Tak Ingin Kena PHP Lagi, Sriwijaya FC Tunggu Surat Resmi dari PSSI dan PT LIB Terkait Kompetisi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 05 Agu 2021, 00:33 WIB
Manajemen Sriwijaya FC memutuskan untuk meliburkan kegiatan pemain mulai 18-26 Juli 2021. (Instagram/sriwijayafc.id)

Bola.com, Palembang - Sriwijaya FC tak ingin terbawa atmosfer kegembiraan rencana bergulirnya kompetisi sepak bola Indonesia pada masa pandemi. Manajemen Sriwijaya masih menunggu surat resmi dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait pelaksanaan Liga 2.

PSSI memutuskan tetap menggelar kompetisi sepak bola Indonesia di tengah pandemi COVID-19, setelah berkoordinasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, dan Polri.

Advertisement

Kick-off Liga 1 akan sesuai jadwal yakni pada 20 Agustus 2021, sedangkan Liga 2 direncanakan dua pekan setelahnya.

Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Faisal Musyid, mengaku keputusan yang diumumkan PSSI masih bersifat dinamis. Apalagi masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat baru diperpanjang sampai 8 Agustus 2021.

"Kami tunggu dulu surat resminya dari PSSI dan PT LIB. Bunyi surat resminya nanti bagaimana," kata Faisal Mursyid.

"Ini kan masih dinamis. Apalagi pemerintah baru mengumumkan perpanjangan kembali PPKM Level 4," tegas Faisal Mursyid.

Sriwijaya FC masih meliburkan seluruh aktivitas tim imbas dari PPKM Darurat yang juga berlangsung di Palembang, Sumatra Selatan. Manajemen Laskar Wong Kito belum bisa memastikan kapan timnya bisa kembali berlatih untuk persiapan Liga 2.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Adakan Rapat

Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

PSSI berencana melakukan rapat koordinasi dengan klub peserta Liga 1 dan Liga 2 2021/2022. Langkah ini dilakukan untuk sosialisasi pelaksaan kompetisi pada masa COVID-19.

"Untuk itu dalam waktu dekat, kami akan menggelar pertemuan tatap muka dengan seluruh perwakilan klub Liga 1," ucap Sekjen PSSI, Yunus Nusi.

"Tentu, kompetisi untuk sementara waktu akan digelar tanpa penonton. Kami akan melihat perkembangan ke depan apakah bisa ada penonton dengan kapasitas tertentu atau tidak," tegas Yunus Nusi.

Berita Terkait