Bola.com, Jakarta - Aji Santoso dan Iwan Setiawan berkisah tentang cara untuk tidak termakan oleh zaman seiring berjalannya waktu. Keduanya telah memulai karier sebagai pelatih sejak medio 2000-an dan masih terpakai di BRI Liga 1 musim ini.
Selain bertahan dengan perubahan era, Aji Santoso dan Iwan Setiawan juga menceritakan cara keduanya dalam memoles pemain muda, namun disesuaikan dengan gaya kepelatihan sekarang.
"Era sekarang ini, beda jauh di zaman saya ketika masih bermain. Dulu, tak ada media sosial. Juga tak ada gim di handphone. Saat ini, sangat menantang sekali," kata Aji Santoso ketika menjadi bintang tamu di Half Time Show Bola.com.
"Artinya, kalau pemain tidak bisa mengendalikan situasi ini, pemain yang hebat pun rusak dan tidak akan muncul," imbuh arsitek kelahiran Malang, Jawa Timur tersebut.
Aji Santoso akan menjalani musim ketiganya sebagai nakhoda Persebaya Surabaya. Di tim kebanggaan Bonek itu, pelatih berusia 51 tahun tersebut mencoba untuk selalu menanamkan mindset kepada pemain muda: sepak bola untuk menghidupkan.
"Dalam saya melatih di Persebaya. Setiap kali selesai latihan, selalu saya ingatkan kepada pemain, terutama pemain muda. Eranya sekarang berbeda. Finansial jauh lebih bagus sebelum pandemi COVID-19," tutur Aji Santoso.
"Saya katakan, sepak bola ini jangan dijadikan hobi. Tapi, jadikan kehidupan untuk menghidupi keluarga. Harus dijaga. Bagaimana caranya? Selama mungkin bisa bermain. Untuk bisa begitu, bagaimana caranya? Bermain bagus."
"Untuk bisa begitu lagi, bagaimana caranya? Terus latihan. Untuk bisa seperti itu, bagaimana caranya? Menjaga kondisi. Saya tekankan seperti itu. Sepak bola itu kehidupan," jelas mantan pelatih Arema FC tersebut.
Saksikan Half Time Show Bola.com bersama Aji Santoso dan Iwan Setiawan
Profesi Pesepak Bola Sama Halnya dengan Pegawai Kantoran
Aji Santoso memakai perumpamaan bahwa profesi sebagai pesepak bola tak ubahnya seperti pegawai kantoran. Pekerjaan ini sama-sama membutuhkan skill untuk bertahan maupun meningkatkan nilai tawar.
"Inilah yang banyak tidak dipahami pemain-pemain muda. Mereka masih muda. Ini tugasnya pelatih. Bagaimana pelatih memberikan doktrin seperti itu. Sekarang anak-anak muda di Persebaya, saya sampaikan ke mereka. Ibaratnya anak ini tidak saya suruh lari, dia sudah mengerti. Karena setiap hari saya doktrin," papar Aji Santoso.
"Kebetulan saya mantan pemain, jadi saya membagi pengalaman kepada mereka. Kalau kalian lembut terhadap diri kamu, maka kehidupan akan keras kepada kalian. Tetapi, kalau kalian keras terhadap diri kalian, kehidupan akan lembut untuk kalian. Ini benar-benar diserapi mereka."
"Sekarang di Persebaya, tidak ada satupun yang berani menolak instruksi saya. Saya tidak pernah marah. Alhamdulillah meski Persebaya sekarang dihuni mayoritas pemain muda, namun bermain sangat profesional. Itu yang saya lakukan kepada anak-anak muda untuk menantang kehidupan global yang sudah sangat luar biasa. Jangan sampai permasalahan ini bisa menghancurkan masa depan kalian yang luar biasa," ujar eks caretaker pelatih Timnas Indonesia ini.
Bagaimana dengan Iwan Setiawan?
Iwan Setiawan punya spesialisasi mengorbitkan pemain muda. Dari kejeliannya, muncul nama-nama seperti Oktovianus Maniani, Abduh Lestaluhu, hingga Irfan Jaya.
Mirip-mirip dengan Aji Santoso, Iwan Setiawan punya siasat dalam menangani pemain muda masa kini.
"Hampir sama dengan coach Aji. Saya begitu melihat ada potensi pemain muda, saya biasanya melakukan pendekatan persuasif dan agak spesial untuk pemain muda. Tujuannya cuma satu. Yang merusak mereka itu gaya hidup yang akhirnya menghancurkan masa depan dan mimpi," kata Iwan Setiawan.
"Pendekatan ke pemain muda harus spesial. Tujuannya untuk membawa mereka ke gaya hidup baik. Bagaimana bisa mengatur gaya hidup, pola makan, dan pola tidur. Hal-hal itu yang seharusnya dilakukan oleh orang yang ingin sukses. Pendekatan itu yang selalu saya lakukan untuk pemain muda. Di samping saya setuju dengan coach Aji, memberikan gambaran orang-orang sukses yang berkaitan mereka," jelas pelatih berusia 53 tahun ini.
Saddil Ramdani Jadi Model
Setelah sempat menghilang dari peredaran, Iwan Setiawan comeback ke kancah persepak bolaan nasional. Tokoh yang lekat dengan kontroversi itu ditunjuk menjadi pembesut Persela Lamongan untuk BRI Liga 1.
Di Persela, Iwan Setiawan punya kesempatan untuk kembali mengasah kemampuannya dalam melejitkan pemain muda.
Iwan Setiawan memakai Saddil Ramdani sebagai contoh bagi para pemain muda tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu. Talenta winger berusia 22 tahun tersebut meledak di Persela yang membawanya ke Timnas Indonesia dan berkarier di luar negeri.
"Figur Saddil Ramdani bisa menjadi rujukan bagi saya untuk memberikan contoh kepada pemain muda. Kalian lihat Saddil, dia dibawa oleh coach Aji Santoso menjadi pemain besar sekarang. Kadang-kadang dalam memoles pemain muda, kita perlu memakai contoh-contoh seperti itu. Sebab, itu lebih mudah untuk mereka," tutur mantan pelatih Persija Jakarta itu.