Kisah Perjuangan Eko Yuli Irawan Sebelum Sukses Persembahkan Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020 untuk Kado Kemerdekaan Indonesia

oleh Hendry Wibowo diperbarui 17 Agu 2021, 12:15 WIB
Eko Yuli Irawan. (Foto/AP/Luca Bruno)

Bola.com, Jakarta - Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan memang gagal merealisasikan target meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 beberapa waktu lalu.

Namun torehan medali perak yang diukir lifter 32 tahun ini tetap patut diacungi jempol. Eko Yuli Irawan merupakan satu-satunya atlet di Indonesia yang empat kali tampil di Olimpiade dan selalu pulang membawa medali sejak partisipasi pertamanya di Beijing 2008.

Advertisement

Tak cuma itu, Eko Yuli Irawan menjadi lifter kedua di dunia yang merebut empat medali Olimpiade. Sebelum Eko Yuli, ada legenda angkat besi Yunani Pyrros Dimas yang mengukir sejarah sejak penampilannya di Olimpiade 1992 Barcelona.

Bedanya, Dimas turun di kelas menegah dan mengoleksi tiga emas serta satu perunggu, sementara Eko dari kelas paling ringan putra dengan raihan dua perak (Olimpiade 2020 Tokyo dan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro) serta dua perunggu (Olimpiade 2008 Beijing dan Olimpiade 2012 London).

Perlu juga dicatat prestasi Eko Yuli ini melampaui prestasi lifter angkat besi putri asal Papua, Lisa Rumbewas. Putri mantan binaragawan nasional Levi Rumbewas ini telah meraih tiga medali pada penampilan di Olimpiade (perak di Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade 2004 Athena serta perunggu di Olimpiade 2008 Beijing). 

"Olimpiade adalah tujuan akhir seorang atlet, begitu juga saya. Sejak awal saya berkeinginan mendapat medali emas, bukan untuk saya pribadi, tetapi juga untuk negara karena Olimpiade selalu bertepatan dengan hari kemerdekaan," kata Eko Yuli.

"Namun, rezeki saya masih perak. Ini persembahan yang bisa saya berikan untuk negara di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Penuh Liku Sebelum Mentas di Olimpiade Tokyo 2020

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan meraih medali perak di Olimpiade Tokyo cabor angkat besi. (AFP/Vincenzo PINTO).

Bagaimana pun prestasi Eko Yuli Irawan tetap patut diacungi jempol. Sebelum pretasi tersebut diukir Eko Yuli di Tokyo, bapak dua anak ini sempat dilanda kecemasan luar biasa. Lima bulan lalu, keinginan Eko Yuli untuk ditangani pelatih Lukman sempat terganjal.

Namun, semua persoalan itu bisa teratasi berkat kepiawaian Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari dalam melakukan pendekatan terhadap Ketua Umum PB PABSI Rosan P Roeslani yang juga menjabat sebagai Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2020 Tokyo. 

"Saya berharap ada solusi karena keinginan saya untuk dilatih Coach Lukman sangat kuat. Ia telah melatih saya sejak Beijing hingga London. Ternyata semua bisa diatasi NOC Indonesia tanpa ada ganjalan lagi. Faktanya, saya dengan Coach Lukman bisa bekerja sama dengan Coach Dirdja Wiharja selaku kepala pelatih saat tampil di Olimpiade," kata Eko Yuli.

“Saya benar-benar merasakan peran NOC Indonesia dalam membantu mendatangkan Coach Lukman yang sedang dikontrak Federasi Angkat Besi Thailand ke Indonesia. Bahkan, NOC Indonesia juga mencarikan sponsor untuk kebutuhan pelatnas mandiri saya," tambahnya.

Eko Yuli menuturkan terlepas dari segala hal yang terjadi dalam persiapannya menuju Olimpiade, ia tetap bersyukur mendapat kepercayaan tampil di multievent empat tahunan paling prestisius di dunia. Ia mengaku masih penasaran untuk meraih medali emas Olimpiade, tetapi ia tak mau jemawa bahwa dirinya bisa mewujudkan ambisi tersebut di Paris 2024.