Bola.com, Jakarta - Barcelona merampungkan kepindahan Luuk de Jong dari Sevilla di pengujung bursa transfer awal musim 2021/2022. Penyerang berusia 31 tahun itu membuat aroma Belanda makin kental di skuad Blaugrana.
De Jong bergabung dengan Barcelona sebagai pengganti Antoine Griezmann. Barcelona melepas Griezmann ke Atletico Madrid dengan status pinjaman dan keharusan membeli pada harga 40 juta euro musim depan.
De Jong sudah bermain di La Liga sejak musim 2019/2020. Catatan golnya memang tidak cukup bagus bersama Sevilla di La Liga. Namun, dia adalah pemain yang bisa diandalkan untuk bermain di top level menurut versi nakhoda Barca, Ronald Koeman.
Keduanya pernah berkolaborasi di Timnas Belanda. De Jong jadi salah andalan De Oranje di Euro 2020 lalu.
De Jong memainkan 10 laga bersama Der Oranje pada era Koeman melatih.
Koeman sebelumnya juga membawa pemain andalannya kala melatih timnas Belanda, Memphis Depay. Dia bahkan sudah jadi incaran sejak musim lalu. Koeman juga sempat ingin mendatangkan Gini Wijnaldum tapi kalah bersaing dengan PSG.
Sebelum Luuk de Jong dan Memphis Depay, sudah ada Frenkie de Jong yang bergabung dengan Barcelona. Dia datang sebelum era Koeman.
Pada musim panas ini Koeman sempat berencana menggaet gelandang tengah asal Negeri Kincir Angin, Georginio Wijnaldum. Sayang negosiasi gagal karena faktor tawaran gaji kerendahan dari Barcelona. Sang mantan pemain Liverpool itu akhirnya merapat ke PSG.
Nostalgia Era Cruyff
Apa yang dilakukan Ronald Koeman sejatinya pernah dilakukan Luis van Gaal di awal tahun 2000-an.
Van Gaal yang sukses mempersembahkan gelar Liga Champions buat Ajax Amsterdam memboyong setengah skuatnya ke Barcelona. Frank dan Ronald de Boer, Patrick Kluivert, Marc Overmars, Edgar Davids.
Belum ditambah Giovanni van Bronckhorst, atau Mark van Bommel jagoan-jagoan Eredivisie pada masa itu yang kian mempertegas aroma De Oranje di Camp Nou.
Belanda negara yang dekat dengan perjalanan sejarah Barcelona. Johan Cruyff membawa Total Football ke Barcelona saat dirinya menjadi pemain dan pelatih.
Cruyff membuat Barcelona dikenal sebagai tim yang memainkan sepak bola indah. Akademi La Masia menjalankan blue print yang digariskan almarhum. Pep Guardiola pelatih paling sukses di Barcelona dua dekade terakhir adalah murid langsung Cruyff.
Butuh Banyak Pemain Belanda
Ia mengadopsi permainan ofensif Total Football ala Belanda dan mengombinasikannya dengan pendek merapat yang indah ditonton dengan melibatkan pemain-pemain jebolan La Masia sebagai motor tim. Istilah Tiki Taka mencuat di era Pep dan hingga kini.
Ronald Koeman, yang pernah jadi anak-buah Cruyff di Barcelona agaknya ingin mengulang kisah sukses mentornya dengan melahirkan kembali elemen Total Football. Ia merasa butuh banyak pemain asal Belanda, mengingat stok pemain-pemain istimewa La Masia kian menipis.
Selepas Andres Iniesta, Xavi, dan tentunya Lionel Messi, La Masia kekurangan bakat.
Namun, yang perlu diingat Ronald Koeman, situasi Barcelona amat berbeda dengan era Cruyff atau Van Gaal. Ia tidak bisa leluasa belanja pemain karena keuangan Barcelona amat bobrok.
Mungkin jika dapat uang seabrek, Meener satu ini bakal dengan enteng mendatangkan pemain-pemain asal Belanda terbaik sesuai keinginannya. Ini jadi pekerjaan rumah besar bagi sang mentor, apalagi di era Van Gaal kehadiran gerbong De Oranje juga tak lantas membuat Barcelona superior di La Liga atau pentas Eropa.
Karier Van Gaal di Camp Nou terhitung singkat. Dia pindah ke Barcelona pada tahun 1997 dan memenangkan dua gelar Liga dan satu Copa del Rey, tetapi kemudian pergi setelah berkonflik dengan manajemen Blaugarana. Akankah Koeman bernasib sama?
Sumber: Berbagai sumber