Bola.com, Jakarta - Bagi pemain Indonesia, bermain di luar negeri, apalagi di Eropa, adalah kesempatan langka. Namun, kesempatan itu terkadang disia-siakan. Ujung-ujungnya, malah balik lagi ke Indonesia untuk berkompetisi di Liga 1.
Ada sejumlah pemain di Liga 1 yang sebelumnya pernah berkiprah di Eropa, baik untuk menimba ilmu atau sempat bermain di tim utama.
Masih ingat dengan kepindahan Miftah Anwar Sani ke Bosnia dan Herzegovina? Baru juga enam bulan, bek berusia 25 tahun itu kembali ke Indonesia.
Miftah dikontrak klub Bosnia dan Herzegovina, FK Sloboda Tuzla, selama enam bulan pada awal tahun ini. Namun, mantan pemain Persita Tangerang itu gagal bermain karena perkara birokrasi.
"Karena izin kerja dan prosedur administrasi yang tak kunjung selesai menjelang akhir kompetisi dan durasi kontrak, saya memutuskan untuk kembali dulu ke Indonesia," kata Miftah.
"Saya berusaha survive sekuat tenaga di dalam dan di luar lapangan. Namun, ada hal birokrasi perizinan yang tidak bisa saya jangkau sendiri untuk menyelesaikannya," jelas Miftah.
Akhirnya, pemain yang juga berstatus sebagai TNI Angkatan Darat (AD) itu pulang kampung ke Indonesia dan membela Barito Putera untuk Liga 1. Selain Miftah, siapa lagi pemain Indonesia yang sempat berkiprah di Eropa tapi kembali ke Tanai Air?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Arthur Irawan
Hampir satu dekade lalu, Arthur Irawan mencuri perhatian dengan kesempatan yang diraihnya untuk berlatih dan berkompetisi di Spanyol. Namun, pemain yang murah senyum dan ramah menyapa orang lain itu kemudian harus berpindah-pindah klub di Indonesia dengan menit bermain yang sangat minim.
Arthur Irawan mendapatkan kesempatan untuk berlatih dan berkompetisi di Spanyol pada 2012. Bersama RCD Espanyol di Segunda B, Arthur menjemput impian untuk bisa menjadi pemain sepak bola profesional.
Tepatnya pada 9 November 2011, Arthur Irawan untuk pertama kalinya menandatangani kontrak bersama RCD Espanyol B yang tampil di Segunda Division B, atau kasta ketiga kompetisi sepak bola Spanyol jika dihitung dari La Liga. Pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu pun mendapatkan kesempatan selama 200 menit dalam 8 pertandingan, dengan empat laga di antaranya menjadi starter.
Namun, Arthur Irawan kemudian pindah ke Malaga B yang juga berkiprah di Segunda Division B pada 2014. Bersama Malaga, Arthur tercatat tampil hanya dalam enam pertandingan.
Setelah mencoba peruntungan dengan memperkuat dua klub Spanyol, Arthur Irawan mencoba berkarier di Belgia. Ia bergabung bersama Waasland-Beveren pada 2014. Saat itu, Waasland-Beveren tampil di Belgian Pro League yang merupakan kasta tertinggi sepak bola Belgia.
Dalam debutnya di Belgian Pro League, Arthur tampil ketika Waasland menjalani pertandingan terakhir musim itu di Grup A playoff II. Dalam laga itu, Waasland harus kalah 1-2 dari tamunya KV Mechelen.
Bermain di Belgia, Arthur sempat mengalami cedera. Bahkan ketika pemulihan, pemain kelahiran 3 Maret 1993 itu memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Saat ini, Arthur membela PSS Sleman di Liga 1.
Firza Andika
Satu lagi pemain muda yang pernah menjajal kerasnya kompetisi sepak bola benua biru, ia bernama Firza Andika. Pemain asli Medan itu sempat berkelana di klub Belgia, AFC Tubize.
