Bola.com, Jakarta - Sebuah studi menunjukkan bahwa COVID-19 varian Delta mampu tumbuh dan hidup pada hidung orang yang telah divaksinasi. Kondisi tersebut membuat orang yang divaksinasi dapat tertular COVID-19 dan menginfeksi orang lain.
Melansir laporan dari Nationalgeographic, Senin (30/8/2021), studi yang dilakukan di rumah sakit di India, Provincetown, Massachusetts, serta Finlandia juga telah menunjukkan bahwa setelah infeksi varian Delta, mungkin ada tingkat virus yang tinggi di hidung orang, baik mereka divaksinasi atau tidak.
Langkah logis berikutnya adalah menentukan apakah orang yang divaksinasi dapat menyebarkan virus menular tersebut atau tidak. Banyak ahli menduga hal itu terjadi, tetapi sampai kini belum terbukti di laboratorium.
"Kami yang pertama menunjukkan, sejauh yang saya ketahui, bahwa varian yang menular dapat dibiakkan dari infeksi orang yang divaksinasi lengkap," kata Kasen Riemersma, ahli virologi di University of Wisconsin, satu di antara penulis penelitian.
"Infeksi varian Delta kerap ditemukan setelah vaksinasi dibandingkan dengan varian non-Delta karena varian ini sangat menular dan menghindari respons imun," kata Ravindra Gupta, ahli mikrobiologi di University of Cambridge.
Laboratorium Gupta adalah satu di antara laboratorium yang pertama mendokumentasikan bahwa petugas kesehatan yang divaksinasi lengkap dapat terinfeksi COVID-19 varian Delta, dan memiliki virus tingkat tinggi di hidung mereka.
Tetap Pakai Masker Meski Telah Divaksinasi
Jika temuan studi Wisconsin bertahan, orang dengan infeksi varian Delta dan tidak menunjukkan gejala COVID-19, tanpa sadar dapat menyebarkan virus.
"Ini temuan yang mengkhawatirkan," timpal Katarina Grande, pengawas kesehatan masyarakat dan Ketua Tim Data COVID-19 dari Madison & Dane County, yang memimpin penelitian.
Yang menjadi perhatian Eric Topol, pendiri dan direktur Institut Terjemahan Penelitian Scripps, adalah individu yang divaksinasi penuh yang terinfeksi varian Delta dapat menularkan virus dan ini dapat terjadi pada tingkat yang lebih tinggi daripada jenis sebelumnya pada hari-hari sebelum gejala, atau dengan tidak adanya gejala.
"Itulah mengapa masker dan langkah-langkah mitigasi penting, bahkan untuk orang yang divaksinasi," kata Topol.