Bola.com, Jakarta - Manchester United dikabarkan telah mendapatkan pengganti Ed Woodward. Manajemen klub diperikirakan bakal mengumumkannya dalam beberapa pekan ke depan.
Ed Woodward merupakan sosok di balik pengambilalihan Manchester United oleh keluarga Glazer pada 2005. Ia terpilih sebagai CEO pada 2013.
Semasa kepemimpinannya, Woodward lebih sering mendapatkan kritikan tajam. Puncaknya adalah ketika ia dan pimpinan dari 11 tim Eropa lainnya menginisiasi European Super League.
Setelah kekacauan yang dibuatnya, Woodward menyatakan bakal mundur akhir tahun ini. Berdasarkan klaim Sky News, orang yang menggantikan perannya di Manchester United adalah Richard Arnold.
Masih dalam laporan yang sama, Manchester United akan mengumumkan sosok pengganti Ed Woodward dalam beberapa pekan ke depan. Siapakah Richard Arnold? Berikut ini Bola.com mengulasnya:
Lulusan Universitas Bristol
Sky News melaporkan, Arnold tidak akan menjabat sebagai executive vice-chairman seperti Ed Woodward, melainkan bakal memulai 'kariernya' sebagai chief executive saja.
Dengan begini, pemegang sementara jabatan yang kosong akan diangkat dari pejabat teras Manchester United yang sudah ada.
Richard Arnold merupakan lulusan Universitas Bristol dengan gelar BSc. Ia mengambil studi biologi, matematika, ekonomi, dan akuntansi. Ia menghabiskan enam tahun di PwC, di mana ia bekerja dan mendapatkan kenaikan pangkat dari manajer senior sebelum menjadi direktur finansial di GC Europe Ltd.
Jago Mengubah Perusahaan Boncos Mesin Pencetak Uang
Bola.com membuka laman LinkedIn Arnold dan mencatat sejumlah rekam jejak menarik. Ia lima tahun menjabat sebagai managing director di Intervoice Group. Pada profilnya ia menulis, 'saya mengubah perusahaan yang selalu rugi menjadi bisnis yang menguntungkan'.
Arnold sebetulnya bukan orang asing di United. Pada 2007, ia pernah direkrut sebagai Direktur Komersial. Enam tahun berselang, ia diangkat sebagai managing director, tepat saat Woodward menjadi executive vice-chairman.
Melihat CV Arnold, fans Manchester United berhak berharap banyak pada sosoknya, yakni mengurangi defisit utang klub yang kabarnya mencapai triliunan rupiah sejak dibeli oleh keluarga Glazer.