Bola.com, Jakarta - Timnas Maroko mengalami situasi mencekam ketika bertandang ke Guinea untuk menjalani laga Grup I kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Afrika. Tim berjulukan The Atlas Lions itu terjebak dalam situasi kudeta bersenjata di Guinea.
Maroko dijadwalkan menjalani laga kontra Guinea di General Lansana Conte Stadium, Conakry, Senin (6/9/2021) dini hari WIB. Timnas Maroko bertekad untuk menang dalam duel tersebut, setelah pada laga pertama sukses membungkam Sudan dengan skor 2-0.
Akan tetapi, pertandingan urung digelar. Pasalnya, militer Guinea melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Suara tembakan pun terdengar di Ibu Kota Guinea, Conakry.
Baku tembak terjadi antara pasukan khusus dengan pasukan pengawal presiden. Setelah baku tembak yang terjadi selama satu jam mereda, Presiden Guinea, Alpha Conde, ditahan oleh militer yang melakukan kudeta.
Pelatih Timnas Maroko, Vahid Halilhodzic, menyebut rentetan suara tembakan terdengar di luar hotel tempat anak asuhnya menginap. Situasi mencekam tersebut membuat Halilhodzic khawatir akan keselamatan dirinya dan seluruh anggota Timnas Maroko.
Komentar Vahid Halilhodzic
"Kami berada di hotel dan mendengar suara tembakan sepanjang hari. Kami sedang menunggu izin untuk melakukan perjalanan ke bandara, tetapi untuk saat ini kami terdampar," ujar Halilhodzic.
"Sebuah pesawat sedang menunggu kami, tetapi kami tidak diizinkan untuk pergi," lanjutnya.
"Dibutuhkan waktu 45-60 menit untuk mencapai bandara dari sini, dan ketika Anda dapat mendengar suara tembakan di luar, keamanan tidak dijamin 100 persen," tambah pelatih berusia 69 tahun tersebut.
Berhasil Tinggalkan Guinea
Setelah menanti cukup lama, seluruh anggota Timnas Maroko berhasil menuju bandara. Mereka pun langsung dievakuasi dengan pesawat tujuan ke Maroko.
Namun, selama perjalanan ke bandara, Timnas Maroko sempat melewati kerumunan orang yang memadati jalan. Beberapa orang sempat memukul bus yang membawa pemain Maroko.
"Dapatkah Anda membayangkan situasi mengerikan tim nasional dalam perjalanan mereka dari hotel ke bandara selama kudeta militer?" tulis jurnalis Maroko, Jalal Bounouar di akun Twitter pribadinya.