Bola.com, Jakarta - Valentino Rossi dikenal memiliki rivalitas sengit dengan beberapa pembalap sepanjang kariernya di MotoGP. Satu di antara rival sengitnya adalah Max Biaggi.
Valentino Rossi dan Max Biaggi memiliki relasi yang unik di arena balap motor dunia. Meskipun sama-sama berasal dari Italia, keduanya dikenal terlibat rivalitas sengit.
Puncak rivalitas dua Italiano tersebut tersaji ketika sama-sama bersaing di kelas 500cc. Mereka bersaing sejak Velentino Rossi naik kelas premier pada 2000 dan berakhir saat Biaggi pensiun.
Persaingan sengit kedua pembalap memang terfokus saat duel di lintasan. Namun, rivalitas tersebut akhirnya berimbas pada hubungan kedua pembalap di luar sirkuit.
Rossi dan Biaggi sulit disebut sebagai sahabat hangat di luar lintasan. Jangan bayangkan The Doctor makan bersama atau sekadar bersantai bersama seniornya tersebut. Skenario itu benar-benar mustahil.
Selama bersaing ketat di lintasan, Rossi dan Biaggi tentu pernah terlibat dalam beberapa duel super sengit. Satu di antaranya pada pada balapan MotoGP Afrika Selatan 2004.
Setelah merebut tiga gelar beruntun bersama Honda, Rossi menjajal tantangan baru pada 2004 dengan hijrah ke Yamaha. Keputusan Rossi tersebut mengundang banyak pertanyaan. Tak sedikit yang menyebut The Doctor bertindak gegabah karena meninggalkan kenyamanan dan motor juara yang disodorkan Honda.
Saat itu Yamaha sedang terpuruk, tanpa kemenangan selama 18 bulan dan kecepatan motornya dianggap jauh tertinggal dibanding Honda. Namun, Rossi tak peduli. Dia tetap percaya diri menyeberang ke markas Yamaha dengan berbekal keyakinan bahwa tak ada sesuatu yang tak mungkin.
Ternyata, ucapan Rossi bukan sekadar isapan jempol. Rossi tampil menawan dalam balapan pertama bersama Yamaha di Welkom, Afrika Selatan. Pada balapan tersebut, dia bersaing sangat sengit dengan Max Biaggi sejak start hingga finis.
Pemenang dari duel instens tersebut sudah bisa ditebak. Rossi berhasil mengalahkan Biaggi, sehingga saat itu mampu menorehkan sejarah baru sebagai pebalap yang mampu menang back to back di kelas premier dengan pabrikan berbeda (Honda dan Yamaha).
Selain duel tersebut, banyak cerita menarik di balik rivalitas sengit antara Valentino Rossi dan Max Biaggi. Berikut ini beberapa di antaranya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
1. Awal Perseteruan
Valentino Rossi mengklaim rivalitasnya di lintasan dengan Max Biaggi dimulai pada 2000. Namun, perseteruan mereka sudah dimulai jauh sebelum itu.
Fakta itu diungkapkan Rossi melalui autobiografinya yang berjudul "Andai Aku Tak Pernah Mencobanya".
"Perseteruan saya dengan Max Biaggi berawal pada 2000, begitu saya naik kelas 500cc. Lebih tepatnya perseteruan saya pada trek balapan dengan Biaggi berawal pada tahun 2000. Sebenarnya, kejadiannya bermula pada tahun 1996, di paddock. Namun, sejak tahun 2000 kami bersaing sengit, pada setiap balapan yang kami ikuti," kata Rossi.
2. Tak Pernah Mengobrol dan Saling Antipati
Pertarungan Valentino Rossi dan Max Biaggi pada MotoGP Afrika Selatan 2004. Saat keduanya terlibat perseteruan, Rossi mengakui sangat jarang berbicara dengan Max Biaggi.
"Maksud saya, kami memang tak pernah mengobrol, sebaliknya kami biasa saling mengejek dan menjelekkan dengan cara apa pun. Saya sebenarnya tak membencinya," urai Rossi.
