Bola.com, Jakarta - Surabaya sudah sejak lama dikenal sebagai penghasil pesepak bola andal dan teruji di level nasional. Banyak klub internal yang bermuara di Persebaya Surabaya menjadi pintu masuk bagi pesepak bola untuk meniti karier mentereng di lapangan hijau.
Satu di antaranya adalah Hadi Ismanto, seorang mantan pemain Persebaya Surabaya pada era 1970-an. Bagi publik sepak bola di Kota Pahlawan, khususnya pada era tersebut, akan dengan mudah mengingat sosoknya yang seangkatan dengan Rusdi Bahalwan.
Baru-baru ini, Hadi Ismanto bercerita panjang mengenai perjalanan hidup, khususnya di sepak bola, melalui kanal Youtube Pinggir Lapangan. Pria berusia 70 tahun itu bertutur mulai dari awal berkecimpung di sepak bola, hingga masuk gerbang tim profesional hingga Timnas Indonesia.
Hadi Ismanto lahir pada 1954 di Wilayah Sawonggaling, Surabaya. Sepak bola sudah begitu kental dengannya sejak kecil karena berada di lingkungan tentara dan masuk klub Indonesia Muda (IM) Surabaya.
Karier Hadi dimulai pada 1974, di mana ia masuk dalam tim Persebaya junior yang tampil di kompetisi Liga Soeratin. Ia masiih ingat betul timnya mengunci peringkat ketiga degnan mengalahkan Persipro Probolinggo, meski sebelumnya kalah dari PSM Makassar di semifinal.
Pada 1976, barulah Hadi Ismanto masuk tim senior Persebaya Surabaya bersama rekan-rekannya, seperti Budi Santoso, Jacob Sihasale, dan Rusdi Bahalwan. Bahkan potensinya dimaksimalkan dengan dikirim oleh klubnya yang terdahulu, Indonesia Muda, berlatih di Diklat Salatiga.
Video
Akhiri Puasa Gelar
Hadi Ismanto pernah nyaris melakoni karier profesionalnya bersama klub asal Sumatra Utara, Pardedetex. Namun, sayang klub tersebut tidak ikut tampil dalam kompetisi, dan itu membuatnya kembali pulang ke Surabaya dan membela Persebaya Surabaya.
Kali ini keputusannya tepat. Ia langsung menorehkan tinta emas bersama klub tanah kelahirannya pada kompetisi Perserikatan 1977. Tim Bajul Ijo menggondol gelar juara setelah mengalahkan tuan rumah Persija Jakarta di Stadion Utama Senayan.
"Skornya 4-3 untuk Persebaya dan saya mencetak dua gol. Luar biasa senang sekali, ditonton 100 ribu orang, sekaligus menunggu akhir puasa gelar juara selama 25 tahun. Setahu kami waktu itu Persebaya terakhir kali juara pada 1952," terang Hadi Ismanto.
"Tim kami solid sekali dan sedang bagus-bagusnya. Persiapan matang dan antara pemain sangat istimewa di posisi masing-masing. Muda dan senior bisa menyatu," lanjutnya.
Menjadi Andalan Timnas Indonesia
Selain menjadi andalan bagi Persebaya Surabaya kala itu, ternyata Hadi Ismanto juga sudah punya label Timnas Indonesia. Ia tercatat menjadi bagian dari Timnas Indonesia pada tahun-tahun keemasan Persebaya.
Sehingga ketika tampil di final melawan Persija pada final 1977, dirinya tidak merasakan grogi atau minder karena sering tampil di Senayan. Bahkan sejak 1975, sesudah di Diklat Salatiga, ia masuk tim PSSI tour hingga ke Australia dan Kaledonia.
"Gol paling berkesan seperti di SEA Games Kuala Lumpur 1977. Kalau paling dikenang lawan Persija di turnamen Bang Ali Cup 1978, gol dari jarak 35 meter. Sebenarnya masih banyak lagi yang lain karena saking seringnya mencetak gol," kenangnya.
Hadi Ismanto mulai memasuki masa-masa terakhirnya di sepak bola pada medio 1983. Ia bermain untuk IM Surabaya dalam kompetisi Galatama, meski ada tawaran bermain di NIAC Mitra. Namun, karena ia merupakan seorang karyawan di Pertamina, sehingga lebih fokus terhadap pekerjaan.
Hadi Ismanto dan keluarganya sempat tinggal di Jakarta dan membagi waktu dengan karier di sepak bola. Seringkali setelah pulang kerja ikut latihan pukul 16.00 sore di kawasan Simprug. Hadi Ismanto juga masih ikut tampil di SEA Games Singapura 1983.
"Setelah itu pensiun main bola dan fokus kerja di Pertamina yang kantornya di Merdeka Timur. Sempat mendapat pendidikan akademi minyak dan gas di Cepu, sekaligus berhenti total untuk sepak bola, demi jenjang karier saya di Pertamina," ungkapnya.
"Untuk jabatan di Pertamina pernah memimpin depot di Maumere Flores (1995-1999), kepala depot Kotabaru (1999-2002), kepala depot di Pontianak (2002-2006), dan pernah di Perak Surabaya. Hingga akhirnya saya pensiun di Pertamina tahun 2013," jelas Hadi Ismanto menutup obrolan.