Ball Possession Bukan Tren Tahun 2021? Begini Pendapat Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 18 Agu 2021, 12:15 WIB
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal, memberikan instruksi saat latihan jelang laga final Piala AFF 2016 melawan Thailand di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Minggu (11/12/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Mantan asisten pelatih Alfred Riedl di Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukkan padanya. Satu di antaranya adalah soal tren taktik sepak bola pada 2021 ini.

Wolfgang Pikal dikenal sebagai asisten pelatih yang loyal bersama Alfred Riedl dalam tiga periode menjadi pelatih Timnas Indonesia. Menariknya, ia datang ke Indonesia bukan sebagai pelatih sepak bola, melainkan membuka bisnis tekstil setelah gantung sepatu sebagai pemain sepak bola pada usia 22 tahun karena cedera.

Advertisement

Dalam situs resmi Piala AFF pada 2010, Pikal yang kala itu sudah menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, mengatakan sempat kembali menekuni kepelatihan dengan menangani sejumlah klub di Bali. Ia kemudian keliling Eropa menimba ilmu kepelatihan dan akhirnya pada 2008 bertemu dengan Riedl lewat seorang teman.

Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal kemudian menghabiskan waktu untuk mempelajari teknik kepelatihan. Riedl pun menepati janjinya untuk menghubunginya ketika menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 2010.

Berbekal pengetahuan perihal taktik dan strategi di sepak bola, Wolfgang Pikal berpendapat bahwa ball possession bukanlah sesuatu yang fundamental. Menurutnya, penguasaan bola akan jadi vital saat sebuah tim sedang unggul.

"Dalam Bahasa Inggris istilahnya attack is the best defense. Saya pikir itu konsep yang bisa dipakai. Hasilnya sudah dibuktikan lewat Diego Simeone (di Atletico Madrid). Dia punya style sendiri, sukses dengan compact defense, parkir bus, dan menyerang dengan vertical direct (langsung ke jantung pertahanan)," kata Pikal dinukil dari kanal YouTube-nya.

"Ball possession pada 2021 tidak terlalu penting, kecuali mungkin saat sudah unggul misal 2-0, bisa dipakai untuk mengulur waktu."

"Saya pikir sekarang lebih penting menyoal transisi positif dan negatif. Mudah-mudahan pelatih muda Indonesia paham pentingnya pola seperti ini," katanya lagi.

 

Video

2 dari 2 halaman

Akrab dengan Mendiang Alfred Riedl

Alfred Riedl didampingi Wolfgang Pikal saat memimpin latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan, Solo (24/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Sukses bersama Alfred Riedl membawa Timnas Indonesia sampai final Piala AFF 2010, Wolfgang Pikal kemudian seperti menjadi asisten tetap Riedl ketika kembali menangani Tim Garuda, yaitu di Piala AFF 2014 dan 2016.

Pikal memang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki kebanyakan orang Austria, mungkin begitu pikir Riedl. Pikal begitu fasih berbahasa Indonesia karena sudah lama menetap di Bali dan berkeluarga di sini.

Wolfgang Pikal pun menjadi juru bicara Riedl, baik kepada pemain maupun kepada jurnalis yang meliput Timnas Indonesia. Ketika tengah memberikan latihan kepada skuat Garuda, Wolfgang Pikal yang punya kemampuan berbahasa Indonesia dan memiliki ilmu kepelatihan, dengan mudah menyampaikan apa yang menjadi keinginan Riedl kepada Boaz Solossa dkk.

Hasilnya dalam tiga edisi Piala AFF, Wolfgang Pikal turut seta membantu Timnas Indonesia mencapai final Piala AFF 2010 dan 2016.

Sumber: YouTube/Pikal Wolfgang Coach

Berita Terkait