Sulut United dan Lika-liku Berburu Sponsor di Tengah Pandemi COVID-19

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 03 Agu 2021, 09:00 WIB
Marketing tim Liga 2 Sulut United, Syalomita Gasya Karen. (Tangkapan layar YouTube Akurasi TV)

Bola.com, Jakarta - Marketing di divis bisnis klub Liga 2 Sulut United, Syalomita Gasya Karen, berbagi kisah tentang lika-liku dan tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19. 

Perempuan cantik berusia 21 tahun itu sudah bekerja di Sulut United sejak musim 2019. Awal mulanya ia adalah seorang petugas loket tiket pertandingan di Stadion Klabat, Manado, yang merupakan markas Sulut United.

Advertisement

Dari yang awalnya sama sekali tidak tahu soal dunia sepak bola khususnya Liga Indonesia, perlahan ia paham dan menikmati. Gasya merasa bangga ikut ambil bagian di tim yang merupakan tanah kelahirannya. Bahkan orang tuanya sangat mendukung dan bangga anaknya bekerja di Sulut United.

Gasya Karen kini mengabdi untuk Sulut United terutama mulai bergelut dengan sponsorship. Ia mengaku telah menemukan ritme pekerjaan di sebuah klub sepak bola, khususnya dalam menjaring mitra bisnis dengan Sulut United.

Setelah satu musim pertama ia bekerja di Sulut United, wabah virus corona merebak. Pandemi membuat banyak sektor lumpuh, termasuk kompetisi sepak bola yang masih vakum selama satu setengah tahun terakhir.

Gasya mengatakan pandemi COVID-19 sejak tahun 2020 juga menjadi tantangan besar bagi klub dan dirinya. Bidang pekerjaannya ikut terpengaruh. Meski demikian, menurutnya Sulawesi Utara khususnya Manado tetap memiliki pangsa pasar tersendiri di sepak bola Indonesia.

"Segmen pasarnya berbeda, jadi tantangan tersendiri. Sulut United ini kan tim baru, dulu ada Persma atau Stadion klabat pernah jadi sejarah, kami mencoba meyakinkan bahwa ada pasar atau fanbase di Sulawesi Utara," terang Syalomita Gasya dalam obrolan di channel YouTube Akurasi TV.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Optimisme Besar

Marketing tim Liga 2 Sulut United, Syalomita Gasya Karen. (Tangkapan layar YouTube Akurasi TV)

Gasya kini semakin bangga karena di lingkungan pekerjaannya semakin banyak kaum hawa yang ikut masuk. Sepak bola kini sudah tidak hanya didominasi laki-laki.

Kehadiran perempuan di sebuah tim ikut membawa dampak positif khususnya membuat suasana cair dan penuh kekeluargaan. 

"Saya masuk 2019, lalu ada pandemi, susah sekali situasinya. Sebenarnya tren sudah bagus. Tantangan juga buat saya, belajar soal sepak bola di luar teknik, saya ingin buktikan perempuan itu bisa hadir dan membawa sesuatu yang positif untuk sebuah tim sepak bola," tuturnya.

"Potensi Sulut United juga besar meski sejauh ini belum ada kepastian tentang kompetisi. Tapi ada space waktu untuk membuat kami semakin siap. Komposisi sudah 90 persen. Kami juga optimistus Sulut bisa banyak bicara di kompetisi 2021 nanti," tegas eks runner-up Putri Pariwisata Indonesia 2017 itu.