Bola.com, Jakarta - "Kita berusaha, Allah yg menentukan. Kita berbuat baik saja di dunia ini," kata Abu Rizal Bakrie, Pembina Utama dari POR Pelita Bakrie.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada Senin (2/8/2021). Pada laga final, mereka mengalahkan ganda China, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Kemenangan itu memang fenomenal. Greysia/Apriyani sebenarnya tak digadang-gadang membawa pulang emas dan berstatus non-unggulan. Namun, mereka tampil ciamik sejak laga pertama dan akhirnya mencatatkan diri menjadi ganda putri pertama asal Indonesia yang meraih emas Olimpiade.
Kebahagiaan dan kebanggaan itu pula yang dirasakan oleh Ir. Aburizal Bakrie, salah satu pembina olahraga terbaik tanah air. Pasalnya, Apriyani Rahayu, pasangan dari Greysia Polii, pada masa remajanya adalah pemain dari Perkumpulan Bulu tangkis (PB) Pelita Jaya yakni kini dikenal sebagai Pelita Bakrie.
"Apri sekitar enam tahun bergabung dengan PB Pelita Bakrie," ungkap Icuk Sugiarto, Kamis malam, 5 Agustus 2021. Icuk Sugiarto adalah pemain utama, pelatih dan kemudian menjadi ketua PB Pelita Bakrie.
Tentu tidak ada yang menyangka jika Apriyani Rahayu, tampil luar biasa bersama seniornya yang hampir 10 tahun lebih tua, Greysia Polii. Mereka sukses mempersembahkan medali emas dari nomor ganda putri pentas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Aburizal Bakrie, atau ARB, juga menyatakan kebahagiaan dan kebanggaannya atas pencapaian luar biasa Apriyani Rahayu. ARB kemudian mengenang pertemuannya dengan Apriyani Rahayu delapan tahun lampau.
Momen-momen yang sangat menyenangkan itu adalah saat ia berkesempatan menyambangi PB Pelita Bakrie di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Saat itu, Rabu malam, 17 Juli 2013. Ada sekitar dua jam ARB berada di sana. Disuguhi latih tanding sejumlah pemain. Lalu, bercengkrama, bersenda-gurau, bersama mayoritas pemain yang ditangani langsung oleh juara dunia 1983, Icuk Sugiarto.
Di antara puluhan pemain itu, ada Apriyani Rahayu, yang kala itu berusia 15 tahun. Pemain asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu, tentu saja masih terlihat imut-imut. Sisanya, sejarah yang berbicara.
Agaknya, Apriyani Rahayu masih sama dengan Apri yang 8 tahun lalu baru bergabung ke PB Pelita Bakrie. Sosoknya periang, sedikit pemalu, dan rendah hati seraya merasa inferior dengan kualitas aslinya yang sebetulnya luar biasa.
"Sebelum saya menulis ini, jujur saya sama sekali masih tidak menyangka. Pertama terima kasih kepada Allah SWT yang sangat baik memberikan hadiah ini kepada saya dan Kak Greysia. Kami tahu ini sangat sulit, hanya dengan berserah kepada-Nya dan hanya berupaya semaksimal yang ada dalam diri kami. Alhamdulillah, Thanks God. Enggak tahu bagaimana lagi mengungkapkan rasa syukur ini," tulis Apri dalam unggahan di akun Instagramnya.
Video
Sang Pelopor
POR Pelita Jaya pernah menaungi tujuh (7) cabang olahraga. Yakni, renang, tenis, balap sepeda, sepak bola, bulutangkis, hingga basket. Perkumpulan Olah Raga (POR) Pelita Jaya tetap dikenang sebagai pelopor pembina olahraga berbasis profesional. Dana pembinaan dikucurkan oleh Kelompok Usaha Bakrie.
Di bulutangkis, di samping membina langsung pemain melalui PB Pelita Bakrie, ARB juga mengemban amanah membantu organisasi bulutangkis nasional, PB PBSI.
ARB dua kali menjadi wakil ketua umum PB PBSI, pada kepemimpinan Try Sutrisno, dari mulai Wakasad, Kasad, Panglima TNI, dan Wakil Presiden. Yakni, pada periode 1981-1985, dan periode 1985-1989. Pada masa itu pula dibangun Pusat Bulu tangkis Indonesia (PBI) di Cipayung, Jaktim.
Dengan demikian tentu saja berbeda nuansa dari eforia keberhasilan peraihan medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. ARB adalah pembina teladan dan terbaik olahraga, termasuk bulu tangkis. Sementara sejumlah pesohor politik memanfaatkan momentum sukses Greysia Polii/ Apriyani Rahayu tersebut untuk menonjolkan dirinya guna lebih dikenal atau terkenal. Foto-foto diri mereka bahkan lebih besar dibanding duet Greysia/Apriyani.
ARB mendirikan PB Pelita Bakrie tahun 1983. Pemain terkenal atau populernya yang pertama adalah Icuk Sugiarto, anak Solo yang baru saja kembali dari Kopenhagen, Denmark, merenggut gelar juara tunggal putra Kejuaraan Dunia (World Championship) dengan mengalahkan Liem Swie King.
Pemain-pemain tenar PB Pelita Bakrie lainnya adalah Rosiana Tendean, Lili Tampi, Chandra Wijaya, dan tentu saja dua putra-putri Icuk Sugiarto-Nina Yaroh, Tommy Sugiarto dan Jauza.
Dalam kunjungannya ke PB Pelita Bakrie, ARB yang saat itu didampingi Lalu Mara Satria Wangsa selaku juru bicara keluarga, mengurai apresiasinya kepada Icuk Sugiarto yang selama 26 tahun terus membina dan melahirkan pebulutangkis andal. Salah satu contohnya adalah keberadaan Tommy Sugiarto, produk asli PB Pelita Bakrie yang tahun 2013 itu menempati peringkat tujuh dunia dan peringkat tertinggi tunggal putra Indonesia.
“Selama ini, PB Pelita Bakrie telah menghasilkan pemain-pemain papan atas seperti Icuk Sugiarto, Candra Wijaya, Indra Wijaya, Lili Tampi, Rosiana Tendean, dan terakhir Tommy Sugiarto, Ini membuktikan dedikasi tinggi dari PB Pelita Bakrie terhadap prestasi bulutangkis Indonesia. Ini fakta bahwa PB Pelita Bakrie adalah bagian penting dari prestasi bulutangkis Indonesia. Contohnya Icuk Sugiarto adalah mantan juara dunia, begitu juga dengan Candra Wijaya yang juga pernah menjadi juara dunia dan juara olimpiade,” papar ARB kala itu.