Sebelumnya Firza Andika berstatus pemain PSMS Medan. Pada 2018, ia bergabung dengan AFC Tuzibe.
"Intinya, kerja keras. Saya tidak mau menyerah dengan pemain Eropa. Kami sama-sama pesepak bola, dan ya mungkin kami sama-sama makan nasi. Jadi, intinya kerja keras dan doa," kata Firza medio Januari 2019.
Firza sempat membuat sensasi di AFC Tubize. Dia mencetak dua gol ke gawang klub asal Barcelona, Marcet Academy, pada April 2019.
Pada laga yang berlangsung 3 April 2019, Firza Andika turun dari bangku cadangan. Ia masuk pada menit ke-60 dan berhasil mencetak dua gol, sekaligus membantu AFC Tubize meraih kemenangan.
Penampilan apik Firza Andika mendapatkan perhatian dari media internasional, Fox Sports Asia. Media yang berbasis di Singapura itu mengangkat sebuah pemberitaan soal Firza.
"Wonderkid Indonesia Firza Andika mencetak dua gol untuk AFC Tubize pada pertandingan melawan klub asal Spanyol," tulis Fox Sports Asia.
Kini, ia telah kembali ke Indonesia. Hanya beberapa bulan bermain untuk Tubize, Firza dipinjamkan ke PSM Makassar. Di klub berjuluk Ayam Jantan dari Timur itu, Firza berstatus pemain pinjaman dari AFC Tuzibe.
Dari PSM, Firza hijrah ke Tira-Persikabo mulai tahun ini. Dia diplot sebagai pengganti Abduh Lestaluhu yang hengkang ke Persis Solo.
Alfin Tuasalamony
Pada era akhir 2000-an, sempat ada program pengiriman pesepak bola Indonesia ke Uruguay dengan nama Sociedad Anónima Deportiva (SAD) atau kemudian dikenal dengan nama Deportivo Indonesia. Cukup banyak pemain yang mendapat kesempatan mengikuti program tersebut, seperti Syamsir Alam, Yongki Aribowo, Yanto Basna, hingga Hansamu Yama Pranata.
Beberapa pemain jebolan SAD sempat mendapatkan kesempatan untuk mencicipi kompetisi Eropa dengan bergabung bersama klub Belgia, CS Vise. Pemain-pemain itu adalah Syamsir Alam, Alfin Tuasalamony, dan Manahati Lestusen.
Syamsir Alam, yang tampil menawan di level junior hingga ikut program ke Uruguay pada 2008, mendapatkan tawaran untuk bergabung bersama CS Vise yang tengah berlaga di kompetisi divisi kedua Belgia. Namun, dua musim bersama CS Vise, Syamsir hanya mendapatkan 10 kali penampilan.
Sementara itu, Alfin Tuasalamony juga mengikuti jejak Syamsir dengan bergabung bersama CS Vise. Bermain selama dua musim di Belgia, Alfin pun langsung kembali ke Indonesia.
Setibanya di Tanah Air, Alfin bergabung dengan Persebaya Surabaya pada 2014 sebelum saat ini memperkuat Madura United.
Manahati Lestusen
Kemudian ada lagi Manahati Lestusen yang juga menjalani perjalanan yang sama. Jebolan SAD itu sempat menjalani satu tahun tambahan di klub Uruguay bersama Penarol FC dan kemudian bergabung bersama CS Vise
Seperti halnya Syamsir dan Alfin, Manahati pun sulit untuk berkembang dan hanya bermain dua kali pada musim 2013/2014.
Manahati akhirnya pulang ke Indonesia pada 2014. Bersama Alfin, dia juga merapat ke Persebaya.
Sejak 2016, Manahati mengabdi untuk PS TNI yang terus berganti nama hingga kini bernama Tira-Persikabo. Statusnya sebagai prajurit membuatnya harus mengabdi untuk tim yang berafiliasi dengan TNI itu.