Bola.com, Bangkalan - Penjaga gawang Madura United, Muhammad Ridho Djazulie, memiliki beberapa kesibukan dengan ditundanya Liga 1 yang masih akan bergulir 20 Agustus.
Kiper berusia 28 tahun itu menjadi pemateri dalam sebuah seminar online atau webinar pada Sabtu (31/7/2021). Itu merupakan untuk kali kesekian dia menjadi pemateri dalam sebuah webinar.
Ridho juga mengaku masih memiliki jadwal lagi untuk mengisi sebuah webinar di tengah pandemi ini. Kali ini, acara tersebut bertajuk “Pentingnya Pendidikan bagi Atlet untuk Mempersiapkan Masa Depan”.
“Sebenarnya acara seperti itu, ajang berbagi apa yang kami tahu. Kalau saya ikut acara itu bisa memotivasi, atau bisa berbagi demi kemajuan pendidikan atau orang lebih percaya terhadap pendidikan, kenapa tidak,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ridho dijadwalkan menjadi pemateri bersama sejumlah atlet lainnya yang juga masih kuliah, seperti pemain PSS Sleman, Dendi Agustan. Tema yang diambil dalam webinar juga sangat selaras dengan kehidupannya.
Di sisi lain, dia baru menempuh pendidikan sarjana di usianya yang sudah tidak muda lagi. Ya, Ridho Djazulie kini masih berstatus sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) mulai 2020.
Video
Pengalaman
Ilmu yang didapatnya di bangku perkuliahan itu diharapkan bisa menunjang kariernya di dunia sepak bola.
“Alasan saya mengambil program studi tersebut karena saya ingin lebih mendalami tentang olahraga terutama kesehatan. Apalagi, saya atlet sepak bola, itu bagus dengan tahu itu semua,” ucap Ridho.
Pemain asli Pekalongan itu sudah menyusun rencana pembagian waktu antara kegiatan pendidikan dan aktivitas bersama klubnya. Dia menilai perkuliahannya tidak akan mengganggu agendanya sebagai pemain Madura United. Apalagi, perkuliahan ini nanti bakal dilakukan secara daring.
“Tidak akan mengganggu. Ini daring juga, yang penting bisa membagi waktu saja. Saya yakin, saya bisa. Menjadi pemain sepak bola sambil kuliah, apalagi jurusannya olahraga juga,” imbuhnya.
Dengan pengalamannya sebagai kiper klub kasta teratas, dia bisa berbagi cerita mengenai pentingnya pendidikan buat atlet. Pengalaman di dunia sepak bola nasional serta pendidikan formal akan membuatnya semakin memahami permasalahan itu.