Bola.com, Bali - Sejak 2013, Pulau Dewata tidak pernah berhenti menghasilkan talenta-talenta berbakat di sektor pemain belakang. Saat AFF U-19, ada sosok I Putu Gede Juni Antara yang sekarang membela Bhayangkara FC.
Setelah generasinya, lanjut ada Kadek Raditya. Sekarang, dia membela Madura United. Generasi tidak putus begitu saja. Di Timnas U-19 tahun lalu saat pemusatan latihan di Kroasia, I Komang Tri Artha Wiguna yang menjadi wakil Bali.
Di Timnas U-16, Kadek Arel Priyatna yang menjadi wakilnya. Tapi jauh sebelum era pemain muda, ada dua sosok bek tengah yang cukup mencuri perhatian di masanya. Mereka adalah I Gusti Ngurah Bayu Sutha dan I Wayan Sukadana.
Bayu Sutha sempat berjaya Bersama Maung Bandung-julukan Persib Bandung. Sedangkan Sukadana mulai dikenal sejak berseragam Gelora Dewata. Sekarang, keduanya memilih jalan yang berbeda setelah pensiun dari dunia sepak bola profesional.
Diwawancarai beberapa waktu lalu, Bayu Sutha memang sengaja tidak memilih karier sebagai pelatih seperti rekan-rekannya terdahulu. Dia lebih banyak fokus bersama keluarganya. Belasan tahun meninggalkan keluarga tercinta menjadi alasannya. Dia tidak mau waktunya bersama keluarga berlalu begitu saja.
"Kalau sekarang, saya fokus dengan keluarga. Jadi bapak rumah tangga. Bisa antar jemput anak sekolah,” beber eks Persib Bandung, Persema Malang, Pelita Krakatau Steel, hingga Deltras Sidoarjo tersebut.
"Saya sudah terlalu lama meninggalkan keluarga. Disamping itu saya sudah belasan tahun di dunia sepak bola. Sekarang saya perlu berlaku adil untuk focus Bersama keluarga saya,” ucap eks Timnas Indonesia di merdeka Games 2006 yang berlangsung di Malaysia tersebut.
Tapi namanya mantan pesepakbola profesional, dunia si kulit bundar tidak akan bisa jauh dari kehidupan Bayu Sutha. Dia sampai sekarang masih sangat aktif bersama komunitas sepak bola Mitra Devata Legend bentukan Purwanto Iman Santoso dan almarhum mantan Asisten Pelatih Persegi Gianyar I Made Sony Kawiarda yang kebetulan adalah kakak kandung I Made Pasek Wijaya.
Dalam komunitas tersebut, ada sederet mantan pemain yang tergabung. Misalnya Wayan Kartadnya, Ida Bagus Mahayasa, I Made Pasek Alit, I Gede Sudarna, I Wayan Gangga Mudana, Rafik Armawan, hingga pemain-pemain senior yang sampai sekarang masih aktif bermain.
Misalnya I Gede Sukadana, I Made “Binter” Adi Wirahadi, dan I Nyoman Sukarja. "Saya di sini (Mitra Devata) hanya untuk mencari keringat. Tidak selalu satu bulan sekali kami bermain. Jadi sebisa mungkin harus datang untuk bertemu dengan teman-teman juga,” ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Wayan Sukadana Jadi Pelatih
Lain Bayu Sutha, lain pula Wayan Sukadana. Bek yang pensiun kala membela Bali Devata di Indonesia Premier League (IPL) di usia 39 tahun ini, memilih jalan sebagai pelatih.
Dia baru saja merampungkan modul dua kursus kepelatihan lisensi A AFC. Sekarang, dia didapuk sebagai Pelatih Perseden Denpasar di Liga 3.
Sebagai pelatih, kariernya tidak kalah moncer dibandingkan saat menjadi pesepakbola profesional. Pada 2017, dia menjadi asisten pelatih Celebest FC di Liga 2 2017. Di tahun 2019, dia berhasil membawa Perseden Denpasar lolos ke babak 16 besar Liga 3. Namun sayang, Laskar Catur Muka harus tumbang di tangan Putra Sinar Giri melalui drama adu penalti.
Sukadana semasa menjadi pemain, memiliki ciri khas yaitu sepakan keras dari luar kotak penalti. Berkat sepakan kerasnya tersebut, Sukadana menjadi pemain asal Pulau Dewata pertama yang berhasil mencetak gol di Piala Winners (sekarang Piala AFC) Bersama Gelora Dewata.
“Saya sudah merasakan menjadi pemain di beberapa klub besar saat itu. Sekarang, saya mencoba untuk menikmati karir saya sebagai pelatih. Banyak hal yang saya pelajari sebagai pelatih Ketika saya mengejar lisensi nasional hingga sekarang berlisensi AFC. Saya menikmati setiap proses yang ada,” tutupnya.