Bola.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI), Rosan P Roeslani, menyebut regenerasi atlet sebagai cara paling ampuh menjaga tradisi meraih medali di Olimpiade. Hal itu sudah dibuktikan PB PABSI pada Olimpiade Tokyo 2020.
Angkat besi menyumbang tiga medali pada Olimpiade Tokyo 2020, dengan perincian satu medali perak dan dua perunggu. Prestasi itu dipersembahkan oleh Eko Yuli Irawan, Windy Cantika Aisah, dan Rahmat Erwin Abdullah.
Selain itu, pelatnas berkesinambungan yang dijalankan PB PABSI juga punya pengaruh penting. Langkah itu bisa menambah jam terbang atlet termasuk dengan mengikuti kegiatan uji coba di luar negeri.
"Kalau regenerasi kami sudah memikirkan sejak jauh-jauh hari. Alhamdulillah dua atlet penyumbang medali kami adalah atlet junior," kata Rosan P Roeslani dalam konferensi pers virtual.
"Kami sudah mempelatnaskan atlet junior sejak 2018. Jadi, pelatnas kami adalah yang berkesinambungan junior ada 16 orang dan senior ada tiga orang," tegas pria yang juga menjadi Chief de Mission (CdM) Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Masa depan angkat besi Indonesia diprediksi bakal cerah. Saat ini, pelatnas PB PABSI dihuni mayoritas atlet junior yang berpotensi berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bidik 2024
Rosan P Roeslani menyebut, PB PABSI tak ingin cepat puas dengan pencapaian pada Olimpiade Tokyo 2020. Menurut Rosan, pihaknya kini langsung mengarahkan fokus untuk mempersiapkan diri di Olimpiade Paris 2024.
"Kami tidak hanya ingin mencanangkan tradisi prestasi di Olimpiade, namun mencanangkan emas di 2024. InsyaAllah atlet kami akan lebih mantang lagi secara fisik dan mental," ucap Rosan.
Windy Cantika Aisah dan Rahmat Erwin Abdullah diyakini masih menjadi andalan PB PABSI di Olimpiade 2024. Selain itu, ada pula Eko Yuli Irawan yang belum mau pensiun dan memasang misi medali emas.