"Kami memang bukan dua sahabat, namun rasa tak suka adalah dua hal berbeda, dan itu sangat mencerminkan hubungan kami berdua. Kami saling bersikap antipati."
Rossi mengatakan awal konflik mereka "resminya" bermula pada Grand Prix Malaysia 1997. Saat itu, tahun kedua Rossi berkiprah di ajang Grand Prix.
"Saat itu kami bertarung di Sirkuit Shah Alam, di pinggiran Kuala Lumpur. Hari Sabtunya, saya memenangi pole, Minggunya saya berhasil menang di kelas 125cc, sementara Biaggi menang di kelas 250cc. Dia sedang merintis karier dengan Honda, setelah menenangi tiga gelar juara dengan motor Aprilia, dan sedang dalam masalah dengan tim Noale, akibatnya kemenangannya menjadi berita besar di Italia. Dan media juga mulai melirik saya," kenang Rossi.
Saat itu media menanyai Rossi apakah ingin menjadi Biaggi versi 125cc. Rossi menyadari pertanyaan itu akan memicu kontroversi, apa pun jawabannya.
"Maaf sepertinya justru dia dialah yang bermimpi ingin menjadi Rossi dengan motor 250cc-nya," kata Rossi saat itu, memanasi situasi.
"Para wartawan suka dengan komentar itu dan berlalu dengan berlalu dengan berita tersebut. Akibatnya terjadi perseteruan, karena Biaggi merasa tak tersinggung," sambung Rossi.
3. Penyebab Perselisihan
Apa sebenarnya penyebab keduanya terlibat perseteruan yang sengit, padahal sama-sama berasal dari Italia?
"Tak dielakkan lagi itu akibat dari cara kami mencari penghasilan, juga kenyataan adanya persaingan untuk selalu menang dalam setiap kesempatan," kata Rossi.
"Dan bisa jadi itu karena kami memiliki kepribadian berbeda dan pandangan yang tak sama dalam menilai sesuatu."
"Bagaimana pun, saya tak setuju itu menjadi alasan kami saling membenci seperti yang diberitakan para wartawan," imbuh The Doctor.
4. Rossi yang Memicu Perselisihan
Rossi dengan terus terang mengakui dirinya yang memicu perselisihan dengan Biaggi. "Kalau kalian ingin tahu siapa duluan yang mulai, saya yang kali pertama memulainya. Namun, dia lah yang tak mau menghentikannya, bahkan semakin sengit," ujar Rossi.
"Saya memang dikenal sebagai orang yang suka berbuat onar, suka berkelahi, fisik maupun nonfisik. Peringai saya semacam itu timbul terutama karena saat mengawali karier saya di kejuaraan dunia, saya selalu memanas-manasi Biaggi."
"Dan waktu itu Biaggi adalah pembalap yang tak terkalahkan, rajanya balap motor, sementara saya bukan apa-apa," imbuh pembalap yang identik dengan nomor 46 tersebut.
5. Rossi Pernah Pasang Poster Biaggi di Dinding Kamar
Meskipun sama-sama berasal dari Italia, Max Biaggi dan Valentino Rossi tak pernah akur. Lucunya, meskipun berseteru sengit dengan Biaggi, Rossi pernah menyimpan poster sang rival. Bahkan memasang poster tersebut di dinding kamar.
"Saat umur saya 14 tahun, di kamar saya terpampang poster Biaggi. Salah satu dari sekian banyak poster di kamar saya: poster Biaggi dengan Honda 250 cc-nya," kata Rossi.
"Tak ada yang aneh sebenarnya. Dia orang Italia dan saya suka semua pembalap Italia. Selain itu, dia pembalap yang agresif dan saya selalu salut dengan pembalap-pembalap yang agresif."
"Saya hanya mendengar wawancara dan membaca beritanya di surat kabar, semua itu menjadikan saya berpendapat berbeda tentang dirinya," imbuh Rossi.
Sumber: Otobiografi Valentino Rossi