Bola.com, Jakarta - Eropa merupakan destinasi para pesepak bola dari seluruh dunia selama bertahun-tahun, sebuah tren yang terus berlanjut hingga saat ini. Meski sepak bola Eropa selalu menarik perhatian para talenta terbaik sepak bola dari seluruh dunia, ada beberapa legenda sepak bola yang namanya dikenang meski tak sekalipun berkarier di Eropa, satu di antaranya adalah Pele.
Pele, yang tutup usia pada Jumat (30/12/2022) dini hari WIB, salah satu di antara begitu banyak pesepak bola hebat yang pernah ada di dunia dan menjadi seorang icon sepanjang sejarah sepak bola.
Pesepak bola asal Brasil itu disebut sebagai pemain terhebat dalam sejarah Piala Dunia, memainkan peran penting dalam tiga kali kesuksesan yang diraih Timnas Brasil. Ia mencatatkan 77 gol dan 21 assist bersama Selecao, julukan Timnas Brasil, dan tetap menjadi pesepak bola asal Brasil paling sukses sepanjang masa.
Namun, yang menarik adalah Pele menjadi satu di antara banyak pesepak bola yang tidak berkarier di Eropa. Ia menjadi satu di antara pesepak bola hebat yang menghabiskan kariernya di negara asalnya sendiri.
Pele menghabiskan 18 tahun kariernya bersama Santos. Ia berhasil enam kali menjuarai Serie A Brasil, dua trofi Copa Libertadores, dan dua Piala Intercontinental.
Kemudian Pele menghabiskan dua tahun terakhir kariernya bersama New York Cosmos dan menjuarai NASL Soccer Bowl Championship. Pele tercatat tampil sebanyak 557 kali untuk kedua klub tersebut dan mencetak 538 gol.
Namun, Pele bukan satu-satunya pesepak bola hebat yang tak pernah tampil di Eropa. Berikut empat pesepak bola hebat dan legendaris lain yang juga tidak pernah bermain di Eropa.
Yasuhito Endo
Mendapatkan julukan Pirlo dari Jepang, Yasuhito Endo adalah satu di antara segelintir pesepak bola elite yang lahir di Asia.
Endo memulai karier profesionalnya bersama klub Jepang, Yokohama Flugels, di mana ia mengawali 23 tahun karier profesionalnya yang masih berjalan sampai saat ini.
Kini Endo masih aktif sebagai pesepak bola meski usianya sudah 41 tahun. Ia masih bermain bersama Jubilo Iwata di kasta kedua kompetisi sepak bola Jepang.
Endo menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bersama Gamba Osaka, mencatatkan lebih dari 500 penampilan dalam 19 tahun karier di klub tersebut. Hingga saat ini, pemain asal Jepang itu sudah tampil sebanyak 894 kali dan mencetak 137 gol dan 181 assist.
Ia memainkan peran penting dalam keberhasilan Gamba Osaka menjuarai J-League 1 pada 2005 dan 2014. Ia memiliki kemampuan luar biasa dalam melepaskan umpan jarak jauh dan kemampuan menjaga bola di antara kedua kakinya.
Endo juga tampil 152 kali untuk Timnas Jepang dalam 13 tahun kariernya di level internasional.
Ricardo Bochini
Sebelum kehadiran Diego Maradona mewarnai persepakbolaan dunia, Ricardo Bochini adalah pesepak bola Argentina terbaik yang pernah ada.
Legenda Independiente itu adalah idolanya Diego Maradona dan pahlawan yang membantunya berkembang. Ia juga merupakan inspirasi dari para pesepak bola Argentina dalam memperlihatkan permainan cantik di lapangan hijau.
Bochini dikenal karena kemampuan yang luar biasa dan konsisten dalam mencetak gol.
Setelah tampil apik bersama tim U-20 Independiente, Bochini naik ke tim utama pada 1972. Ia kemudian menghabiskan 20 tahun karier profesional bersama klub masa kecilnya itu, memainkan peran penting dalam dominasi yang dilakukan Independiente di Argentina dan sepak bola Amerika Latin pada paruh pertama era 1970-an.
Dalam 634 penampilan bersama Independiente, Bochini tercatat mencetak 97 gol dan juga tampil 28 kali bersama Timnas Argentina.
Carlos Alberto
Carlos Alberto merupakan kapten dari Timnas Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1970. Ia dianggap sebagai satu di antara banyak pemain bertahan terbaik dalam sejarah sepak bola.
Pesepak bola Brasil itu menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya di negara asalnya, memperkuat beberapa klub terbesar di Brasil, termasuk Fluminense, Santos, dan Flamengo, di mana ia menghabiskan total 15 tahun karier bersama ketiga klub tersebut.
Ia menghabiskan perjalanan kariernya ke Amerika Utara, membela New York Cosmos dan California Surf selama 11 tahun. Memiliki julukan O Capitao do Tri, Alberto membuat 743 penampilan di level klub dan 53 penampilan bersama Brasil.
Gol indah Carlos Alberto ketika menghadapi Italia di final Piala Dunia 1970 masuk dalam daftar 100 momen terhebat dalam sejarah olahraga.
Sebagai bek kanan, Alberto mencetak 72 gol secara kumulatif untuk klub dan tim nasionalnya.
Mane Garrincha
Garrincha merupakan satu di antara pesepak bola terbaik asal Brasil dalam sepanjang sejarah. Penyerang Brasil ini merupakan tandem mematikan Pele di lini serang Selecao ketika membawa Brasil meraiih trofi Piala Dunia pertama mereka pada 1958.
Garrincha memberikan assist untuk dua gol ke gawang Swedia dalam laga final untuk membantu tim meraih kemenangan telak 5-2.
Cedera pada pertandingan kedua Piala Dunia 1962 membuat Pele harus menepi sepanjang turnamen, yang artinya Garrincha menjadi ujung tombak lini serang Timnas Brasil.
Ia menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut, mencetak dua gol menghadapi Inggris di perempat final dan dua gol lain ketika menghadapi Chile di semifinal.
Meski sempat mengalami demam tinggi jelang pertandingan final, penyerang legendaris itu memainkan peran penting untuk membawa Brasil menang 3-1 dan memastikan trofi juara Piala Dunia kedua mereka. Penyerang legendaris Brasil itu menghabiskan seluruh karier sepak bolanya bersama klub Brasil.
Garrincha begitu diidolakan oleh para penggemarnya dan hingga saat ini masih menjadi pemain dengan kemampuan luar biasa dan paling menghibur dalam sejarah sepak bola.
Sumber: Sportskeeda