Wawancara Eksklusif Kurniawan Dwi Yulianto: Tidak Kecewa Dilengserkan dari Kursi Pelatih Sabah FC

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 01 Sep 2021, 16:07 WIB
Wawancara Eksklusif - Kurniawan Dwi Yulianto. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Kota Kinabalu - Pelatih asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, diberhentikan sebagai pelatih klub Malaysia, Sabah FC. Arsitek berusia 45 tahun itu harus menanggung risiko akibat performa buruk timnya dalam beberapa partai belakangan.

Sabah FC tidak pernah lagi meraih kemenangan pada delapan pertandingan berturut-turut di Liga Super Malaysia. Sialnya, tim berjulukan The Rhinos itu juga baru saja menelan hattrick kekalahan.

Advertisement

Terbaru, Sabah FC digilas empat gol tanpa balas oleh UiTM pada pekan ke-20 Liga Super Malaysia di Stadion Mini UiTM, Shah Alam, Sabtu (28/8/2021).

"Sabah FC memutuskan untuk mengistirahatkan pelatih Kurniawan Dwi Yulianto efektif per 29 Agustus," tulis Sabah FC dalam akun Instagram, @officialsabahfc.

"Dalam periode ini, asisten pelatih, Burhan Ajui, akan mengambil alih tugasnya untuk sementara dan Jelius Ating ditunjuk sebagai asisten baru," lanjut pengumuman tersebut.

Kurniawan telah melatih Sabah FC sejak tahun lalu. Pada musim pertamanya, pelatih yang semasa bermain karib dipanggil Si Kurus ini menyelamatkan The Rhinos dari jurang degradasi.

Kurniawan membenarkan manajemen Sabah FC melengserkannya dari kursi pelatih. Namun, nakhoda berusia 45 tahun itu masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari pihak klub.

Kurniawan Dwi Yulianto masih belum mengerti maksud dari "mengistirahatkan" dalam keputusan manajemen terhadap nasibnya di Sabah FC. Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 itu enggan berspekulasi terkait kemungkinan dirinya dipecat.

Bola.com berkesempatan untuk mewawancarai Kurniawan secara eksklusif setelah dirinya dicopot dari tampuk kepemimpinan Sabah FC pada Minggu (29/8/2021). Berikut petikannya.

2 dari 3 halaman

Cerita Pencopotan Versi Kurniawan

Kurniawan Dwi Yulianto, pelatih Sabah FA. (Bola.com/Aditya Wany)

Bagaimana ceritanya sehingga Anda bisa diberhentikan oleh Sabah FC?

Kami kalah dari UiTM pada 29 Agustus 2021. Kami tidak pernah menang dalam delapan laga terakhir. Manajemen mengambil keputusan untuk mengistirahatkan. Bahasanya begitu.

Saya bilang tidak masalah jika keputusan manajemen seperti itu. Itu risiko suatu pekerjaan. Saya bertanggung jawab terhadap performa tim.

Namun, manajemen baru menghubungi saya lewat telepon. Saya masih menunggu penyelesaian administrasinya seperti apa dan menanti panggilan dari mereka.

Status Anda sebenarnya hanya diistirahatkan untuk sementara oleh Sabah FC atau diputus kontrak?

Saya belum berani berkomentar. Saya belum bertemu dengan manajemen Sabah FC. Saya bertanya kepada mereka status saya apa setelah diistirahatkan.

Mereka bilang 'Nanti kita bertemu untuk meeting. Untuk sementara, kamu tidak melatih dulu'. Bahasanya begitu, mungkin. Saya tidak mau berandai-andai. Saya masih menunggu keputusan resmi dari manajemen Sabah FC terkait status saya.

Apakah Anda kecewa didepak oleh Sabah FC?

Saya tidak kecewa. Ini tanggung jawab saya. Sebab, saat saya berhenti sebagai pelatih Sabah FC, sampai 29 Agustus 2021, Sabah FC masih berada di posisi ketujuh klasemen sementara.

Kalau barometer keputusan manajemen berdasarkan delapan laga tak pernah menang, saya tidak masalah. Saya terima. Memang faktanya seperti itu.

Apakah Anda merasa tidak layak diberhentikan alias masih pantas melatih Sabah FC?

Kalau meneruskan karier di Sabah FC, rasanya tidak. Sekarang saja saya diistirahatkan. Tidak ada alasan mereka untuk mempertahankan saya.

Buat saya, ini tidak jadi masalah. Ini jadi pelajaran buat karier kepelatihan saya dengan merasakan kondisi seperti ini. Saya akan tetap semangat dan belajar dari kegagalan.

3 dari 3 halaman

Nasib Saddil Ramdani di Sabah FC

Pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Mengapa Sabah FC tidak bisa menang dalam delapan partai terakhir?

Terus terang, di putaran kedua setelah kompetisi istirahat selama dua bulan, kami mengalami masalah dalam hal performa bermain. Kalau saya menganalisis, kami banyak mengontrol permainan.

Namun, kami tidak bisa menyelesaikan peluang dengan baik. Ada kelengahan juga di lini belakang yang membuat tim lawan membobol gawang kami. Manajemen wajar melakukan evaluasi dan saya menerimanya.

Bagaimana dengan nasib Saddil Ramdani jika Anda sudah tidak melatih Sabah FC lagi?

Saya selalu katakan kepada Saddil, dia sebagai pemain profesional harus menghargai kontrak. Saya belum sempat bertemu karena baru pulang dari laga tandang dan belum sempat ngobrol banyak.

Saddil memang agak kecewa. Sebab saat memperpanjang kontraknya dengan Sabah FC, satu di antara faktornya karena keberadaan saya.

Tapi, dalam dunia sepak bola kan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Saya akan bicara dengannya, tapi lebih mengarah ke kariernya.

Apa rencana Anda ke depan setelah ini? Akan bertahan di Malaysia atau mungkin melatih di Indonesia?

Pertama, pastinya saya akan menyelesaikan status dan menuntaskan administrasi saya di Sabah FC. Setelah itu, saya akan istirahat dulu sebentar dan menghabiskan banyak waktu dengan keluarga supaya fresh.

Baru setelah itu, saya ancang-ancang ke depannya. Kalau ada peluang berkarier di luar negeri, saya inginnya tetap di luar negeri. Saya bakal tetap coba dengan passion saya untuk bekerja di dunia sepak bola. Insyaallah. Mohon doanya.

Berita Terkait