Bola.com, Makassar - Aksi Yeyen Tumena sebagai bek pernah mewarnai pentas kompetisi sepak bola Tanah Air dan Tim Nasional Indonesia. Pencapaian terbaik eks PSSI Primavera ini di level klub adalah meraih trofi juara Liga Indonesia bersama PSM Makassar pada 1999-2000 dan Persebaya Surabaya di 2004.
Di level timnas, Yeyen Tumena pernah menjadi bagian timnas Indonesia di Piala Asia 1996. Yeyen pun pernah bersatus kapten termuda di Liga Indonesia ketika membela PSM musim 1995-1996. Saat itu, Yeyen belum genap 19 tahun dan baru memulai karier profesionalnya di level senior.
Total durasi perjalanan karier profesional Yeyen Tumena adalah 15 tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah Persma Manado. Pada periode kariernya itu, Yeyen pernah tercatat sebagai pemain timnas Futsal Indonesia di Piala Asia 2002. Di klub terakhir, Yeyen memutuskan gantung sepatu dan menjadi staf marketing di PSSI bagian promosi.
Pada periode ini, Yeyen juga menambah ilmu sepak bolanya dengan mengikuti kursus kepelatihan. Yeyen sempat menjadi Direktur Teknik Bhayangkara FC dan bersatus carateker pelatih tim nasional Indonesia.
Kini selain menjadi komentator sepak bola pada sejumlah televisi swasta, Yeyen juga disibukkan dengan statusnya sebagai Ketua Asosiasi Pelatih Profesional Sepak Bola Indonesia (APPSI).
Dalam channel Youtube Wolfgang Pikal, Yeyen meyebut empat nama pelatih yang menjadi favoritnya sekaligus berpengaruh besar dalam perjalanan kariernya di sepak bola.
Legenda sepak bola Sumatera Barat, Suhatman Imam jadi nama pertama yang dipilih Yeyen. "Beliau adalah orang pertama yang mengajarkan saya ilmu dasar sepak bola," kenang Yeyen.
Yeyen yang besar di kawasan Bukit Indarung beruntung tiap hari bersentuhan Suhatman. Kebetulan sang mentor saat itu tengah menangani Semen Padang, satu-satunya klub Galatama asal Sumatera Barat. Disela-sela waktunya bersama Seman Padang, Suhatman menyempatkan diri melatih Yeyen secara khusus.
Faktor Suhatman ini pula yang membuat Yeyen termotivasi bergabung di PSSI Primavera yang berguru di Italia. Pelatih lokal lainnya adalah Danurwindo, pelatih yang bersama Suhatman mendampingi anak-anak muda Indonesia selama di Italia.
Dimata Yeyen, Danurwindo adalah sosok pelatih dengan ilmu sepak bola yang lengkap. "Om Danur juga pernah menangani klub besar seperti Arseto Solo dan bagian dari timnas Indonesia," papar Yeyen.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Dua Pelatih Asing
Selain kedua pelatih lokal tersebut, Yeyen Tumena juga menyebut dua nama mentor asing yakni Romano Matte (Italia) dan Tord Grip (Swedia) yang merupakan staf pelatih di Sampdoria, klub elite di Italia saat itu.
Romano dimata Yeyen adalah pelatih yang banyak mengajarkan sepak bola serta menamamkan filosofi bermain di PSSI Primavera dan Baretti. "Romano juga memiliki pendekatan yang baik ke pemain," terang Yeyen.
Sementara Tord Grip memberikan gambaran tentang sepak bola profesional. Seperti diketahui, Tord Grip adalah pendamping setia Sven Goran Eriksson ketika menangani Sampdoria, Lazio dan tim nasional Inggris.
Pelajaran dan pengalaman dari empat sosok itu dijadikan Yeyen sebagai modal dasar ketika beralih profesi sebagai pelatih. "Tentunya, saya tak berhenti belajar karena sepak bola itu dinamis," pungkas Yeyen.