Bola.com, Semarang - Media sosial tengah diramaikan dengan unggahan petisi yang dibuat oleh para pelaku sepak bola nasional. Surat terbuka ditandatangani oleh perwakilan pemain dari setiap klub Liga 1, termasuk kiper PSIS Semarang, Joko Ribowo, plus Presiden dan Wakil Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) agar kompetisi sepak bola di Tanah Air bisa segera bergulir.
Surat ini memang diinisiasi oleh APPI dan ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Asosiasi yang mewadahi pesepak bola profesional di Tanah Air itu memang bergerak agar pelaksanaan kompetisi bisa segera mendapatkan izin dari pemerintah setelah terhenti selama sekitar 1,5 tahun.
Penjaga gawang PSIS Semarang, Joko Ribowo, turut mendukung petisi tersebut dan membubuhkan tanda tangannya sebagai perwakilan tim Mahesa Jenar. Ia merasa prihatin karena sepak bola nasional vakum dalam waktu yang sangat lama.
Dalam surat terbuka itu, ada tanda tangan dari perwakilan pemain 18 klub Liga 1, beserta Firman Utina dan Andritany Ardhiyasa yang mewakili APPI. Inti dari surat terbuka tersebut menyatakan aspirasi dan keinginan pesepak bola sebagai bagian dari warga negara Indonesia agar Presiden Joko Widodo dapat membukakan jalan untuk kompetisi sepak bola Indonesia.
Jokri, sapaan karib Joko Ribowo, menyebut bukan hanya pesepak bola profesional di level kompetisi Liga 1 dan Liga 2 yang terkena imbas. Namun, juga kompetisi Liga 3 hingga level pembinaan sepak bola usia dini turut terdampak.
"Bukan cuma pemain Liga 2 atau Liga 1 yang terkena imbasnya. Tapi, ya Liga 3 juga terkena imbas. Indonesia punya banyak pemain di klub Liga 3," terang kiper PSIS Semarang itu, Kamis (29/7/2021).
Video
Demi Regenerasi
Kiper PSIS Semarang asal Pati itu mengakui bahwa vakumnya kompetisi, baik dari Liga 1 hingga Liga 3, turut membawa dampak bagi banyak pemain muda yang sedang dalam tahap proses meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
Sementara di sisi lain, tidak adanya kompetisi juga berpengaruh terhadap meredupnya potensi-potensi pemain muda serta prestasi Timnas Indonesia yang terancama meredup karena para pemainnya tidak berkompetisi secara resmi.
"Pemain-pemain muda juga terpengaruh, mendapatkan imbas dari vakumnya kompetisi sampai saat ini. Level pemain bisa meningkat karena banyak kompetisi. Kasihan adik-adik yang mau meningkatkan performa. Mereka jadi tertunda dalam meningkatkan kemampuan," lanjut eks kiper Arema itu.
"Otomatis kalau kompetisi tidak ada, tim nasional juga pasti berbeda. Mau target setinggi apa pun kalau tidak ada kompetisi, tim nasional juga pasti terpengaruh," tegas Joko Ribowo.