Bola.com, Jakarta - Kick-off BRI Liga 1 2021/2022 tinggal menghitung hari dan akan dimulai pada 20 Agustus 2021. Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sudjarno, meminta agar seluruh klub peserta berkomitmen pada penerapan protokol kesehatan ketat demi melancarkan musim ini.
Komitmen penerapan protokol kesehatan diminta setelah PT LIB melakukan evaluasi terhadap Piala Menpora 2021. Sudjarno menilai, pada turnamen pramusim ini masih ada hal-hal yang mencoreng prokes terutama di luar lapangan.
Seperti diketahui, BRI Liga 1 2021/2022 akan mempertandingkan 306 pertandingan selama setahun dengan sistem bubble to bubble. Meskipun lebih panjang secara durasi ketimbang Piala Menpora 2021, Sudjarno menilai penerapan prokes pada BRI Liga 1 lebih mudah.
"Pengalaman pada Piala Menpora 2021 perlu kami evaluasi. Masih ada celah-celah dan ini yang akan kami evaluasi. Sekarang ada 306 pertandingan dengan sistem bubble to bubble dan ini akan lebih mempermudah kami untuk pengawasan dan penerapan prokes," kata Sudjarno dalam konferensi pers virtual.
"Kami juga meminta dalam hal ini klub memiliki sense of responsibility terhadap prokes. Kami sampaikan dalam pertemuan komitmen klub untuk menjaga prokes," tegas Sudjarno.
BRI Liga 1 2021/2022 rencananya akan digelar dengan sistem series. Terdapat 3 klaster yang akan menjadi tuan rumah yakni DKI Jakarta-Jawa Barat-Banten, Jawa Tengah-DIY Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Workshop Kesehatan
Demi memaksimalkan penerapan protokol kesehatan di BRI Liga 1 2021/2022, PT LIB berencana menggelar workshop kesehatan. Nantinya, kegiatan ini akan diikuti oleh klub-klub, Kemenkes, dan dokter.
Tak hanya soal prokes, kegiatan ini dilakukan agar tim medis klub mendapatkan pengetahuan mengenai penanganan darurat di lapangan. PT LIB belajar dari adanya insiden yang menimpa Christian Eriksen di Euro 2020.
"InsyaAllah tanggal 9 Agustus akan ada medical workshop dengan dokter medis. Kami minta dari Kemenkes, masukan mereka, evaluasi apa yang harus kami benahi untuk perketat prokes," ucap Sudjarno.
"Ditambah lagi saat Euro ada insiden Eriksen kolaps. Itu bukan karena COVID-19, akan tetapi yang kita lihat pelajaran pertolongan pertama ketika ada rekan yang kolaps," tegas Sudjarno.