekarang ini, ujar Siti, mulai mendapat perhatian dari masyarakat sekitar. Banyak anak-anak yang tertarik untuk bergabung dengan klubnya di kawasan Cimaung, Kabupaten Bandung.
"Sebelum Windy ikut SEA Games 2019 sudah banyak yang ikut latihan, banyak tetangga yang tertarik gabung ke klub saya. Alhamdulillah ada yang sudah ikut Porda atau gabung PPLP," terangnya.