Bola.com, Jakarta - Berkaca pada karier Egy Maulana Vikri yang kesulitan menembus skuad utama Lechia Gdansk, seberapa besarkah kans Witan Sulaeman masuk tim inti klub asal Polandia itu pada musim pertamanya?
Witan Sulaeman resmi bergabung dengan Lechia Gdansk usai memutus kontrak bersama FK Radnik Surdulica. Diperkenalkan pada Rabu (1/9/2021), dua hari setelah Egy diresmikan klub Slovakia, FK Senica, winger berusia 19 tahun itu diikat dengan kontrak berdurasi dua musim.
"Witan Sulaeman telah menandatangani kontrak bersama Lechia Gdansk," tulis Lechia Gdansk dalam akun Instagramnya.
"Bersama Lechia Gdansk, Witan Sulaeman bakal bermain dengan nomor punggung 80. Kontraknya berlaku hingga dua musim ke depan," demikian pengumuman itu.
Witan langsung mengikuti sesi latihan perdana bersama Lechia Gdansk sehari berselang (2/9/2021). Ini menjadi pertemuan pertama Witan dengan pelatih anyar Lechia Gdanks, Tomasz Kaczmarek.
"Ini menjadi latihan pertama dengan pelatih baru. Latihan tadi hanya menjaga kondisi dengan bola dan semuanya berjalan baik," kata Witan Sulaeman dalam akun YouTube resmi klub.
Witan Sulaeman juga menyambut antusias kesempatan bermain di Lechia Gdanks. Witan yakni mampu bersaing mengamankan tempat di tim utama karena punya kemampuan bermain pada tiga posisi.
"Dalam sepak bola saya bisa bermain di sektor sayap kiri dan kanan serta lini serang. Saya bisa melakukannya," ucap Witan Sulaeman.
Dapat Pujian
Pelatih Lechia Gdanks, Tomasz Kaczmarek, takjub dengan performa Witan Sulaeman pada sesi latihan perdana. Ia menilai Witan merupakan pemain muda yang punya potensi besar.
Tomasz Kaczmarek takjub dengan penampilan Witan Sulaeman pada sesi latihan perdana bersama Lechia Gdanks. Pelatih asal Polandia itu menyebut, kehadiran Witan menambah kekuatan Lechia Gdanks karena punya kemampuan bermain di berbagai posisi.
"Witan Sulaeman memberikan kesan yang bagus buat saya dalam latihan pertama. Dia bisa bermain pada sektor kanan dan kiri," kata Tomasz Kaczmarek di akun YouTube resmi klub.
"Dia juga bisa menjadi gelandang serang. Seorang pemain muda, akan tetapi mempunyai potensi hebat," tegas Tomasz Kaczmarek.
Tomas Kaczmarek datang ke Lechia Gdansk sebagai pelatih anyar. Pada laga uji coba menghadapi Jeziorak Ilawan, ia pun memainkan seluruh pemainnya, termasuk Witan Sulaeman.
Lechia Gdansk berhasil menyudahi perlawanan tim kasta keempat Liga Polandia itu dengan skor 3-0. Witan bermain pada babak kedua, saat timnya unggul 2-0.
"Ini modal bagus (sebelum bertandang ke Krakow) karena kami tidak kebobolan meski lawan kami secara ranking jauh di bawah. Yang terpenting buat saya adalah kesempatan untuk melihat permainan seluruh pemain yang saya miliki. Ada hal-hal positif yang saya dapatkan," kata Kaczmarek dinukil dari sportowefakty.wp.pl.
Ragam Formasi
Pada duel uji coba tersebut, Kaczmarek menerapkan formasi 3-4-3. Ini cukup menarik karena dari enam pertandingan resmi di Liga Polandia atau Ekstraklasa, mereka kerap bergonta-ganti formasi.
Pelatih sebelumnya, yakni Piotr Stokowiec nyaris tak pernah memiliki formula terbaik. Ia biasa menggunakan formasi 4-1-4-1, 4-2-3-1, dan 4-5-1.
"Itu karena kami harus mengutak-atik tim ini. Saya baru sekali bertemu dengan para pemain dan saya tak mau terburu-buru menentukan komposisi terbaik," jelas Kaczmarek, pelatih yang baru diresmikan pada Rabu (1/9/2021) waktu setempat.
"Ada beberapa pemain yang cocok dengan skema tersebut. Mateusz Zukowski contohnya. Memang benar bahwa tiga bek masih beradaptasi. Apakah kami akan terus menggunakan pola ini? Tentu tidak. Yang jelas saya masih menggodok komposisi terbaik," jelasnya lagi.
Kembali ke Witan, pemain yang telah mengecap empat caps bersama Timnas Indonesia ini terbiasa bermain sebagai winger, baik di kiri maupun kanan, meski dalam kesempatan wawancara, ia mengaku sanggup bermain di sejumlah di posisi di lini serang.
Namun jika Kaczmarek memutuskan untuk lebih sering menggunakan formasi 3-4-3 atau 3-4-2-1, Witan mesti bersaing dengan banyak pemain Lechia Gdansk.
Peran sayap pada formasi empat gelandang mengharuskan seorang pemain terampil saat bertahan. Dua contoh yang tepat yakni Reece James dan Marcos Alonso, yang selain dituntut membantu serangan, juga harus sigap menggalang pertahanan.
Akan beda jika Witan ditempatkan di depan, di mana Kaczmarek bisa leluasa menempatkannya sebagai gelandang serang atau winger. Lantas, seberapa besar peluangnya?
Para pesaing Witan
Lechia memiliki dua winger yang kerap menjadi pemain inti, yakni Joseph Ceesay dan Ilkay Durmus. Sementara posisi Lukasz Zwolinski sebagai penyerang sentral Lechia praktis sangat sulit tergantikan oleh Witan yang cenderung bermain melebar.
Pada pertandingan kedua Lechia Gdansk menghadapi Wisla Plock yang berakhir dengan kemenangan 1-0, Pelatih Piotr Stokowiec menurunkan Ceesay, Durmus, dan playmaker Jakub Kaluzinski, gelandang muda berusia 18 tahun dengan formasi 4-2-3-1.
Andai Kaczmarek mantap menggunakan pola ini, kans Witan cukup besar mengingat Lechia tak memiliki banyak gelandang serang. Apalagi Kaluzinski juga pemain muda, yang artinya rotasi di area ini sangat mungkin terjadi.
Tapi Lechia masih memiliki Maciej Gajos, gelandang senior yang juga akan jadi pesaing utama Witan. Ia adalah pemain serbabisa yang sanggup memerankan peran winger dan gelandang sentral.
Kemudian ada Tomasz Makowski, gelandang berusia 22 tahun yang selalu tampil 90 menit pada enam pertandingan Liga Polandia. Ia juga bisa memerankan banyak peran di lini tengah.
Pemain inti terakhir adalah Jaroslaw Kubicki. Ia hampir selalu bermain full, kecuali saat Lechia Gdansk kalah di tangan Lech Poznan, di mana pemain berusia 26 tahun menghabiskan waktu di atas lapangan selama 84 menit.
Kesimpulannya adalah, Witan Sulaeman bakal sulit bersaing dengan para pemain Lechia Gdansk. Namun demikian, mengingat pelatih baru Kaczmarek masih menggodok kemungkinan terbaik, kans buat jebolan Diklat Ragunan itu untuk mendapatkan menit bermain cukup terbuka lebar asal sanggup memukau pada sesi latihan.