Bola.com, Makassar - Sosok Yeyen Tumena termasuk bagian penting dari sukses Bhayangkara FC meraih trofi juara Liga 1 2017. Kala itu, ia bersatus sebagai Direktur Teknik yang bertugas membentuk struktur tim dan membantu tim pelatih menyiapkan program buat pemain muda.
"Saya membuat struktur yang simpel. Di mana setiap elemen tim bertugas sesuai fungsi masing-masing," ungkap Yeyen Tumena dalam channel Youtube Wolfgang Pikal.
Menurut Yeyen Tumena, perekrutan pelatih harus disesuaikan dengan misi utama klub. Kebetulan saat itu, Bhayangkara ingin memaksimalkan deretan pemain muda mencapai 30 persen. Itulah mengapa saat bernegoisasi dengan Simon McMenemy, Yeyen meminta komitmen dari eks pelatih timnas Filipina itu terkait misi Bhayangkara.
"Coach Simon setuju. Sebaliknya, ia pun meminta saya sebagai Direktur Teknik menyiapkan program buat pemain muda agar bisa dipromosikan pada musim berikutnya," kata Yeyen.
Seiring perjalanan musim 2017, sebagai Direktur Teknik, Yeyen Tumena aktif memberikan masukan kepada Simon terkait kekuatan dan kelemahan calon lawan yang akan dihadapi.
"Biasanya saya dan Simon mendapatkan gambaran taktik atau strategi yang akan diterapkan setelah menganalisis dua sampai tiga rekaman pertandingan lawan," tutur Yeyen.
Dalam latihan persiapan jelang laga, pelatih menyiapkan minimal dua sampai tiga rencana. Hal ini bertujuan utuk mengantisipasi perubahan strategi tim lawan saat laga berjalan.
Selain itu, Yeyen menekankan, Bhayangkara tak semata memikirkan kekuatan dan kelemahan lawan tapi juga mengutakaman potensi tim mereka sendiri.
Seperti diketahui, Bhayangkara FC akhirnya meraih trofi juara musim 2017 setelah hanya unggul head to head dengan tim bertabur bintang Bali United yang sama-sama mengoleksi 68 poin. Sementara peringkat tiga diraih PSM Makassar yang tertinggal tiga poin dari mereka
.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Pesan Buat Pelatih
Setelah empat setengah tahun bersama Bhayangkara, Yeyen Tumena kini lebih disibukkan dengan statusnya sebagai Direktur Kepelatihan PSSI sekaligus Ketua Asosiasi Pelatih Profesional Sepak Bola Indonesia (APPSI).
Menurut Yeyen, Indonesia kini sudah mendapat persetujuan mengelar kursus kepelatihan sendiri dari jenjang C sampai A dengan memakai instruktur asal Indonesia.
"Jadi sertifikat yang diterima pelatih adalah PSSI Diploma yang statusnya sama dengan AFC yang diberlakukan sebelumnya," kata Yeyen.
Yeyen menambahkan, sejalan dengan perkembangan sepak bola dinamis, seorang pelatih sebaiknya melengkapi dirinya dengan penguasaan teknologi informasi. Tujuannya untuk menganalisa rekaman pertandingan. Selain itu, menambah ilmu di luar sepak bola.
"Karena membedakan seorang pelatih dengan lainnya adalah ilmu mereka di luar sepak bola. Jadi perbanyak mengikuti seminar dan diskusi dengan pelatih atau instrukur yang dijadikan sebagai mentor.," tegas Yeyen.
Baca Juga
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?